10 hari berlalu setelah kejadian penyergapan itu, hari ini Niel mengadakan pesta kecil-kecilan di rumahnya setelah kemarin pesta besar di laksanakan di kerajaan. Kali ini hanya para anak muda saja yang mengikuti pesta ini, termasuk pasukan khusus yang telah berjuang kemarin.
Para pemberontak kerajaan itu telah di jatuhi hukuman mati atas apa yang mereka lakukan, Niel pun telah mengetahui tentan identitas Zara yang sesungguhnya dan mengapa ia dan Zara bisa sampai di incar, tentu malam itu kemarahan Niel memuncak.
Saat semua orang terlelap, sisi omeganya mengambil alih, dirinya berjalan santai di gelapnya malam menuju penjara. Tangannya memegang pisau yang telah ia lumuri racun, racun yang dapat membuat seseorang yang terkena racun itu meninggal secara perlahan,
"Mungkin aku akan menyiksa mereka, sedikit" ucapnya lalu tersenyum.Sinar bulan menyorot mengenai mata nya, pupil merahnya yang disinari cahaya bulan begitu terang terlihat di gelapnya lorong, layaknya predator yang menatap mangsanya dengan tatapan yang tajam dan menusuk.
Niel memasuki penjara dengan mudah, ia dapat menemukan para tahanan yang kakinya dirantai, ia kembali tersenyum, membuka kunci penjara lalu masuk, ia berjalan menuju orang di paling ujung, karena mereka adalah pemimpin sekaligus petinggi organisasi pemberontak itu.
"Halo, bagaimana kabarmu?" tanya Niel dengan suara halus yang menenangkan hati bagi mereka yang tak memiliki kesalahan apapun padanya.
"Siapa kau?!!" ucap salah satunya
"Ssttt, tidak perlu berteriak aku dapat mendengarnya, ah iya aku lupa mengenalkan diri, aku Niel putra Richard serta Athaya dan aku adalah malaikat maut kalian" ucapnya lalu tersenyum manis yang menurut mereka itu senyum yang menyeramkan.Niel berjongkok lalu ia mengiris pelan dada salah satu petinggi mereka, ia melakukan terus-menerus lalu mengambil lemon yang sengaja ia ambil, memotong lemon itu lalu memerasnya langsung ke arah luka yang sempat ia buat, membuat sang korban berteriak kencang, tak ada yang datang karena Niel telah melumpuhkan dua pengawal yang sedang berjaga dengan memukul tengkuk mereka, hanya untuk sementara.
Niel begitu menikmati kegiatannya itu seolah itu adalah kegiatan favoritnya, ia juga melakukan hal-hal itu kepada yang lain, seseorang yang hanya melihat itu hanya bisa terdiam menunggu giliran mereka, sesekali Niel akan bertanya siapa yang membunuh mendiang pamannya atau yang dulu menyakiti mendiang neneknya, saat ia mendapatkannya ia akan menusuk tangan orang yang telah membunuh paman atau menyakiti neneknya itu dengan pisau yang ia bawa, setelah merasa cukup ia bangun dan pergi dari sana tak lupa menatap mereka untuk terakhir kalinya sembari tersenyum lebar, dengan pupil merahnya yang tersorot cahaya bulan, mereka yang melihat itu bergidik ngeri itu adalah pemandangan yang menyeramkan untuk mereka sebelum ajal mereka menjemput.
Niel dengan santai mencuci tangannya lalu kembali menyimpan pisau yang sempat ia gunakan setelah ia bersihkan, lalu kembali ke kamar Seth dan tidur sembari memeluk Seth.
Keesokan harinya tepat di hari eksekusi, beberapa pengawal yang di tugaskan untuk membawa para tahanan begitu terkejut dengan keadaan para tahanan, diantaranya ada yang penuh luka dengan tatapan kosong yang lainnya juga mendapatkan luka walau tidak banyak, tapi semua orang bertatapan kosong, yang paling parah di antara mereka adalah para petinggi tahanan itu, luka mereka sangat banyak dengan dua di antaranya meninggal dan luka ukiran bunga lily yang menjadi lambang kerajaan Finbar.
Satu-satunya petinggi pemberontak yang masih hidup pun sepertinya akan segera mencapai ajalnya, ketika di cek terdapat sebuah racun yang memasuki tubuh mereka, mungkin dalam senjata yang di gunakan saat si pelaku melakukan perbuatannya.
Saat Seth diberitahukan tentang berita ini tentu saja ia terkejut, tapi ia sudah menebak kemungkinan besar hal ini akan terjadi tapi ia tidak menyangka akan separah ini, tentu ia tahu siapa yang melakukan hal ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Omega Queen || Nomin [END]
FanfictionNiel adalah seseorang yang hidup sebatang kara di dalam suatu hutan, sampai suatu hari dirinya menemukan seorang pria yang tergeletak tak berdaya di pinggiran sungai dekat rumah sederhana miliknya. a/n ;warning, cerita ini banyak typo jadi aku mau m...