The story of their children, part 9

242 17 0
                                    




Malam menjelang, karena tidak ada kamar lain dua orang pria ini tidur di atas kasur yang sama,
"Maaf ya kasurnya kecil dan tidak terlalu tebal seperti di kerajaan"
"Tak apa, ini sudah cukup"
"Baiklah, tapi jika kamu tidak nyaman tidur bersamaku, aku akan tidur di kursi saja"
"Kursi itu keras kakak, di sana tak ada bantalan, sudah di sini saja, aku tak apa. Lagian kan ini rumah kakak"
"Baiklah".

Keduanya sudah terlelap, waktu telah menunjukkan pukul 00.00, Zara menggeliat dalam tidurnya , ia merasa geli. Ada hawa panas yang terasa di lehernya, saat matanya terbuka ia dapat melihat Smith berada di atasnya.

"Smith? Ada apa?"
"Zara... panas"
"Smith?" Zara lantas menatap ke arah mata Smith, mata nya berbeda dari mata Smith yang biasa, ada apa dengan Smith?

"Smith apa ini masa rut mu? Smith?" tak ada jawaban dari Smith, ia hanya menatap lurus ke mata Zara dengan manik amethys miliknya.

"Zara, hari ini kamu harus menjadi milikku seutuhnya" suara Smith bahkan berbeda juga dari biasanya
"Tidak tunggu, Smith-" tapi belum selesai Zara berucap Smith telah menyerangnya, kalian tahu apa yang terjadi selanjutnya? Iya betul, salah satu bab di biologi, reproduksi.



Pagi harinya Smith bangun terlebih dulu daripada Zara, saat ia menunduk, ia dapat melihat Zara yang tengah tertidur dan menjadikan dadanya sebagai bantal kepala Zara.

Smith diam beberapa saat, ia mengangkat selimut yang ia dan Zara gunakan, ia telanjang bukan hanya ia tapi Zara juga telanjang, pipinya agak panas, apa ini? Apa yang terjadi pada mereka berdua?!!

Seketika ingatan semalam merasuk ke dalam otaknya, sial, apa yang telah aku lakukan? Apa-apaan itu? Kau bajingan Smith, ucapnya pada diri sendiri. Mungkin karena Smith bergerak, Zara pun jadi terbangun lalu menatap mata Smith dan tersenyum.

Mata yang kini menatapnya tidak asing, ini sama seperti mata Zara saat menciumnya waktu itu, apakah ini sisi alpha Zara? Mata merah yang biasa terlihat cerah itu kini agak menggelap,
"Kau sudah bangun Smith? Kenapa tidak membangunkan ku?" Smith hanya diam, ia tak menjawab apapun.

Zara lalu terkekeh, ia mendekat dan melumat bibir Smith sekilas
"Ciuman selamat pagi dari ku" ucapnya, Smith lagi-lagi hanya terdiam, ia bangun dari posisi tidurnya dan terduduk, Smith kikuk apa yang harus ia lakukan?

"Kakak? Apa yang semalam kita lakukan?"
"Kenapa masih bertanya? Kamu mencandai ku, padahal kamu yang menyerang ku lebih dulu semalam, kau ganas sekali" mendengar itu Smith semakin memerah, ditambah ia baru sadar, saat Zara juga berada di posisi duduk dada Zara di penuhi ruam merah yang Smith yakini ulah dirinya, atau mungkin sisi alpha nya.

"Kenapa? Kenapa bisa kita melakukan itu?"
"Kau ini kenapa tidak sadar, karena ini" ucap Zara sambil mengelus simbol yang berada di dada kiri Smith, apa? Sejak kapan simbol itu muncul di tubuhnya?

"Apa kamu baru menyadarinya? Jahat sekali, tanda ku sudah muncul dari satu tahun yang lalu"
"Tanda mu?" beo Smith, Zara menarik tangan Smith ke dadanya dan di sana Zara juga memiliki tanda yang baru Smith sadari simbolnya juga sama.

"Berarti kita adalah..."
"Iya benar kita sepasang mate, kamu senang kan?" Zara mendekatkan wajahnya ke wajah Smith, Smith terkejut dan hanya menatap Zara diam,
"Apakah kau tidak senang? Sedih sekali"
"Tidak aku hanya, eumm terkejut?"
"Oh ya? Berarti kamu juga senang kan?"
Smith kembali diam, ia tak tahu harus senang apa tidak.

Tapi ada satu hal yang Smith sadari, jika yang saat ini adalah sisi alpha Zara, mengapa ia malah terlihat seperti omega daripada alpha, apa karena semalam ia yang- uhum ya ia yang memimpin maka dari itu Zara bersikap seperti ini.

"Smith, kenapa malah diam?"
"Ah tidak, tidak ada apa-apa"
"Kamu pasti kaget tapi kita adalah pasangan yang di takdirkan"
"Ah ya, eum oh iya kak kakak mau mandi kah?"
"Bagaimana jika kita mandi bersama? Itu sesuatu yang lumrah di lakukan oleh sepasang mate atau pasangan kan?"

"Ah tidak usah-"
"Kenapa? Aku ingin kita mandi bersama"
"Tidak, tidak aku eum..."
"Aku apa?"
"Aku hanya... Hanya malu-"
"Malu kenapa? Semalam kan kita sudah melihat tub-" belum selesai Zara berucap, Smith segera membekam mulut Zara dengan tangannya, aduh sisi Zara yang ini kenapa ceplas-ceplos sekali? Sangat berkebalikan dengan Zara yang asli.

"Baik, baik kalo begitu gendong aku dan antar aku ke kemar mandi, pantat ku sakit kamu semalam bringas sekali...-" Smith hanya diam membiarkan Zara terus berceloteh, mukanya telah panas, ia hanya langsung menggendong Zara dan mengantarnya ke kamar mandi.




Keduanya telah usai mandi dan Zara telah kembali pada kesadaran miliknya, suasa canggung kembali terasa di antara keduanya,
"Eum kakak, apa di sini ada kedai makanan? Aku akan pergi membelinya jika ada"
"Sayangnya di sini tidak ada kedai makanan, warga terbiasa membuat makanan mereka sendiri"
"Begitu ya? Jika begitu aku akan pergi memasak, apa bahannya ada?"
"Aku baru belanja kemarin, tapi apa kamu yakin?"
"Tenang saja, aku sudah berlatih memasak dengan ibu dan Franky, walau tidak seenak mereka berdua"

Zara tersenyum, dari surat yang ia terima dulu, Smith memang rajin belajar masak, katanya ia ingin dapat menghidangkan makanan yang enak ketika mate nya tidak bisa masak atau mungkin ada dalam keadaan tertentu, seperti sakit. Apakah Zara beruntung mendapatkan mate seperti Smith?

Beberapa makanan telah terhidang di meja, Zara mengakui bahwa masakan milik Smith sama enaknya dengan Niel, tapi tetep masakan Niel adalah masakan favoritnya,
"Oh iya kakak, kakak akan berapa lama diam di sini?"
"Mungkin satu minggu dari sekarang"
"Begitu, baiklah"
"Apa itu terlalu lama untuk mu? Kamu bisa pulang lebih dulu jika mau"
"Tidak, aku tidak masalah" keduanya lalu melanjutkan acara makan mereka.



Continue...

a/n ; amethys adalah sejenis batu, mirip kaya batu ruby dan shappier tapi ini gradasi ungu gitu

Omega Queen || Nomin [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang