bab 28

5.5K 369 22
                                    






Ralph mengetuk pintu putih di depannya, tak lama pintu terbuka menampakkan Hazia. Hazia cukup bingung kala netra nya menemukan Ralph, karena wajahnya yang asing.

Ralph yang menyadari bahwa Hazia kebingungan segera memperkenalkan dirinya,
"Maaf jika saya menganggu waktunya, perkenalkan saya adalah Ralph salah satu anggota pasukan kerajaan"
"Ada perlu apa tuan?" belum Ralph menjawab sudah terdengar suara Tera dari dalam
"Hazia siapa yang datang nak?" dari belakang terdengar suara langkah kaki dan suara ibu nya yang mendekat.

Tera kini berdiri di samping Hazia, saat melihat Ralph ia merasa tidak asing dengannya,
"Ada apa nak?"
"Tuan ini adalah utusan dari kerajaan, mungkin tuan ini memiliki sesuatu untuk di sampaikan"
"Mungkin tuan bisa menjelaskannya di dalam, mari masuk dulu tuan".

Tera mempersilakan, Ralph dengan sopan berkata lalu masuk mengikuti Tera, Hazia langsung menutup pintu kala melihat seorang yang mencurigakan.

Hazia cukup sadar dengan keberadaan orang itu karena rumahnya berada di pinggiran kota, jarang di lalui banyak orang, jadi ia sudah memastikan orang itu mencurigakan apalagi setelah mendengar cerita dari Niel.




Ralph duduk di hadapan Hazia dan Tera,
"Datangnya saya kemari ingin menjemput tuan Tera dan yang lainnya, saya di perintahkan untuk membawa tuan tuan sekalian untuk ke kerajaan"
"Apakah ada sesuatu hal yang penting yang membuat kami harus di bawa ke sana?" tanya Tera
"Ini demi keselamatan tuan, terutama tuan Zara dan tuan Niel, organisasi itu bisa saja mengincar mereka bahkan walau ini berada di pemukiman warga, mereka tak akan segan untuk melakukan tujuan mereka, tuan Danzel juga masih di tugaskan di kerajaan dan Hendry masih berada di markas musuh, saya bukan meragukan kekuatan kalian tapi kalian semua adalah seorang omega, aku khawatir ada banyak Alpha yang datang untuk mencelakai kalian, maafkan kelancangan saya tuan" ucap Ralph sedikit menunduk.

"Tidak apa tuan, itu memang kenyataan, jika memang itu yang terbaik kami akan mengikuti tuan untuk pergi ke kerajaan, bagaimana pun cucu dan putra ku tengah di incar, bagaimana aku hanya bisa diam di sini?" ucap Tera sambil tersenyum teduh, Ralph lalu terdiam apakah seperti ini rasanya memiliki seorang ibu?

Ralph langsung segera sadar dan mengangguk,
"Terimakasih tuan Tera"
"Kembali kasih" balas Tera sambil tersenyum,
"Jika begitu saya izin dulu untuk membangunkan Niel dan Zara" ucap Tera
"Silahkan tuan"

Kini di ruang tamu hanya tersisa Hazia dan Ralph, keadaan cukup canggung, Hazia tidak terlalu suka suasana kaku seperti ini jadi ia memutuskan untuk bertanya,
"Tuan Ralph, apakah kau menyadari ada yang mengikuti mu?"
"Tentu, biarkan mereka tahu dan mengira-ngira, saya juga tak akan mungkin membiarkan kalian di culik oleh mereka, tenang saja"
"Wah tuan hebat, itu keputusan yang bagus di saat waktu yang sedikit, jika aku jadi tuan aku mungkin tidak bisa berpikir sampai sana" Ralph lalu tersenyum
"Kami di ajarkan untuk bisa mengambil keputusan, sesulit apapun di waktu yang sedikit"
"Apakah kakakku juga di ajarkan seperti itu?"
"Tentu, semua pasukan harus bisa melakukannya"
"Tuan, apa tuan berteman baik dengan kak Hendry?"
"Kami cukup akrab, ia seseorang yang sering menghibur kami di markas"
"Ah aku merasa bangga dengannya, walau terkadang ia menyebalkan"

Ralph lagi-lagi tersenyum mendengarnya, ia merasa seperti seorang kakak yang tengah mendengar aduan dari adiknya, ia senang karena Hendry memiliki keluarga yang baik, ia tak heran anak itu tumbuh menjadi anak yang baik walaupun ia memiliki tingkah yang konyol.

