#51

3.4K 376 17
                                        

Setelah kejadian beberapa tahun lalu, ara sempat dikirim ke salah satu pesantren di garut oleh gracio, ara sempat menolak dengan alasan tak mau jauh dari shani. Tapi gracio tetaplah gracio yang berpegang teguh pada pendiriannya.

Beberapa jam lalu ara pergi dari rumah gracio untuk menemui indy, sekarang keduanya sedang berada di tempat yang dahulu menjadi saksi bisu percintaan mereka.

"Kamu beneran mau nikah ndy?" tanya ara sendu.

Indy mengusap pelan kepala ara yang ada didekapannya.

"Iya sayang, maaf ya kalo dadakan ngasih taunya." ucap indy.

"Tapi tawaran aku buat yang terakhir masuh berlaku kan?" tanya indy, ara mendongakkan kepalanya.

"Apa itu?" tanya ara.

"Play the game." jawab indy dengan tersenyum.

"Tentu, aku ga mau nyia-nyiain kesempatan terakhir ini." bisik ara.

Indy mengangguk dan memberikan satu botol minuman alkohol berkadar tinggi pada ara, ia ingin menikmati malam ini hanya dengan ara.

"Tapi kamu jam dua belas pulang ke rumah papa kan?" ara mengangguk.

"Soal itu gampang, i just want you." ucap ara kemudian menggigit pelan telinga indy.

Ara meneguk habis minuman beralkohol itu, bahkan sampai ia bersendawa berkali-kali.

"Ara." panggil indy.

Ara menatap lapar pada indy dengan mata yang sudah sayu, wajah keduanya berdekatan bahkan deru nafas sudah terdengar oleh masing-masing telinga, tangan indy mengelus lembut rahang tegas ara.

Cup!

Ara mencium bibir tebal wanita yang kinu berada dipangkuannya. Ia melumat dan memaksa lidahnya untuk menari dengan lidah indy.

Tangannya dengan santai meremas payudara indy yang masih terhalang benda lain.

"Sshhh.." desah indy.

Ara melepaskan ciumannya dan menarik kaos yang indy pakai.

"Ah shit, you look very sexy babe." bisik ara ketika melihat tubuh sexy indy.

Hanya tersisa bra hitam milik indy, dimata ara wanita dengan bra hitam sangat sexy termasuk indy dan chika.

Tak ingin mengulur waktu lebih lama lagi, tangan ara membuka pengait bra indy dan melemparkannya asal. Kepalanya langsung ia tenggelamkan di kedu payudara indy yang tampaknya sangat pas ditangan ara.

Bibirnya bermain nakal di dada indy sampai ia mendongak keenakan.

"Engghhh araaaa..." desahnya kuat sambil menekan kepala ara.

Bibir ara tak henti-hentinya memberikan banyak kissmark di dada indy.

















"ARA!" teriak chika diiringi dengan nafas terengah-engah.

Shani yang berada disebelahnya sampai ikut terbangun.

"Chika, kenapa sayang?" tanya shani dengan suara parau.

"Ma, ara mana?" tanya chika.

"Ara lagi keluar sayang ada urusan katanya." chika menggeleng kuat.

"Chika kenapa? kepikiran ara?" tanya shani.

"Chika mimpi ma." shani menautkan alisnya.

"Mimpi apa sayang?"

"Chika mimpi a-ara lagi itu sama indy." gumam chika.

To the moon [chikara]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang