Sambil menunggu chika yang masih ada kelas, ara menyempatkan dirinya untuk berkeliling kampus dan melihat beberapa tempat yang harus diperbaiki.
Fyi, ara adalah pemilik kampus ternama yang dimana tempat chika dan teman-temannya berkuliah. Kampus ini awalnya milik kakek ara, tapi sekarang sudah atas nama ara.
Tak ada yang tahu ara lah pemilik kampus ini, beberapa orang yang sedang mengobrol disekitar lorong kampus memandangnya seperti orang asing.
"Mahasiswa baru ya?"
"Cakep banget wey."
"Kayanya dia anak baru deh."
"Fakultas mana ya dia."
Kira-kira begitulah bisikan yang terdengar di telinga ara.
Ara terus berjalan menuju perpustakaan.
"Selamat datang nona." ucap pustakawan yang kebetulan sudah mengenal ara.
Ara hanya tersenyum saja.
"Bagaimana ada buku-buku yang masih kurang?" tanya ara.
"Sejauh ini semuanya lengkap nona." jawabnya.
"Jangan formal formal, panggil ara aja." ucap ara.
"Tapi saya ga enak nona, apalagi nona kan..."
"Gapapa, ga semua orang harus tau gua za." ucap ara.
Reza, lelaki yang seumuran ara dan bisa disebut mahasiswa kelas malam di kampusnya.
"Santai aja sama gua mah, lagian kita seumuran kok ga usah kaku gitu." ucap ara.
Reza mengangguk dan tersenyum kaku.
"Gua ke pojok dulu ya." reza mengangguk.
Ara berjalan menuju pojok perpustakaan yang dimana disana ada kaca besar yang menyuguhkan pemandangan kota.
Sementara itu chika baru saja selesai kelas pertamanya, ia mencoba menghubungi ara barusan dan ara bilang akan segera menemui chika di kantin.
Chika ditemani teman-temannya di kantin sambil mengobrol ringan.
"Eh btw pacar lo itu yang waktu SMA kan chik?" tanya eli, chika mengangguk.
"Buset langgeng banget." gumam eli.
Tak lama saat sedang mengobrol, seseorang menepuk pelan pundak chika. Chika menoleh dan tersenyum, ia kira ara.
"Ck, ngapain?" tanya chika dengan nada ketus.
Senyumnya langsung pudar ketika tahu orang itu adalah rafa, lelaki yang hampir membuatnya celaka pagi tadi.
"Aku minta maaf chik soal yang tadi pagi." ucap rafa sambil duduk didekat chika.
Teman-teman chika menatap tajam pada rafa.
"Gua ga akan pernah maafin lo sampai kapanpun." ucap chika tegas.
Rafa menggenggam tangan chika cukup keras.
"Ikut gua." ucap rafa sambil menarik tangan chika.
"Lepasin!" chika berusaha melepaskan genggaman rafa.
Teman-temannya berdiri dan membantu chika yang dipaksa oleh rafa.
"Rafa anjing lepasin ga lo!!" bentak ashel pada rafa.
"Buset cel, islami islami tapi kasar bener." ucap freya.
"Diem lo semua, gua ga ada urusan sama lo pada." ucap rafa sambil terus berusaha menarik chika.
KAMU SEDANG MEMBACA
To the moon [chikara]
Fanfic⚠️WARNING⚠️ - GXG AREA!! - no baper, cuma cerita!! - 17+ jangan bawa-bawa cerita ini ke member, ini cuma cerita karangan author. thanks.