Malam harinya, chika dan ara mulai packing keperluan ara yang akan dibawa ke italia. Awalnya chika kurang senang dengan berita bahwa ara akan pergi ke italia, tapi setelah ara meyakinkan dirinya barulah ia mengerti.
"Nanti jangan lupa kabarin terus ya ra." ucap chika sambil memilih-milih baju ara.
"Pasti dong." ucap ara.
"Lusa berarti ya berangkatnya?" ara mengangguk.
"Hati-hati disana, jaga hati, jaga mata, jaga kesehatan, rajin belajarnya, jangan nakal, dan selalu inget aku." ara tersenyum tipis.
"Kamu juga disini jaga kesehatan ya, jangan lupa minum air putih, jangan makan mi terus." chika mengangguk.
"Serumah sama zee?" ara mengangguk.
"Nanti kita berdua tinggal di rumah oma opa, kata papa buat menghemat biaya." ucap ara.
"Oalah, sama oma opa juga toh. Baguslah biar kamu ga nakal." ucap chika.
"Ngga, oma opa pindah ke jepang, mereka udah ga dirumah itu lagi jadi rumah itu kosong dan bakal diisi sama aku, zee selama di italia." jelas ara.
"Ohh, awas ya kalo nakal aku getok kamu. Aku bakal minta zee buat pantau kamu 24/7." ucap chika.
"Astaga chik, aku ga akan nakal kok." ucap ara.
"Lagian nih ya kata papa, aku harus selalu sama zoya, kemanapun dan kapanpun. Mau maen kek, belajar kek, urusan kantor kek apa-apa sama dia."
"Zoya udah jadi orang kepercayaan papa cio." lanjut ara.
"Bagus tuh kata papa, aku setuju sama omongan papa." ucap chika.
"Btw jarak dari kampus ke rumah kalian jauh atau deket?" tanya chika.
"Ga tau, orang aku belum survey." jawab ara.
Keduanya kembali sibuk dengan barang-barang ara yang akan dibawa, mulai dari sweater, sneakers, kupluk, baju, bahkan gitar.
"Serius kamu mau bawa gitar?" tanya chika, ara mengangguk yakin.
"Ra, disana juga banyak kali toko gitar kenapa ga beli aja sih." ara menggeleng.
"Kalo beli disana belum tentu gitarnya senyaman yang aku punya chika."
"Ya ampun ara kan bisa beradaptasi, nanti kalo gitarnya dibawa aku mainin apa pas kangen kamu coba." ara terlihat berpikir dan matanya menelusuri isi ruangan.
Ara berjalan mengambil stik drum yang tergeletak di lantai.
"Nih, pegang ini aja."
"Kalo mau main drum tinggal kerumah deh."
Chika melongo, kenapa saran ara sangat diluar dugaan.
"Ara, aku aja ga bisa main drum." ucap chika dengan wajah sedih.
"Nanti minta ajarin adel aja." ucap ara santai.
"Nanti dia ngajak ashel terus nanti mereka pacaran dan aku jadi kambing congek." ucap chika.
"Bilang sama aku kalo dia jadiin kamu kamcong, biar aku ga tf tf lagi duit sama dia." ucap ara.
Ah, chika jadi ingat sesuatu antara adel dengan ara.
"Eh, kan kamu mau ke italia terus kerjasama antara perusahaan kamu sama perusahaan adel gimana? tetep jalan?" tanya chika.
"Huum, udah open requirement volunteer juga sih jadi kemungkaran pas aku di italia semuanya lagi berjalan." jelas ara.
"Oiya? kok aku ga tau perusahaan kamu udah opreq?" tanya chika.
"Ada tau chik, paid promote di ig ig tuh." ucap ara.
KAMU SEDANG MEMBACA
To the moon [chikara]
Fanfiction⚠️WARNING⚠️ - GXG AREA!! - no baper, cuma cerita!! - 17+ jangan bawa-bawa cerita ini ke member, ini cuma cerita karangan author. thanks.