#56

2.7K 385 25
                                    

Sekitar pukul 7.15 ara sudah siap dengan pakaian yang tidak terlalu formal. Hari ini ia akan merayakan kelulusannya disekolah. Kemeja putih dengan dua kancing yang sengaja ia buka dibalut oleh  rompi abu-abu dan celana senada, tak lupa kalung silver, sepatu sneakers dan rambut yang ia ikat rapih.

Ara terus bercermin merapihkan bajunya dan berpose layaknya orang yang sedang di foto.

Tok tok!

Shani masuk dan menghampiri ara.

"Udah siap sayang?" tanya shani.

"Udah ma, eh iya gimana penampilan ara?" tanya ara balik.

"Ga pernah gagal, kamu selalu keren." ucap shani.

Ara sontak memeluk tubuh ramping ibunya itu.

"Selamat ya sayang, akhirnya anak manja mama hari ini graduation." ucap shani.

"Huum, makasih ma. Makasih udah selalu ada buat ara." bisik ara.

"Iya sayang." ara melepaskan pelukannya.

Shani melirik beberapa totebag dan buket bunga yang ada di kasur milik ara.

"Buat chika?" ara mengangguk.

"Bagus ga ma?" shani mengangguk sembari tersenyum.

"Kita sarapan dulu yuk abis itu langsung berangkat." ucap shani.

Ara pun membawa bunga dan totebag sebagian dibawa oleh shani.

Keduanya turun menuju ruang makan, disana sudah ada gracio yang menunggu sambil memainkan ponselnya.

"Pagi pa." sapa ara, gracio mendongak.

"Pagi juga ara." ucap gracio tersenyum.

Ketiganya sarapan dengan sesekali diselimuti obrolan dan candaan.

"Ara, kamu udah ngasih tau chika soal ke italia?" tanya gracio.

"Belum pa, rencana malam ini ara ngasih tau." ucap ara.

"Kamu siap untuk acara nanti malam?" tanya gracio.

"Ara siap pa." ucap ara.

Gracio melirik beberapa totebag yang ada di kursi dan dilantai juga bunga yang ada di meja makan.

"Untuk chika semua?" tanya gracio, ara mengangguk.

"Sesayang apa kamu sama chika?" ara tersenyum tipis.

"Sayang banget, bahkan ga bisa ara rangkai pake kata-kata. Tapi bukannya kalo sayang udah pasti ga akan menyakiti kan ma pa? ara sadar sikap ara waktu itu keterlaluan banget sama chika."

"Ara pengecut, ara bilang kalo ara sayang sama chika tapi ara malah menyakiti chika."

"Khilaf itu tidak ada yang tau waktunya ara, belajarlah dari kesalahan kamu agar kamu jadi lebih baik lagi." ucap gracio.

"Iya pa, ara minta maaf karena udah bikin mama papa kecewa lagi." gracio tersenyum tipis.

"Bisa balikin kepercayaan kami dan kebanggaan kami pada kamu zahra?" tanya gracio, ara mengangguk.

"Bisa pa."

"Jadilah juara umum hari ini, maka papa akan bangga sama kamu." ucap gracio kemudian berlalu pergi meninggalkan ruang makan.

Shani menatap ara dan meyakinkan anaknya.

"Kamu bisa sayang, semangat ya." ara mengangguk.

Keluarga harlan bergegas menuju sekolah ara setelah selesai sarapan.

Sementara keluarga pucho, mereka masih bersarapan pagi.

"Kamu ngasih apa ke ara sayang?" tanya aya.

"Emm ngasih hoodie sama sepatu doang mi, tapi chika takut ara ga suka." ucap chika lesu.

To the moon [chikara]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang