Chika sudah selesai mandi, kamar sudah rapih dan makanan sudah datang tapi ara masih sibuk berbicara dengan seseorang melalui telpon.
Chika sampai kesal sendiri karena ia yang sudah sangat lapar harus menunggu ara terlebih dahulu.
"Ck lama banget sih."
"Itu siapa lagi yang nelpon, gatau apa orang mau sarapan."
"Ih kesel banget."
Chika terus menggerutu tak karuan, ia bahkan sudah berubah posisi yang awalnya duduk manis jadi rebahan dan bertukar pesan dengan teman-temannya.
Sekitar 8 menit kemudian, ara sudah selesai dengan urusannya dan ia menghampiri chika yang masih asik dengan ponselnya.
"Ayo makan, kok malah main hp sih." ucap ara.
Chika melirik sebentar pada ara dan menyimpan ponselnya tanpa berkata apapun.
"Selamat makan sayang." ucap ara, chika hanya berdehem.
Ara hanya menggidikkan bahunya saja tanpa ingin membahas hal lain, bahkan ia sendiri tidak curiga mengapa chika hanya berdehem, memang ara tidak peka.
Selama sarapan, chika sangat diuji kesabarannya karena menghadapi ara yang makan sambil membalas pesan dari rekan kerjanya.
"Makan dulu kali ra, balesnya nanti abis makan." ucap chika iseng.
"Iya chik bentar." ucap ara.
Ara menyimpan sendoknya dan fokus dengan ponselnya, terkadang diselingi kekehan kecil sambil membalas pesan di ponselnya.
Chika? kesabaran chika yang setipis tisu dibagi dua kini sudah tidak bisa di toleransi lagi.
"Aku udah beres." ucap chika kemudian berdiri dan menuju kasur lalu menyalakan televisi.
Ia kira ara akan mencegahnya, tapi diluar dugaan ara malah semakin asik dengan ponselnya.
"Dia kerja atau lagi selingkuh sih curiga deh gua." gumam chika.
"Ada-ada aja." gumam ara.
Setelah membalas pesan karyawannya, ara menyimpan ponselnya.
"Loh chik, kamu udah makannya?" tanya ara.
"Ya." jawab chika seadanya.
"Ini masih ada loh, masa ga dihabisin." ucap ara.
"Ga mood." ucap chika.
"Ohh yauda nanti aku buang aja ya." ucap ara.
Tak ada balasan dari chika, ara melanjutkan sarapannya sendiri.
Selesai sarapan ia tak lupa membuang makanan bekas chika, biasanya ia akan memakan makanan chika yang tak habis tapi kali ini ia buang ntah apa alasannya.
"Aku hari ini ada jadwal ketemu klien di cafe." ucap ara.
"Jam berapa?" tanya chika tanpa mengalihkan pandangannya dari tv.
"20 menit lagi, nih mau siap-siap dulu." ucap ara lalu mengambil baju yang akan ia pakai.
Bukan chika tak mau membantu, biasanya ara selalu meminta tolong padanya untuk menyiapkan pakaian, tapi kali ini ara melakukannya sendiri dan chika tidak peduli akan hal itu.
Ara masuk ke kamar mandi untuk mengganti bajunya.
"Ga jelas banget, tiba-tiba ini itu sendiri." gumam chika.
Tak lama ara keluar dari kamar mandi dengan pakaian yang lebih rapih, ia juga memakai parfum yang menurut chika tidak wajar.
"Mau ketemu siapa sih hedon banget diliat-liat." ucap chika.
KAMU SEDANG MEMBACA
To the moon [chikara]
Fanfic⚠️WARNING⚠️ - GXG AREA!! - no baper, cuma cerita!! - 17+ jangan bawa-bawa cerita ini ke member, ini cuma cerita karangan author. thanks.