The story of their children, part 2

697 39 0
                                    



Niel duduk di hadapan Seth, ia telah mengatakan apa yang menjadi kekhawatirannya,
"Lantas apa yang harus kita lakukan? Aku merasa khawatir Seth"
"Ya mau bagaimana lagi? Biarkan saja, yang penting Smith bahagia, iya kan?" Niel menatap datar pada Seth, ia baru sadar mata Seth biasanya berwarna hitam tapi kali ini yang berbicara padanya berwarna shappier.

"Aku ingin bicara dengan Seth bukan sisi alphanya"
"Jahat sekali, aku kan juga ingin berbincang dengan mu cantikku"
"Nanti saja, kita akan berbincang, kamu ini mirip sekali dengan sisi omega ku"
"Maka itu kita berjodoh, cantik" ada benarnya juga, biarlah
"Baiklah, sekarang biarkan aku berbicara dengan Seth"
"Baiklah cantikku" balas Seth lesu, setelahnya mata Seth kembali hitam.

"Kenapa sayang?"
"Tadi juga sudah mendengarnya kan?"
"Ah masalah Smith?"
"Aku tidak tahu harus bereaksi seperti apa, kasus seperti ini tidak pernah terjadi sebelumnya, kita lihat saja kedepannya bagaimana, kamu jangan terlalu khawatir Niel" lanjut Seth lalu menggenggam tangan Niel dan mengelusnya lembut, Niel menghela napasnya dan hanya dapat pasrah.







Zara tengah melakukan pekerjaannya dengan telaten, ia memasukan beberapa racikannya ke dalam kuali di depannya, lalu mengaduknya. Dari Zara kecil Zara memang suka mengamati, dan yang paling sering ia amati adalah mendiang ayahnya, dulu selain menjadi petani ayahnya adalah seorang peracik obat tapi ia tak dapat menjual obatnya hingga luar karena pekerjaan bertani tidak dapat di tinggal, jadi ia hanya membuat obat bagi warga sekitar saja, uang yang di hasilkan pun lumayan tapi karena tubuhnya semakin melemah Vance lebih memilih fokus pada pekerjaan yang pasti, karena untuk meracik obat ia harus banyak mencari bahan.

Saat tinggal dengan Niel pun, rupanya Niel juga sering membuat obat, dan Zara semakin memperlihatkan ketertarikannya pada obat-obatan, ia bahkan masuk ke sekolah tabib terkemuka untuk dapat menjadi tabib yang hebat, ia juga kadang meminta tabib Will untuk mengajarinya dan kini ia menjadi salah satu tabib muda di kerajaan Finbar.

Zara juga menggantikan Niel untuk menyuplai obat ke toko paman Nath yang kini telah di kelola oleh putranya.
Ia bersenandung sambil mengaduk kuali di depannya.

"Zara" panggil seseorang, Zara lalu mengalihkan tatapannya dan tersenyum tipis pada seseorang yang memanggilnya, Lily.

"Ada apa Lily, apakah ada yang kamu butuhkan?"
"Ah ya aku ingin membeli supressant, supressant ku sudah habis"
"Baiklah, tolong tunggu sebentar aku akan mengambilkannya untuk mu" selain menjadi salah satu tabib kerajaan, Zara juga membuka toko kecil di dekat kerajaan, ia menjual hasil obat-obatan yang ia buat termasuk supressant.

"Ini adalah supressant yang kamu butuhkan" ucapnya sambil menyodorkan tas kecil yang berisikan supressant yang diminta Lily tadi,
"Terimakasih Zara, ini uangnya"
"Kembali kasih, karena telah membeli disini" ucap Zara sambil tersenyum.

Lily lalu masih diam di sana, Zara membiarkan mungkin dia tengah mengingat apa yang harus ia beli karena Lily sering kali lupa dan datang dua kali atau bahkan lebih ke toko ini.

"Zara"
"Ya?"
"Apakah ada sesuatu yang bisa aku bantu?"
"Ah sayangnya tidak ada, aku bisa melakukannya sendiri, terimakasih Lily"
"Begitu, baiklah. Jike eum begitu aku pamit ya?"
"Oh iya, silahkan Lily".

Lily lalu berbalik memunggungi Zara, tapi tak lama Zara memangilnya membuat Lily tersenyum dan segera berbalik,
"Ya? Apa ada yang bisa aku bantu Zara?"
"Ah tidak, aku hanya ingin bertanya kamu tidak melupakan sesuatu kan? Karena kamu sering kali lupa dan malah bolak-balik kemari, aku kasian melihat mu bolak-balik seperti itu"
"Eum begitu, tidak ada seharusnya aku memang hanya ingin membeli ini"
"Kau yakin?" Lily mengangguk
"Baiklah, jika memang seperti itu, kamu bisa melanjutkan jalan mu untuk pulang, maaf karena menahan mu".

