Tepat hari ini ara akan terbang menuju italia bersama zee. Ia, kedua orang tuanya, zee dan teman-teman yang lain sudah berada di bandara. Hanya satu orang lagi yang belum sampai bandara, chika.
"Chika mau kesini ra?" tanya adel.
"Gatau, dia ga ada hubungin gua dari semalem." jawab ara.
Semalam ara tak pulang ke apartemen begitupun chika, keduanya berada dirumah masing-masing, apalagi ara yang dari kemarin sibuk menyiapkan barang-barang dan perlengkapan yang akan ia bawa.
"Ga ada yang ketinggalan kan sayang?" tanya shani.
"Ga ada ma." jawab ara.
"Nona, biar saya bawa kopernya ke dalam pesawat." ucap bodyguard ara.
"Oh iya makasih ya rey." ucap ara.
Gracio sengaja menyiapkan beberapa bodyguard untuk ara dan zee, begitupun di italia nanti. Oh iya, ara dan zee tidak menggunakan pesawat komersil atau umum, keduanya menggunakan pesawat pribadi milik ara.
"Zee, ga ada yang ketinggalan?" tanya gracio.
"Ga ada pa, semuanya udah aman." jawab zee sambil tersenyum.
"Kalian hati-hati ya disana, ingat zahra kamu harus belajar dengan serius disana dan kalian tetap menyelesaikan masalah perusahaan." ucap gracio, zee dan ara mengangguk mengerti.
"Hati-hati ya zee disana, jangan nakal, hubungin aku terus ya." ucap marsha.
"Pasti ca, kamu tenang aja." ucap zee.
"Kak ara hati-hati disana ya, kalo mau pulang jangan lupa bawa oleh-oleh." ucap raisha, ara terkekeh dan mengacak gemas rambut raisha.
"Iya nanti dibawain kok, btw la nitip raisha ya." ucap ara, olla mengangguk.
"Ga usah lo titipin juga bakal gua jagain sepenuh hati." ucap olla.
"Najis banget alay." ucap adel.
"Tiati ya ra, zee." ucap flora, ara mengangguk.
"Sukses ya buat program kalian disini, gua bakal terus nerima laporan dari adel nantinya." ucap ara.
"Sukses juga kalian disana." ucap freya.
"Btw, chika mana sih kok lama banget." ucap adel.
"Mungkin ga bakal dateng, ada halangan kayanya." ucap ara.
Zee melirik jam tangannya sebentar.
"Ra, bentar lagi kita take-off." ucap zee, ara mengangguk.
Ara mendekati kedua orang tuanya dan memeluk shani terlebih dahulu.
"Sukses ya sayang disana, inget ga boleh nakal lagi." ucap shani sambil mengelus punggung ara.
"Iya ma, kalo ada apa-apa kasih tau ara ya, mama jaga kesehatan disini." shani mengangguk.
Zee memeluk gracio untuk berpamitan.
"Papa titip ara ya, kalian semangat disana dan jangan nakal, bodyguard akan selalu mengawasi kalian." ucap gracio.
"Iya pa, zee titip mama shani juga ya, kalo ada apa-apa hubungin zee dan ara." ucap zee.
Ara melepas pelukannya dan mencium kening shani, kemudian kedua pipi shani.
"Jaga diri baik-baik ya sayang." ara mengangguk, setelah itu ia beralih memeluk gracio bergantian dengan zee.
"Ingat kata papa ya zahra." ara mengangguk dalam pelukan gracio.
"Hubungin ara kalo ada apa-apa ya pa." gracio berdehem.
"Hati-hati ya sayang di italia, kalian harus saling menjaga." ucap shani.
"Iya ma, makasih ya udah menyayangi zee." shani mencium pundak zee.
Setelah itu keduanya berpelukan dengan teman-temannya.
"Hiks... sedih banget gua ditinggal bank pusat." ucap olla.
"Ih tolol, malu-maluin aja lo." bisik flora.
"Hahaha udah ah jelek lo pada sok sok an sedih." ucap ara.
"Zee, kita masuk yuk." zee mengangguk.
Ara dan zee mulai berjalan menjauhi teman-teman dan orang tuanya.
"Hati-hati zee, ra." gumam flora.
Adel menghela nafasnya.
"We will miss you guys." gumam adel.
"ARA!!" teriak chika dari arah departure.
Ara dan zee menoleh ke sumber suara begitupun yang lain.
Chika berlari menghampiri ara dengan membawa buket dan totebag.
Bruk!
Chika memeluk erat tubuh ara.
"Chika." gumam ara.
Ara cs tersenyum tipis melihat keduanya. Mereka kira chika tak akan datang mengantarkan ara yang sebentar lagi take-off.
"Sayang." ucap chika sambil melepas pelukannya.
"Hati-hati ya disana, jangan nakal dan selalu hubungin aku oke." ara mengangguk.
Chika memberikan buket dan totebag yang ia bawa untuk ara.
"Dari aku, hadiah graduation hehe." ucap chika sambil tersenyum.
"Makasih sayang, tunggu aku pulang ya, kamu jangan nakal." chika mengangguk.
Ara menciumi wajah cantik chika, mulai dari kening, pipi, hidung, dan terakhir bibir chika hal itu sontak membuat yang lainnya pura-pura tidak melihat.
"Terimakasih perpisahan dua malam kebelakang yang menyenangkan." bisik ara membuat pipi chika merah merona.
Zee yang berada disebelahnya hanya memutar bola matanya malas.
"Aku pamit ya sayang." chika mengangguk.
"Hati-hati."
Setelah berpamitan dengan chika, ara dan zee langsung masuk kedalam pesawat.
Chika dihampiri oleh teman-teman dan orang tua ara.
"Mama." chika memeluk tubuh shani.
"Nanti kalo ara udah nyampe pasti langsung hubungin kita kok sayang." ucap shani menenangkan chika yang kini terisak.
Mungkin ia masih bisa menahan tangisnya ketika ara berpamitan, tapi ia tak bisa menahan rindunya selama empat tahun pendidikan ara.
"Ssttt, chika yang sabar ya." ucap gracio.
"Kita makan dulu yuk, mampir ke resto gua kebetulan ada menu baru." ucap flora.
"Gratis ga flo?" tanya olla.
"Gratis buat hari ini doang karena chika nangis, besok-besok lo pada bayar ye." gurau flora.
Setelah melihat pesawat ara yang take-off, mereka pun memutuskan untuk makan siang di resto milik flora.
Selama perjalanan hanya ada candaan garing dari adel dan olla, merasa banyak kurang diantara mereka.
"Kangen ara deh." ucap chika.
"Sama chik, tapi nanti kan ara pasti bakal hubungin kita-kita." ucap adel.
"Lo tenang aja, ara ga akan ingkar janji kok." ucap flora.
Sedangkan ara dan zee sedang menikmati hidangan pesawat yang selalu mereka rindukan.
"Ini nih kesukaan gua banget pecel lele." ucap ara.
"Idih anying, lo jauh-jauh mau terbang ke italia tetep aja di pesawat makan pecel lele." ucap zee.
"Biarin lah penting kan halal."
"Chef, give me ice coffee." ucap ara.
"As you wish." ucap sang chef.
Ara dan zee akan menempuh perjalanan sekitar 13 jam untuk menuju roma, landing pesawat mereka nantinya.
***
TBC~~~
KAMU SEDANG MEMBACA
To the moon [chikara]
Fanfic⚠️WARNING⚠️ - GXG AREA!! - no baper, cuma cerita!! - 17+ jangan bawa-bawa cerita ini ke member, ini cuma cerita karangan author. thanks.