bab 27

6.7K 419 7
                                    






Seth, Draco, Javernest, Sebastian juga Danzel kini telah berada di ruang pertemuan, di depan mereka kini berdiri tiga orang pasukan khusus yang datang untuk memberikan informasi, sedangkan sisanya masih memantau di sana.

"Organisasi itu tak memiliki nama, ia hanya di kenal sebagai organisasi yang membenci anggota kerajaan terutama Finbar atau organisasi berjubah hitam" ucap salah satunya setelah di izinkan untuk berbicara.

Orang itu, yang bernama Odin mulai membeberkan kebenaran lainnya yang membuat para petinggi di depan mereka begitu terkejut, tak menyangka akan sesuatu hal seperti itu yang akan mereka dengar.





Flashback beberapa saat sebelumnya






Para pasukan khusus mulai bergerak, 2 di antaranya telah masuk ke dalam organisasi itu sebagai seseorang yang juga membenci anggota kerajaan, yang saat itu masuk adalah Nico dan Jay, sedangkan yang lainnya menyebar ke seluruh bagian luar markas.

Jay lebih dulu masuk beberapa hari sebelum di susul Nico, saat itu Jay sadar ia di curigai maka dari itu ia meminta Nico agar berpura-pura tidak kenal dengannya dan Nico menyetujuinya, ia juga bergerak lebih berhati-hati.

Kebetulan saat itu tengah di adakan rapat, para petinggi organisasi itu juga tengah berkumpul semua. Nico duduk di bagian paling belakang dan sisi yang tak akan mudah di lihat para petinggi, ia sengaja agar saat ia mencari informasi ia tak di curigai oleh para petinggi itu, karena dari pengamatannya, orang-orang di sini beberapa ada yang hanya ikutan saja tanpa tahu berbahayanya organisasi ini, maka dari itu mereka tak pernah mencurigai jika ada anggota baru yang banyak bertanya karena itu hal yang wajar bukan?

Nico duduk, ia mendengar dengan tenang,
"Kita harus bisa menangkap anak kecil itu dan membunuhnya agar semua keturunannya musnah" ucap salah satu petinggi lantang dan di jawab suara lantang juga ramai dari para pengikut.

Nico pun memulai aksinya, ia mulai bertanya pada orang di sampingnya,
"Hei teman, aku baru di sini, siapa anak kecil yang di maksud petinggi?"
"Oh kau baru ya, aku akan memberitahu mu, orang yang di maksud cucu Maxim" ucap orang itu
"Bukannya cucu Maxim telah lama meninggal?"
"Bukan, bukan yang itu teman, dulu aku juga sempat bingung dan aku pun bertanya pada senior, dia mengatakan Maxim memiliki putra selain Richard, putranya itu telah memiliki anak yang berarti cucu Maxim dan kini tengah di incar oleh organisasi ini" lanjutnya membuat Nico terkejut.

"Bukannya istri Maxim telah di nyatakan meninggal karena tak pernah di temukan"
"Kau harus tahu, kegilaan organisasi ini, aku juga dulu sempat terkejut, aku tak mengira mereka seserius ini aku kira hanya main-main aku, aku ingin keluar tapi aku benar-benar takut makanya aku berdiam diri, dulu para petinggi yang menculik mendiang istri Maxim untuk di bunuh, namun ia berhasil kabur, tapi saat ia kabur tabib yang sempat memeriksanya menyatakan bahwa mendiang istri Maxim itu tengah mengandung, karena tak berhasil membunuh mendiang istri Maxim dan kehilangan jejak, saat mereka tahu putra kedua yang di kandung telah dilahirkan dan hidup, mereka mulai mencari tahu dan membunuhnya, mereka saat itu tak mengira bahwa ternyata putra kedua Maxim itu juga telah memiliki putra, saat itu mereka hanya melihat putra kedua Maxim itu sendiri dan tak melihat siapapun, mereka yang membunuhnya menyesal tak mengecek bagian rumah dan saat keesokan harinya mereka ke sana rumah itu ramai di datangi orang, karena hari itu adalah hari pemakaman putra kedua Maxim dan setelah para pelayat bubar dan pemakaman selesai, mereka tak menemukan siapapun di rumah itu hanya menyisakan ruang kosong" lanjutnya panjang lebar.

Nico lagi-lagi terkejut mendengarnya,
"Lalu bagaimana sekarang mereka tahu?" tanya Nico
"Jika tidak salah, saat mereka sedang patroli mereka melihat anak itu namun kehilangan jejaknya di ibu kota, lalu kembali melihat anak itu bersama raja Anwealda saat ini, dan kini mereka tengah merencanakan untuk membunuh sang anak kecil dan bahkan orang yang juga mengurusnya, aku dengar anak itu di urus oleh seorang pemuda, itu jika ia tak menyerahkannya" lanjutnya, ia lalu berbisik
"Organisasi ini benar-benar gila, aku masuk hanya mengikuti teman ku, kini teman ku telah pergi karena tak tahan namun yang aku dengar ia telah di bunuh untuk menutup mulut, padahal aku sudah memperingatkan nya, temanku yang malang, kau juga berhati-hatilah"

Nico tertegun, ia tak menyangka semua ini, ia lalu kembali bertanya
"Siapa nama putra kedua Maxim dan cucunya"
"Nama putra Maxim adalah Vance dan nama cucunya adalah Zara" lanjutnya.