Tak lama datang Tera dengan Niel yang tengah menggendong Zara, Niel lalu sedikit menundukkan tubuhnya kala melihat Ralph, Ralph lalu berdiri dan membalasnya, Ralph tak menyangka bahwa Niel ternyata secantik ini, ia memang telah mendengar dari beberapa pasukan terutama Hendry bahwa ia memiliki dua adik yang cantik tapi siapa sangka ia akan begitu cantik, saat pertama kali melihat Hazia sebenarnya Ralph terdiam sebentar, ia terpesona ternyata memang keduanya begitu cantik, tah heran jika tuannya begitu menyayangi salah satu dari mereka.

Jika boleh jujur lagi, saat melihat Tera pun Ralph terpesona, ia di kelilingi pria cantik dan itu sedikit membuat ia malu tapi ia harus tetap profesional dalam bekerja.





Ralph berhasil mengelabui orang yang tadi sempat mengikutinya, ia dengan cekatan membawa keempat orang yang di perintahkan dengan selamat, di tengah perjalanan tadi beberapa orang mulai mengikuti mereka, untungnya ia bisa berpikir dengan cepat saat ia berbelok ke gang yang ramai penuh orang, ia menemukan orang yang perawakannya mirip dengan Hazia, Niel dan Tera bahkan mereka juga membawa anak kecil.

Di tengah jalan saat mereka cukup jauh, Ralph membisikan pada ketiganya untuk berbelok ke arah sebaliknya dan langsung pergi ke kerajaan, itu adalah jalan rahasia yang tidak banyak diketahui orang, sedangkan Ralph mengikuti ketiga orang juga anak kecil yang perawakannya mirip dengan Niel dan yang lainnya.

Saat ia sudah mengikuti cukup jauh ia lalu berbaur dengan kerumunan dan berbelok ketika fokus mereka hilang, sebelum ia kembali untuk menyusul Niel dan yang lain, ia memastikan tidak ada orang lagi yang mengikutinya, jika ada ia berarti harus melumpuhkannya.

Ralph berhasil menyusul Niel dan yang lainnya, di jalan itu tampak sepi karena memang tidak banyak orang tahu bahwa di sana terdapat sebuah jalan, jalan setapak yang menuju ke kerajaan.

Mereka berlima akhirnya sampai di kerajaan, saat mereka memasuki pintu utama di sana ada Seth yang menunggu,
Seth lalu menghampiri semuanya,
"Syukurlah kalian baik-baik saja, terimakasih Ralph, tolong juga kedepannya untuk menjaga mereka"
"Baik tuan" balas Ralph.

"Seth" panggil Niel
"Maaf sayang, aku belum bisa memberitahu mu tapi nanti aku akan memberitahumu setelah semua ini usai, jangan jauh dari Ralph, hum?" ucap Seth sambil mengulurkan tangannya ke arah pipi Niel lalu mengelusnya dengan lembut, Seth menatap sendu tepat ke manik biru Niel.

Niel sebenarnya masih penasaran tapi ia hanya bisa menurut untuk saat ini,
"Jika kamu ada urusan dengan ku katakan saja, aku yang akan menghampiri mu"
"Jangan pernah pergi sendirian, Zara juga ya sayang?" Zara tampak mengangguk mengiyakan, Niel bingung sebenarnya tapi ia kembali mengangguk.

"Baiklah" ucapnya tersenyum
"Jika begitu aku pergi dulu ya Niel, bibi, Zara dan juga Hazia" mereka berempat pun mengangguk
"Ralph jagalan mereka"
"Baik tuan"

Seth lalu pergi dari sana di ikuti Saint, Niel menatap punggung Seth lama sebelum mengikuti Ralph dan yang lainnya.

Ia hanya bisa terus berdoa, agar semuanya kembali seperti semula, damai, tenang tanpa ada konflik apapun.






Continue...

Omega Queen || Nomin [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang