Sepulang sekolah, ara langsung bergegas menuju makam misel. Ia juga sudah pamit pada teman-temannya yang lain.
Makam misel dengan sekolahnya cukup jauh tapi menurutnya cukup dekat karena ara menjalankan motornya lumayan kencang.
Ia mampir dulu membeli bunga tulip kesukaan misel, dulu misel sempat berpesan padanya kalau ia sedang jauh dari ara, ara cukup memberinya tulip saja itu sudah mengobati kerinduannya.
Kini ara sedang berdiri menatap makam bersih milik misel, mantan kekasihnya.
"Halo sayang, aku bawa bunga buat kamu." ucapnya kemudian menyimpan bunga itu.
Ara duduk dipinggiran makam misel dan mengeluarkan dua kotak susu.
"Eh aku tadi ketemu mami sama indira disekolah, katanya indira bakal satu sekolah sama aku."
"Btw mami makin cantik aja dilihat-lihat." kekeh ara.
Dulu ia sering sekali menggoda maminya misel, katanya maminya itu lebih cantik dari misel.
"Aku kangen banget sama kamu, kamu disana bahagia kan? udah ketemu kakek nih pasti." ucapnya.
Ara melirik jam tangannya.
"Yahh aku ga bisa lama-lama disini, aku harus pulang cel soalnya aku ada janji sama teman-teman."
"Aku janji nanti aku bakal balik lagi kesini, aku pulang ya sayang." pamit ara.
Ia membungkukkan badannya untuk mencium batu nisan bertuliskan nama kekasihnya.
Ara tersenyum tipis, andai saja saat ini yang ia temui dan yang ia cium bukan hanya nama tetapi wujud kekasihnya.
"Aku pulang by, love you until i die." lirihnya.
.
.
.
.
.
.
.
.
.Kini ara sudah berada di cafe milik flora bersama teman-temannya yang lain juga.
"Eh katanya sekolah kita bakal kedatangan murid baru lagi." ucap adel.
"Iya tapi kelas 11 ga sih?" tanya olla, adel mengangguk.
"Kesayangan gua." ucap ara tiba-tiba, membuat olla, adel dan flora saling tatap.
"Kesayangan?" ara mengangguk.
"Yang ketemu lo di lorong deket kantin itu?" ara kembali mengangguk.
"Ohh itu yang anak baru toh." ucap flora.
Ara kembali mengangguk sambil memainkan ponselnya.
"Ra." panggil adel, ara menoleh sebentar.
"Gua kangen kita yang dulu rame." lanjutnya.
Flora melirik ara sebentar yang kini sudah menyimpan ponselnya.
"Kangen pas masih ada misel lo tuh rame banget, kangen ketawa bareng, kangen maen bareng, kangen semuanya." jelas adel.
Ara menunduk, ia juga merindukan saat itu.
"Misel kuat banget ya ra pengaruhnya buat lo sampe-sampe pas dia ga ada jiwa lo juga ikutan pergi." lanjut adel.
Ara menghembuskan nafas kasar, ucapan adel ada benarnya juga. Ketika misel pergi, ia kehilangan setengah dirinya yang tak tahu harus pulang pada siapa dan dimana.
"Gua juga kangen." lirih ara.
"Gua bisa bantu kalo lo mau buka hati lo lagi ra, jangan stuck di tempat yang mungkin udah usang." ucap flora.
Ara menggeleng. "Gua belum siap flo."
Flora mengusap punggung ara.
"Siap ga siap lo harus coba buat bangkit, inget kan apa kata misel dulu?" ara mengangguk.
KAMU SEDANG MEMBACA
To the moon [chikara]
Фанфик⚠️WARNING⚠️ - GXG AREA!! - no baper, cuma cerita!! - 17+ jangan bawa-bawa cerita ini ke member, ini cuma cerita karangan author. thanks.