Rapat pun usai dan Nico seperti orang linglung tapi ia segera menyadarkan dirinya dan segera bergerak secara perlahan untuk memberitahu para temannya dan menginfokan info ini pada kerajaan.


Flashback off

"Itulah beberapa informasi yang kami dapatkan, apa yang harus kami lakukan selanjutnya tuan?" tanya Odin
"Kami mendapat informasi ini dari Nico, kami juga mendapat informasi dari Jay bahwa mereka mungkin akan mempercepat pengeksekusian, bahkan juga akan mengeksekusi tuan Niel sekaligus jika tuan Niel tidak memberikan tuan Zara pada organisasi itu" ucap Davin.

Javernest tak percaya bahwa sahabat baiknya itu memiliki seorang adik, ia dulu sangat mendambakan sang adik karena ia ingin seseorang yang selalu bersamanya, sebelum adanya Athaya dan Ronald bahkan setelah adanya mereka berdua, Richard masih menginginkan seorang adik, jika ia tahu pasti ia akan senang sekali tapi sayang kejadian malang menimpanya,
"Semoga kau bertemu adik mu di sana, Richard" ucap batinnya.

Draco, Danzel juga Sebastian tentu juga terkejut, Danzel merenung, ia membantin kenapa hidup keluarga temannya itu begitu malang, banyak kemalangan yang menimpa mereka bahkan hingga anak mereka, ia hanya bisa berharap Niel dan Zara selalu di iringi kebahagiaan dan tawa.

Seth sendiri merasa sedih, kekasih hatinya terlalu banyak menerima kemalangan, keluarganya terus di ambil dari sisinya bahkan keluarga yang tidak ia tahu, bagaimana reaksi Niel mengetahui tentang hal ini.

Seth akan memikirkannya tapi sebelum itu, lebih baik ia mengamankan Niel dan Zara,
"Odin, Davin kalian kembalilah, Sebastian kau persiapkan diri untuk turun karena mungkin kau akan di turunkan, setelah ini kita akan membuat rencana penyergapan nya"
"Paman Danzel lebih baik kau tinggal dulu di kerajaan, paman juga akan ikut berunding, Ayah dan kakak juga akan ikut, dan paman aku meminta izin untuk membawa bibi Tera dan Hazia bersama Niel dan Zara untuk tinggal kemari, karena kita tak tahu apa yang mereka lakukan, dan mereka tak segan melakukan kekerasan, apakah paman mengizinkan?" lanjut Seth.

"Baiklah jika memang itu yang terbaik, aku tidak keberatan" ucap Danzel
"Terimakasih paman" ucap Seth
"Ayah setelah perunding selesai, aku ingin berlatih lagi bersama ayah,aku harus memastikan bahwa aku berada di posisi yang kuat"
"Tuan, tuan tidak harus turun tangan, biar saya saja yang turun tangan" ucap Sebastian.

"Benar apa yang Bastian katakan, kau bisa terluka" ucap Draco
"Aku tak perduli, aku harus turun tangan kakak, keluarga kecil ku di incar oleh para bajingan itu, bagaimana aku bisa diam?"
Draco terkejut, karena Seth jarang sekali menggunakan kata umpatan.

Javernest dan Danzel tersenyum, rasa tanggung jawab Seth sungguh besar, mereka senang, sebagai orang tua Seth, Javernest tentu bangga, sedangkan Danzel sebagai wali Niel merasa Niel memiliki pasangan yang tepat, ia selalu berharap yang terbaik untuk keponakannya itu.

"Ralph, kau aku tugasnya untuk membawa Niel dan lainnya kemari, setelah itu kau jagalah mereka, apa tidak masalah? Atau kau ingin kembali ke sana untuk kembali mengawasi mereka?"
"Tidak tuan, saya tidak keberatan sama sekali, apa yang anda perintahkan akan saya lakukan, saya terima dengan lapang dada" ucapnya sambil menaruh salah tangannya di depan dada dan yang lainnya di belakang punggung, dengan sedikit membungkuk untuk memberikan hormat.

"Terimakasih, jika begitu laksanakanlah"
Ralph lalu mengangguk dan izin untuk pamit, di susul Odin dan Davin.

Ketiganya kini telah berada di depan gerbang,
"Kalian hati-hatilah, jangan sampai lengah" ucap Ralph pada Odin dan Davin
"Tentu, kami akan menjaga diri, kau pun harus menjaga diri kita benar-benar tak tahu apa yang akan terjadi, bisa saja organisasi ini bergerak bahkan saat targetnya di kerajaan" ucap Odin
"Sebelum itu terjadi, kita pasti akan lebih dulu menyelesaikan mereka agar di sini tak ada korban lagi" ucap Davin.

Ralph tersenyum mendengarnya, ia seperti seorang kakak yang melihat pertumbuhan kedua adiknya, ia bangga, karena dulu Davin begitu cengeng tapi lihatlah sekarang, ia telah tumbuh menjadi pria yang bahkan dengan lantang mengatakan itu.

"Aku akan menunggu pencapaian besar kalian, bergegas lah kembali aku takut mereka akan curiga, bergerak juga dengan hati-hati" ucap Ralph dan di jawab anggukan oleh keduanya.

Mereka lalu berjalan ke arah yang berlawanan, Ralph ke arah kanan dan Odin juga Davin ke arah kiri,
"Aku selalu meminta doa untuk perlindungan kalian berdua, juga yang lainnya, kalian harus kembali bersembilan tidak boleh kurang" ucap Ralph sambil terus berjalan maju.






Continue...

Omega Queen || Nomin [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang