bab 3

16.2K 971 7
                                    





Para pekerja di kerajaan Anwealda sedang hilir mudik kesana kemari, untuk mempersiapkan pesta yang akan di adakan lusa di kerajaan itu.

Berita tentu sudah di sebar ke penjuru pelosok negeri, perayaan bertambahnya usia sang raja muda, Seth Serenson.

Seth sebenarnya tidak ingin repot-repot di adakan acara semeriah ini, dirinya hanya cukup dengan makan malam keluarga sederhana, namun sang ibu menolak dengan tegas, jika ibunda ratu sudah bertitah dirinya bisa apa?

Seth hanya bisa mengangguk pasrah daripada ibunya itu, Tyaga Aldrich mengamuk.

Lain halnya dengan suasana istana yang sibuk, di pinggiran kota, tepat di ibu kota Anwealda, Thea. Dua orang pemuda manis tengah bersantai di dekat sungai, sungai yang begitu indah yang mengelilingi Anwealda.

"Niel Niel kamu bakal ikut kan nanti ke pesta kerajaan?" tanya pemuda dengan surai ungu
"Aku tidak tau, Zia" ucap pemuda bersurai blonde
"Ayoolaah, kamu kan juga bagian dari Anwealda, sudah sepantasnya kamu datang" ucap pemuda bersurai ungu, Achazia.
"Aku bingung, aku hanya orang asing di sini" ucap Niel
"Ayoo tak apa, kamu bukan orang asing, hutan Amalthea masih bagian dari Anwealda" ucap Hazia, dirinya masih membujuk temannya agar mau ikut.

Letak hutan Amalthea memang tidak jauh dari kota Thea, yang hanya di batasi aliran sungai saja. Niel yang melihat usaha Hazia, dan yang tau bahwa Hazia tidak akan berhenti sebelum mendapatkan apa yang ia mau, lalu hanya mengangguk sambil tersenyum.

Hazia yang mendapatkan respon itu lalu tersenyum dengan senang, dan langsung memeluk Niel erat yang tentu di balas oleh Niel.
"Nah seperti itu, besok kamu menginap saja di rumah ku, agar kita berangkat bersama" ucap Hazia antusias
"Apa tidak merepotkan?" tanya Niel
"Tidak apa, ayah dan ibu pasti akan sangat senang karena rumah akan semakin ramai" ucap Hazia, Niel lalu hanya tersenyum membalasnya.

Dibenaknya tersirat rasa ragu, dirinya enggan namun melihat binar mata Hazia membuat dirinya tak tega. Walau bagaimanapun, pasti anak sang paman juga akan di undang mengingat kerajaan itu menjalin hubungan yang cukup baik, sebelumnya sangat baik saat ayahnya yang masih menjabat sebagai raja, namun menjadi sedikit buruk saat anak sang paman yang naik tahta bukanlah dirinya.

Entahlah putra dan istri sang paman masih mengingat nya atau tidak, karena ini sudah berlalu 12 tahun dari terakhir kali keduanya bertemu. Namun mata dan rambutnya yang mencolok itu, membuat beberapa orang mengingatnya dengan mudah.

Niel hanya bisa menghela nafasnya lelah, berharap tak bertemu mereka, ingat yang di undang tak hanya keluarga kerajaan saja, melainkan kerajaan lain serta rakyat Anwealda.


Sesuai dengan apa yang di rencanakan kemarin, kini Niel tengah bersiap-siap untuk pergi ke rumah Achazia.
"Semuanya, aku pamit dulu ya besok mungkin aku akan pulang, kalian baik baik ya di sini" ucap Niel, pada hewan yang tengah duduk mengelilingi Niel, beberapa hewan nampak mengeluarkan suaranya tanda setuju dan ada yang hanya menggerakkan kepalanya saja.

Niel lalu tersenyum, mengelus kepala Harimau serta singa yang berada tepat di samping kiri kanannya.
"Jaga diri kalian dan juga yang lain ya?" ucap Niel, dirinya lalu mendapatkan duselan dari kedua hewan besar berbulu itu, Niel lalu kembali tersenyum.
"Kalo gitu, aku pamit yaaa, sampai jumpa lagi semuanya" ucap Niel sambil melambaikan tangan dan mulai meninggalkan hutan. Di sampingnya masih ada harimau dan singa jantan, yang akan menemaninya sampai perbatasan hutan.

Setelah sampai perbatasan hutan, Niel lalu kembali melambaikan tangannya dan berpamitan pada kedua kucing besar itu. Niel berjalan sendirian sampai dirinya sampai di pinggir sungai, ada jembatan setapak yang menjadi penghubung antara hutan Amalthea dan kota Thea.

Omega Queen || Nomin [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang