Hari ini ara dan raisha berangkat bersama ke sekolah, seperti janji ara semalam ia akan menjemput raisha.
Ia sengaja memakai motor agar tidak telat tentunya agar lebih dekat juga dengan raisha.
Keduanya masih diam di parkiran menunggu teman-temannya yang lain sambil sesekali bercerita.
"Semalem mami nanyain tau kak, katanya kenapa pacarnya ga mampir dulu gituu." ucap raisha, ara sedikit terkekeh melihat ekspresi menggemaskan raisha.
"Terus kamu bilang apa ke mami?"
"Aku bilang aja kalo kak ara buru-buru karena ada kerjaan."
"Ih boong nih kamu, padahal aku buru-buru karena takut kebablasan." raisha memukul pundak ara pelan sedangkan yang dipukul tertawa renyah.
"Ya masa aku bilang gitu sih sama mami."
"Ututuuu lucu banget sii cantiknya akuu." ara mengacak gemas rambut panjang raisha.
"Ih berantakan araa."
"Heh udah berani manggil nama ya kamu."
Raisha menanggapi hal itu dengan cengengesan.
"Becanda sayang." ucapnya langsung memeluk ara erat.
Disaat yang bersamaan terlihat chika yang baru datang diantarkan oleh supir pribadinya.
Tentu saja ara dan raisha melihat chika yang baru turun dari mobil dengan mata sembab.
Chika berjalan melewati ara dan raisha yang sedang berpelukan mesra, ada rasa tak suka di hati kecilnya melihat keduanya bermesraan.
"Harusnya gua ga sih yang ada di posisi raisha?" gumamnya, ia membuang nafasnya kasar.
"Pilih vivi tapi yang dipilih malah jadiin gua bahan taruhan."
Chika berjalan lemas menuju kelasnya, semalaman ia menangis karena apa yang dikatakan oleh ara benar.
Vivi, gadis tomboy yang ia bela saat di tonjok oleh ara ternyata hanya menjadikannya bahan taruhan dengan teman-teman tongkrongannya. Ia sangat menyesal karena tak mendengarkan perkataan ara saat itu, ia juga menyesal telah memberikan hak nya pada vivi.
"Chik." panggil ashel dari belakang chika.
Chika menoleh dan menunggu ashel menghampirinya.
"Baru dateng?" chika mengangguk.
"Kenapa lo lemes banget dilihat-lihat." chika menggeleng.
"Yee bocah ditanya malah geleng ngangguk aja kaya mainan kucing di toko china." chika tersenyum tipis.
Ia merasa dunianya sedikit abu-abu tak ada hal yang menarik.
"Gua tadi liat ara sama raisha di parkiran." ucap ashel.
"Gua juga liat barusan."
"Liat mereka ciuman?"
Langkahnya seketika berhenti, tatapannya lurus.
"Ciuman?" ashel mengangguk.
"Lo liat chik?"
"Ara ciuman?"
Ashel dibuat bingung dengan chika yang tiba-tiba diam.
Dari arah belakang terdengar suara raisha dan ara yang tertawa bersama. Chika dapat mendengar suara tawa yang pernah ara berikan untuknya.
"Chik lo gapapa?"
Matanya berkaca-kaca mendengar suara ara dan raisha, ntahlah ia merasa sangat sesak sekali.
KAMU SEDANG MEMBACA
To the moon [chikara]
Фанфик⚠️WARNING⚠️ - GXG AREA!! - no baper, cuma cerita!! - 17+ jangan bawa-bawa cerita ini ke member, ini cuma cerita karangan author. thanks.