Lily lalu tersenyum dan keluar dari toko milik Zara, mukanya tertekuk,
"Mengapa Zara sangat tidak peka, aku masih ingin berduaan dengannya tapi karena aku tak punya alasan maka dari itu aku menawarkan bantuan. Aku juga sengaja membeli apa yang aku butuhkan satu-satu seolah aku lupa agar aku dapat melihatmu lebih lama" ucapnya lesu, sayangnya tanpa Lily tahu Zara mengetahui bahwa Lily menyukainya tapi Zara lebih memilih pura-pura tak tahu karena ia sudah menganggap Lily sebagai teman sebayanya, tak lebih dan tak kurang.

Zara sendiri sejauh ini tak pernah terlalu tertarik pada seseorang, ia mencari seorang omega yang mirip Niel. Niel adalah tolak ukur Zara dalam mencari omega, ia ingin memiliki seseorang yang selembut Niel namun begitu kuat, baik, cantik paras dan hatinya, ia juga sangat mengayomi orang-orang yang membutuhkannya.

Sudah banyak omega yang ia harus tolak karena belum adanya minat dalam hal romantis dan belum menemukan seseorang yang kiranya cocok dengan dia. Lily sendiri adalah orang yang baru ia kenal beberapa bulan kebelakang, saat itu Lily baru pindah ke Finbar dan Zara pernah menolongnya saat ia tersesat dari sanalah Zara mulai berteman dengan Lily tapi sepertinya hanya Zara yang menganggap Lily teman, karena sebaliknya Lily menganggap Zara sebagai seseorang yang ia kagumi, ia sukai.

Zara kembali fokus pada kegiatannya, sebelum gemerincing lonceng kembali terdengar menandakan ada yang masuk ke tokonya, ia tersenyum senang saat melihat Niel berdiri di sana, menatapnya sambil tersenyum.

"Ibu" ucapnya senang, ia menghentikan kegiatannya dan memeluk ibunya itu erat, ia merindukan ibunya yang kemarin pergi ke Anwealda karena ia ada urusan dengan Hazia di sana, di tambah ia juga sibuk bekerja membuat Zara jarang bertemu Niel bahkan saat mereka berada di tempat yang sama.

"Ibu ada apa kemari? Jika ibu membutuhkan sesuatu ibu bisa memanggil Zara ke kerajaan, oh iya kapan ibu pulang? Kenapa tidak memberitahu Zara?"
"Zara satu-satu nak" ucap Niel sambil terkekeh
"Hehehe maafkan aku ibu, aku hanya terlalu rindu pada ibu, jika begitu ayo kita mengobrol di dalam saja" Niel kembali tersenyum lalu mengangguk, iapun mengikuti Zara untuk masuk ke tempat biasanya Zara istirahat.

Di luar rupanya Lily kembali, ia kembali melakukan caranya agar dapat bertemu Zara, pura-pura melupakan sesuatu dan datang kembali ke toko Zara, tapi ia melihat pemandangan yang jarang sekali terlihat,
"Siapa itu? Kenapa Zara tersenyum senang sekali pada seseorang itu?" ia lalu berbalik arah dan kembali ke rumahnya sambil termenung memikirkan siapa orang yang tadi mengobrol bersama Zara.

"Apa itu kekasihnya? Pantas saja ia seperti terus menolak ku secara halus rupanya ia telah memiliki kekasih, kenapa aku tak tahu ini dari awal?" ucapnya sedih
"Andai aku tahu dari awal pasti aku tak akan menyukai Zara, hahhh baiklah ini saatnya aku harus melupakan Zara tak apa masih banyak alpha lain selain Zara, tapi alpha yang seperti Zara hanya Zara tapi tak apa Lily kamu pasti bisa" ucapnya optimis dan menyemangati dirinya sendiri, semangat Lily.

Semenjak memiliki putra Niel memang jarang muncul di publik, ia hanya berdiam diri di kerajaan dan mengurus putra-putranya langsung, jadi banyak warga baru Finbar yang tak tahu menahu soal ratu Kerajaan ini.

Niel pun tak memusingkan soal itu, jika ada yang mengetahui ia siapa ia tak masalah tapi jika ada yang tak tahu tentangnya pun bukan masalah, ia santai saja.




Continue...

Omega Queen || Nomin [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang