Niel dan Danzel baru saja sampai di Finbar, Seth yang tengah di ruangannya lekas turun untuk menemui istri dan pamannya,
"Niel, dimana Zara? Smith juga?"
"Tenang lah Seth, keduanya baik-baik saja, aku telah meluruskan urusan ku, Smith di sana bersama Zara"
"Di sana?" Niel mengangguk
"Iya, rupanya Zara memang berada di desa Hana, ia bilang ia ingin menetap lebih lama jadi aku biarkan, Smith lalu menawarkan diri untuk menemani Zara" Seth lalu mengangguk, ketiganya lalu masuk ke kerajaan.Di kerajaan, Mills masih murung, ia merindukan Zara,
"Sebenarnya apa yang terjadi diantara ibu dan kak Zara?" ia melamun setelahnya, namun lamunannya buyar kala Amilia memanggil namanya
"Ami? Kok bisa kamu di sini?"
"Tadi ayah bilang ada urusan di sini, jadi aku ikut"
"Ouh begitu"."Kamu mengapa melamun di sini, sedang memikirkan kak Franky ya?"
"Enak saja, aku sedang memikirkan kak Zara"
"Ada apa dengan kak Zara?"
"Kak Zara kabur dari rumah"
"Apa? Kenapa bisa?"
"Aku juga tidak tahu, beberapa hari yang lalu aku menemukan surat permintaan maaf kak Zara""Kakek Danzel, ibu serta kak smith tengah mencarinya"
"Ah begitu, tadi aku bertemu bibi Niel dan kakek sebelum menemui mu"
"Benarkah, berarti mereka sudah pulang. Ayo temani aku untuk menemui mereka"
"Baiklah ayo" mereka berdua pun pergi ke arah yang di tunjukkan Amilia.Sedangkan di Anwealda, Franky yang tengah menemani Lane bersin beberapa kali,
"Aduh siapa ini yang merindukan ku? Apakah itu dirimu adindaku, Mills serenson?" Lane yang berada di samping Franky, menatap Franky malas lalu pergi meninggalkan Franky begitu saja, orang aneh, kenapa Mills suka pria aneh seperti itu pikirnya,
"Nona, tunggu" ujar Franky sambil mengejar Lane yang semakin menjauh.Henry menyangga dagunya, ia menatap ke luar jendela kelas,
"Bagaimana keadaan kak Zara sekarang? Apa ibu, kakak dan kakek telah menemukan mereka, semoga saja keadaan kak Zara baik-baik saja" tak lama seruan yang memanggil namanya terdengar, ia mengalihkan tatapan dan melihat Milo tengah melambaikan tangan padanya di depan pintu.Henry bangun lalu menghampiri Milo,
"Ada apa Milo?"
"Milo tadi mencari Henry di kantin, tapi Henry tidak ada maka dari itu Milo kemari"
"Ah begitu, aku memang tidak ke kantin, tidak nafsu makan"
"Kenapa? Jika Henry tidak makan nanti sakit, itu yang dikatakan ibu pada Milo" Henry tersenyum lalu mengelus sekilas rambut hitam milik Henry"Tidak apa? Ini hanya sekali, lebih baik Milo makan gih sebelum bel masuk"
"Tapi bagaimana dengan Henry?"
"Henry bisa nanti makan di rumah saja"
"Tapi..."
"Tidak ada tapi-tapian lebih baik Milo segera makan, tuh teman Milo menunggu" Milo lalu mengangguk dengan lesu, ia menghampiri temannya dan pergi ke kantin sambil melambaikan tangannya ke arah Henry.Henry lalu kembali masuk ke kelasnya, ia kembali duduk di bangkunya hingga jam istirahat habis dan guru mulai kembali mengajar.
Zara dan Smith semakin dekat, walau kadang mereka masih canggung tapi interaksi mereka bisa di bilang cukup mesra, para warga telah tahu siapa itu Smith dan mendoakan kebahagiaan sepasang mate ini.
Interaksi yang sangat manis walau Smith terkadang masih kikuk atau ragu, Zara sendiri walau terlihat tenang tapi ia sangat malu melakukan beberapa kontak fisik yang sebelumnya jarang atau bahkan tidak pernah mereka lakukan.
Seminggu pun berlalu dan hari ini, Smith juga Zara akan kembali ke Finbar, setelah berpamitan mereka pergi menunggangi kuda yang sebelumnya di bawa oleh Smith, Zara duduk di depan Smith.
"Kakak, kira-kira bagaimana reaksi yang lain ketika tahu kita adalah sepasang mate ya?"
"Mungkin akan kaget, seperti ibu"
"Apa ibu sudah tahu?"
"Ibu tahu, kesalahan pahaman ini terjadi setelah aku memberitahu ibu apa yang aku lakukan padamu dan aku yang memiliki tanda di dadaku" Smith lalu mengangguk mengerti."Tapi kakak, karena kita sesama alpha, apa kakak juga akan menandai ku nanti?"
"Aku tidak tahu, tapi walaupun aku tidak menandai mu kita akan tetap terikat"
"Kamu benar kakak" Smith lalu menatap ke depan, dan memacu kudanya lebih cepat."Kakak kita istirahat di sini dulu saja ya? Ini sudah gelap, aku khawatir ada sesuatu" Zara tanpa berbicara langsung mengangguk mengiyakan, keduanya turun dari kuda dan menggelar tenda, malam ini begitu cerah dengan langit bertabur bintang yang indah.
Smith memeluk Zara yang tengah duduk di depan tenda mereka,
"Ayo tidur, ini sudah malam" Zara lalu mengangguk dan mereka berdua masuk ke tenda.Mereka tidur saling berhadapan, Smith tersenyum pada Zara dan Zara membalasnya,
"Lucu sekali, dulu aku selalu menolakmu tapi sekarang kamu menjadi takdir ku"
"Ini memang adil, usaha ku tidak sia-sia berarti" mereka semakin merapat diri hingga kini kedua belah bibir itu saling bertemu, Smith menarik pinggang Zara, mendekatkan Zara pada tubuhnya.Tautan itu terlepas, keduanya saling menatap lalu saling melemparkan senyum,
"Kakak, cantik sekali"
"Kamu tidak lupa aku juga alpha kan, Smith?"
"Tentu tidak, tapi kecantikan kakak bahkan mengalahkan omega yang aku temui"
"Kamu ini, pintar sekali berucap manis"
"Itu kenyataan kakak" mereka berdua lalu saling bercerita dan tertawa hingga terlelap dalam tidur.Continue...
KAMU SEDANG MEMBACA
Omega Queen || Nomin [END]
FanfictionNiel adalah seseorang yang hidup sebatang kara di dalam suatu hutan, sampai suatu hari dirinya menemukan seorang pria yang tergeletak tak berdaya di pinggiran sungai dekat rumah sederhana miliknya. a/n ;warning, cerita ini banyak typo jadi aku mau m...