bab 19

8.6K 646 25
                                    






Pagi menjelang, Niel bahkan telah terbangun dan mandi, karena bingung menggunakan pakaian yang mana Niel pun kembali memakai pakaiannya yang kemarin, tenang saja baju Niel masih bersih kok karena Niel tidak guling-guling di atas tanah.

Niel pun memutuskan untuk membangun Seth dan Zara, Seth ternyata lelaki yang mudah di bangunkan terbukti pria itu langsung terbangun setelah Niel selesai menepuk beberapa kali bahunya.

Zara juga bukan tipikal yang susah di bangunkan, jadi anak itu juga telah terbangun dengan muka bantalnya. Sama halnya dengan Zara, muka Seth juga masih muka bantal nyawanya bahkan belum terkumpul semua, Niel pikir kapan lagi melihat muka raja Anwealda yang selalu tegas walau gemar tersenyum itu dengan muka bantalnya dan rambut yang berantakan.

Setelah selesai mandi kedua pria berbeda usia itu lantas bersiap, lalu turun untuk sarapan karena tadi saat Niel sedang membangunkan Seth dan Zara ada pelayan yang memberitahu bahwa Tyaga dan Draco telah menunggu di meja makan dan sarapan telah siap.




Seth berjalan di samping Niel, tangan kirinya menggendong Zara dan tangan kanannya menggandeng tangan kiri Niel, Niel sama sekali tidak keberatan walau ia rasa kembali pipinya panas, namun Niel mencoba untuk mengalihkan itu dan asik berbincang dengan Seth dan Zara.

Keduanya berjalan di lorong yang menuju ke beberapa tempat, salah satunya adalah ruang makan. Saat kaki keduanya menginjak ruang makan, muka berseri Niel lantas berubah menjadi datar, rasa bencinya kembali muncul dengan sesak di dada, manik birunya dengan cepat berubah menjadi merah.

Seth yang menyadari itu lantas segera mengeratkan genggaman tangannya dengan Niel, ia juga menurunkan Zara jaga-jaga kejadian saat pesta ulang tahunnya terulang.

Atmosfer di sekitar Niel sangat pekat dan tak bersahabat, mata bermanik merah itu menatap tajam dua manusia berbeda gender yang tengah mengobrol dengan Tyaga dan Draco.

Tangan Seth yang masih menggenggam tangan Niel itu mengelus punggung tangan Niel dengan lembut, berharap Niel akan tenang dan ajaibnya itu memang terjadi,
"Alpha" ucap Niel pelan
"Betul aku Alpha mu, bisakah kita melanjutkan kegiatan kita yang akan sarapan?" Niel mengangguk mengiyakan
"Tentu" balas Niel.

Walau Niel sudah tenang tapi masih bisa Seth rasakan keberadaan Niel yang berbeda dari Niel biasanya, pupil matanya pun masih berwarna merah menyala belum kembali ke warna biru.

"Selamat pagi" ucap Seth pada keempat manusia yang ada di sana, sahutan atas ucapan Seth pun terdengar, Seth lantas duduk di ikuti Niel yang duduk di samping Tyaga setelah di persilahkan. Zara juga ikut duduk di samping Niel, walaupun Niel seperti orang yang berbeda tapi Niel tetap memperlakukan Zara seperti biasanya.

Tyaga tersenyum menatap Niel dan Niel pun membalasnya,
"Richard, Athaya putra kalian memang perpaduan kalian sekali" batin Tyaga.

Draco yang berhadapan dengan sang ibu juga langsung menatap Niel, mungkin ini adalah maksud dari apa yang sang ibu ceritakan saat itu, aura Niel memang benar-benar berbeda saat ini

Saat Niel duduk dirinya berhadapan langsung dengan kakak Rebecca, Niel sadar dari tadi Rebecca terus menatapnya dengan tatapan bertanya tentang siapakah dirinya,
"Aku tak perduli kau melihat ke mana, tapi jangan melihat ku atau putra ku" ucap Niel, perkataan itu entah kenapa terdengar mutlak dan tak bisa di bantah.

Rebecca yang sadar dengan maksud Niel lantas segera memalingkan wajahnya, sedangkan sang kakak, Romeo langsung menatap tak suka ke arah Niel. Niel tak peduli sama sekali dengan tatapan intimidasi milik Romeo, ia tak ketakutan sama sekali.



Acara sarapan bersama itupun telah selesai, bahkan meja telah bersih dari makanan hanya tinggal menyisakan buah dan minuman yang memang di sediakan di sana.

Omega Queen || Nomin [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang