#40

3.6K 368 18
                                    

Pagi harinya, chika bangun lebih dulu seperti biasa. Ia mandi pagi, menyiapkan sarapan untuk ara dan membereskan kamar yang berantakan akibat ulah ara.

Kehidupan keduanya sudah seperti orang menikah saja, padahal hanya berbeda mansion saja dengan teman-teman dan keluarganya.

"Ck, kenapa harus nyimpen kaya gini sih ra." gumam chika.

Chika tak henti-hentinya menggeleng karena selalu menemukan barang-barang yang mungkin biasa ada di club tapi ini ara menyimpannya.

"Cape juga beresin bekas kemarin."

Chika duduk dipinggiran kasur, lebih tepatnya didekat ara yang masih berselimut.

"Ara bangun udah siang." ucap chika.

Bukannya bangun, ara malah menutupi wajahnya dengan selimut tebal itu.

"Ara ih, bangun ga." chika menarik-narik selimut yang menutupi ara.

"Ngantuk chik." ucap ara dengan suara parau nya.

"Biar ga ngantuk, cuci muka terus bersih-bersih abis itu sarapan." ucap chika.

"Lo duluan aja gua masih ngantuk banget."

Chika berhenti menarik selimut ara.

"Kamu gamau makan masakan aku ya ra?" tanya chika lirik.

Ara langsung membuka selimutnya dan menatap wajah chika yang sedih.

"Eh, lo masak?" chika mengangguk pelan.

"Yauda tunggu disini, gua mandi dulu." ara buru-buru bangun dan mengambil handuknya.

"Ga usah kalo sekiranya kepaksa." ucap chika.

Ara berhenti dan menatap mata chika.

"Bilang apa tadi?" tanya ara.

"Ga usah kalo kamu kepaksa, aku bisa sarapan sendiri kok." ucap chika.

Ara berjalan mendekati chika.

"Ssttt, gua ga kepaksa kok."

"Duduk ya cantik, ara mandi dulu terus abis itu kita sarapan bareng oke."

Saat chika hendak membuka suara, ara langsung mengecup bibir chika singkat.

"Ga ada penolakan oke."

Ara pergi masuk kedalam kamar mandi, sedangkan chika masih diam.

"Padahal awalnya cuman akting aja tapi tetep gua yang kalah." gumam chika.





















Ara sudah selesai dengan mandinya dan ia juga sudah berganti pakaian dengan yang lebih santai, kini keduanya bersarapan di balkon kamar.

Sepertinya mereka sangat menyukai view balkon yang romantis ini.

"Enak ga ara?" tanya chika.

"Huum, enyak." jawab ara dengan mulut yang penuh dengan makanan.

Chika tersenyum senang melihat reaksi ara.

"Makan yang banyak ya ra." ara mengangguk.

Selama makan chika tak berhenti tersenyum karena ara yang sangat lahap. Ia senang karena ara menyukai masakannya.

"Ah kenyang." gumam ara.

"Udah?" ara mengangguk.

"Minum dulu, aku mau balikin ini dulu ke depan." ucap chika.

Ara meminum jus buatan chika, ia juga sesekali memainkan ponselnya sambil menunggu chika yang mengembalikan piring.

"Waw hot news." gumam ara.

To the moon [chikara]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang