bab 30

4.9K 345 23
                                    





Niel merasakan sakit yang teramat di kepalanya, ia meringis pelan sebelum bangun dari pingsannya, ia menatap sekeliling di sampingnya ada Seth yang tertidur tenang dengan muka yang pucat, Niel segera duduk ia menunduk menyatukan keningnya dengan kening Seth sebari mengelus pipi Seth pelan.

"Seth aku mohon, kau harus bangun, kau ingatkan? Janji mu, saat kau pulang kau ingin menghabiskan waktu dengan ku, maka dari itu bangun lah Seth... Seth" ucapnya mulai parau
"Seth, ayo bangun" lalu setelahnya terdengar suara Seth yang pelan seperti berbisik,
"Niel" ucapnya terbata, Niel lalu menegakan kembali duduknya ia menatap Seth dengan mata berlinang.

"Aku tidak apa, percayalah semuanya pasti akan baik-baik saja" ucapnya lagi lagi dengan suara berbisik, Niel hanya bisa mengangguk pasrah ia mendekat setelah Seth mengatakan ingin memeluknya, Niel memeluk tubuh Seth yang hangat,
"Niel aku sangat menyayangi dan mencintaimu, tentu dengan Zara juga"
"Hum aku juga menyayangi dan mencintaimu Seth, tentu dengan Zara juga" ucapnya tersipu, terdengar suara tertawa Seth yang lirih.

Sebelum Seth akhirnya tak lagi bersuara, dia hanya diam gerakan menepuk punggung Niel pun terhenti dengan melemahnya suara detak jantung yang Niel dengar langsung dari dada Seth.

"Seth, Seth kau baik-baik saja? Seth, katakan sesuatu, seth!" Niel lalu segera mengecek keadaan Seth, ia tak merasakan denyut nadi Seth, ia tak dapat merasakan hembusan napas Seth, Niel panik, ia kembali mengguncang tubuh Seth yang mulai kehilangan kehangatannya, bibirnya tak berhenti memanggil nama Seth.

Hingga teriakannya membuat Tyaga dan Tera serta Hazia yang tengah duduk di meja ruang makan terkejut, sekencang itu Niel berteriak histeris memanggil kekasih hatinya yang tak lagi merespon apapun.

"Seth aku mohon, Seth tidak, Seth jangan" ucapnya mulai tersedu air mata mulai berlomba keluar dari mata cantiknya, pintu terbuka menampakkan Tyaga, Tera dan Hazia.

"Niel ada apa?" tanya Tera namun Niel tak merespon, ia hanya terus mengguncang tubuh Seth sembari menangis dan memangil nama Seth, rasa sesak di dadanya menumpuk ia hanya ingin Seth membuka matanya lalu tersenyum seperti biasanya kepadanya.

Tyaga pun berinisiatif untuk mengecek sebenarnya apa yang terjadi, dan Tyaga hanya bisa terdiam setelah melihat putranya terdiam kaku dengan wajah pucat dan senyum tipis yang terpatri di bibirnya, Tyaga tak merasakan hembusan napas putranya, tak merasakan denyut nadi putranya, ini pasti tidak mungkin, Tera yang menyadari itu segera memeluk Tyaga sebelum ia menangis dalam diam.

Hazia terkejut ia menutup mulutnya lalu menghampiri Niel dan langsung memeluknya, Niel tak bergeming ia hanya terus mengguncangkan tubuh yang mulai kaku Seth, bibirnya tak henti memanggil nama kekasihnya bahkan jika itu membuatnya serak atau kehilangan suaranya, asalkan kekasih hatinya kembali.

"Niel" panggil Hazia pelan
"Hazia, kekasihku pasti masih hidup Hazia, dia tidak mungkin meninggalkan aku dengan Zara" ucapnya dengan terisak
"Niel" Hazia hanya bisa memanggil nama sahabatnya itu karena ia bahkan tak bisa untuk berkata-kata lagi.

Tera lalu melepaskan pelukannya dengan Tyaga, ia segera keluar untuk memberikan kabar duka ini, Tyaga lalu bangkit ia ikut memeluk Niel dengan Hazia.

Tera terengah, ia segera menghampiri salah satu pengawal yang bertugas menjaga burung informasi, di balik punggungnya berjejer burung elang dan merpati untuk menyampaikan pesan, Tera lalu segera meminta pengawal itu mengirimkan pesan pada rombongan kerajaan yang berisi, Draco, Javernest, Danzel, Darius, Saint untuk mencari tanaman obat yang akan menjadi obat penawar Seth, sang pengawal jujur saja terkejut mendengar kabar yang akan di sampaikan ia merasa sedih.

Sang elang telah di terbangkan, Tera lalu kembali ke kamar Seth, ia juga segera memanggil tabib untuk memastikan, ia masih berharap setidaknya walau secercah harapan.

Omega Queen || Nomin [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang