Sekitar pukul 5 sore, ara dan chika sudah berada di mansion lagi. Keduanya kotor akibat terlalu banyak bermain pasir pantai dan ara juga lupa tidak membawa pakaian ganti.
"Kamu dulu deh ra yang bersih-bersih." ucap chika.
"Lo duluan aja." ucap ara.
Ara hanya duduk sambil memainkan ponselnya, padahal bajunya kotor dan basah.
"Kamu duluan, liat tuh baju kamu basah banget terus juga banyak pasirnya." ucap chika.
Ara pun menyimpan ponselnya dan memperhatikan bajunya sendiri, benar juga kata chika. Ia melirik chika dan melihat keadaan chika yang tidak jauh berbeda dengannya.
"Lo juga sama basah terus kotor." chika memutar bola matanya.
"Ck, kamu lebih parah tuh liat."
"Yauda sih biasa aja ga usah ngegas." protes ara.
Ara tersenyum smirk sambil menatap chika yang sedang membersihkan rambutnya dari pasir.
"Chik." panggil ara.
"Apa?" tanya chika tanpa mengalihkan pandangannya pada ara.
"Gimana kalo kita mandi bareng aja?" tawar ara.
Chika langsung menatap wajah mesum ara dengan matanya yang melotot.
"Bilang apa barusan? mandi bareng? sama kamu?" ara mengangguk-anggukkan kepalanya sambil tersenyum tengil.
"Ogah, mending mandi sendiri di kamar tamu." tolak chika.
Saat chika akan melangkah, ara langsung menahan tangan chika cukup erat.
"Ga boleh nolak permintaan pacar." bisik ara tepat ditelinga chika.
"Ih lepas ga!" sarkas chika.
Ara menggeleng dan menarik tubuh chika agar lebih dekat dengannya.
"Mandi bareng atau lo pulang sendiri ke jakarta?" ancam ara.
"Lepasin atau aku teriak?" ancam balik chika.
Ara langsung melepaskan tangannya karena ia lebih takut chika teriak dan semua bodyguardnya menghampiri mereka.
"Anak pinter, dah sana mandi." ucap chika sambil berlalu pergi meninggalkan ara.
"ANJINGG!!!" teriak ara ketika chika sudah keluar dari kamar ara.
Sedangkan diluar, chika terkekeh pelan.
"Pasti udah mau banget." gumam chika.
"Bodo ah, biar aja dia main solo." chika berjalan menuju kamar tamu sambil tertawa terbahak-bahak.
Ara sudah selesai dengan bersih-bersih nya dan sekarang ia sedang membaca dokumen-dokumen yang dikirim oleh papanya.
"Anjir kok bisa menurun gini ya." gumamnya.
"Anxkajwidhajak." gumam ara tak jelas.
Tanpa ia sadari ada seseorang yang berdiri diambang pintu balkon dengan kimono yang masih melilit tubuhnya.
"Ara." panggil chika, ara hanya berdehem dan masih fokus dengan ponselnya.
"Lagi apa?" tanya chika.
"Liat kerjaan." jawab ara seadanya.
Chika berjalan mendekati ara dan sedikit mengintip ponsel ara, benar saja kekasihnya itu sedang membaca sesuatu di ponselnya.
Saat sedang fokus dengan dokumennya, ara mencium wangi sabun alhasil ia mengalihkan pandangannya pada chika yang menatapnya.

KAMU SEDANG MEMBACA
To the moon [chikara]
Fanfiction⚠️WARNING⚠️ - GXG AREA!! - no baper, cuma cerita!! - 17+ jangan bawa-bawa cerita ini ke member, ini cuma cerita karangan author. thanks.