Ara cs sudah sampai di bandung dengan selamat, mereka ke villa terlebih dahulu untuk menyimpan barang-barang dan bersiap, kebetulan cafe milik ara tidak terlalu jauh dari villa.
"Kamarnya sebagian di atas, sebagian di bawah ya." ucap ara.
"Gua di atas aja dah, pengen menikmati keindahan kebun teh." ucap olla.
"Gua juga dah di atas." ucap adel.
"Kalian mau dimana?" tanya ara pada zee dan flora.
"Dibawah aja, kamar diatas satu lagi kan? lo aja ra yang di atas." ucap flora.
"Gapapa?" keduanya mengangguk.
"Gua ke kamar ya sama marsha mau beresin barang-barang dulu." ucap zee.
"Kita-kita juga mau ke kamar deh." pamit adel.
Ara cs menuju ke kamarnya masing-masing.
"Aku ke belakang dulu bentar ya, mau minta tolong mang maman buat beresin villa." ucap ara.
"Yauda aku ke kamar ya." ara mengangguk.
Ara menuju ke belakang villa, sedangkan chika membereskan barang-barang miliknya dan ara.
"Mang." panggil ara.
"Kenapa neng bos?" tanya mang maman.
"Kan ara sama temen-temen nanti mau keluar, minta tolong beresin lagi villa ya mang soalnya tadi masih ada beberapa yang belum beres." ucap ara.
"Kirain teh udah sama si erwin neng bos." ucap mang maman.
"Ohh ada erwin juga? dimana dia mang?" tanya ara.
"Kemarin teh amang nyuruh dia buat beresin villa neng, tadi juga sempet ada tapi sebentar abis itu langsung ke kebun." jelas mang maman.
"Yauda atuh, nanti tolong beresin ya mang." mang maman mengangguk.
"Ara mau ke ngecek kebun dulu ya, kalo ada yang nanyain bilang aja lagi ke warung." ucap ara.
"Mau mamang temenin neng bos?"
"Ga usah mang makasih, pamit ya mang."
Fyi, villa milik keluarga ara ini terletak di tengah-tengah kebun teh yang dimana itu juga milik keluarga ara. Kebun teh terluas atas nama ara, ada pabrik teh juga disana dan tidak jauh dari pabrik ada wisata yang bisa dikunjungi.
Ara berkeliling kebun teh menggunakan sepeda yang biasa dipakai olehnya dulu.
Banyak sekali petani teh yang menyapa ara, ara juga terkenal dengan keramahannya pada petani teh.
Ara memberhentikan sepedanya dan menghampiri beberapa petani yang sedang memetik teh sambil mengobrol.
"Assalamualaikum." ucap ara.
"Wa'alaikumsalam." ucap para petani.
"Eh neng bos, ya allah pangling pisan. Meni geulis gitu, masyaallah." ucap salah satu petani yang memuji ara.
"Si bibi bisa aja, alhamdulillah makasih bi." ucap ara.
"Neng bos apa kabar? gimana kabar tuan sama nyonya?" tanyanya.
"Alhamdulillah baik bi, mama papa juga baik." ucap ara.
"Gimana bibi sama mamang pada baik kan? ga ada kendala kan?" tanya ara.
"Alhamdulillah baik neng dan ga ada kendala sama sekali."
"Syukurlah, gimana erwin suka nengokin kebun kan?" tanya ara, seluruh karyawan disana mengangguk.
"Rajin banget dia mah neng, sehari ada lima kali bolak-balik kebun." ara tersenyum.
"Yauda ara tinggal dulu ya mau lanjut lihat-lihat kebun." pamit ara.
Ara kembali menaiki sepedanya dan kembali berkeliling kebun teh yang cukup luas ini.
Sekitar 10 menit ara berhenti di salah satu rumah pohon.
"Dejavu banget." gumam ara.
"Waktu kecil masih suka main disini sama yang lain, sekarang udah ga bisa."
Setelah itu ara kembali menuju villa nya.
"ARA!!!" teriak chika.
"Ara kamu dimana sih?!!"
Chika sudah cukup kesal karen tak ada jawaban dari ara.
"Maaf neng, neng bos lagi keluar dulu sebentar." ucap mang maman.
"Mamang siapa? kok ada disini? mamang mau nyuri ya?" mang maman menggeleng pelan.
"Saya maman neng, yang kerja di villa ini." ucap mang maman.
"Ohh, ara nya kemana mang?" tanya chika.
"Aduh mamang juga kurang tau neng, soalnya tadi bilang mau keluar doang." ucap mang maman.
Chika duduk diatas ayunan.
"Villa ini punya ara ya mang?" tanya chika.
"Iya neng, dulu ini punya tuan cio tapi sekarang udah balik nama jadi punya neng bos."
"Kenapa manggil ara neng bos?"
"Soalnya kan neng bos puny-"
"Chik."
Hampir saja mang maman memberitahu tentang ara. Ara menghampiri chika dan mang maman yang sedang mengobrol.
"Ngapain disini?" tanya ara.
"Lagi ngobrol sama mang maman, kamu dari mana?"
"Dari warung abis beli cemilan."
"Mang, dapur udah beres?" mang maman mengangguk.
"Makasih ya mang, kita mau ke kamar dulu." pamit ara.
Setelah ara dan chika menghilang dari penglihatan mang maman, mang maman mengusap dadanya.
"Hampir aja saya teh keceplosan." gumam mang maman.
"Ngobrol apa aja tadi sama mang maman?" tanya ara.
"Nanyain kenapa kamu dipanggil neng bos sama dia."
"Terus apa kata mang maman?"
"Gatau belum beres cerita kamu udah datang aja."
Ara menghela nafasnya.
"Untung aja gua cepet dateng kalo ngga udah diceritain tadi."
"Mana cemilannya?" tanya chika.
"Tuh di meja, panggil yang lain juga biar kita makan bareng-bareng." ucap ara.
Chika mengirim pesan kepada teman-temannya agar turun dan bergabung.
"Aku pengen keliling daerah sini deh ra, kayanya enak gitu adem." ucap chika.
"Mau? gimana kalo besok pagi aja? nanti kan kita harus pergi." ucap ara.
"Mau mau, ajakin yang lain juga ya." ara mengangguk.
Ara cs bergabung dengan chikara.
"Dari mana lo ra?" tanya adel.
"Dari warung, tuh ngemil dulu abis tu pada siap-siap ya." ucap ara.
"Jam berapa mulai acaranya?" tanya zee.
"Sejam lagi, dari sini kesana kan 30 menitan." jawab ara.
"Dua mobil aja ya biar agak cepet." ucap adel.
"Iya dua mobil aja." ucap flora.
***
halo!!!
dikit amat ya:(
maap dh yaa, gatel pen update tp blm ada ide wgwgwg
maap kalo ada yg typo
KAMU SEDANG MEMBACA
To the moon [chikara]
Fanfic⚠️WARNING⚠️ - GXG AREA!! - no baper, cuma cerita!! - 17+ jangan bawa-bawa cerita ini ke member, ini cuma cerita karangan author. thanks.