bab 25

7K 501 2
                                    






Seth baru menginjakkan kakinya di kerajaan lalu segera bergegas memasuki kerajaan, di lorong kerajaan ia bertemu dengan beberapa pengawal dan meminta mereka untuk segera memberitahu para petinggi kerajaan, untuk berkumpul di tempat pertemuan.

Mendengar kabar ayahnya telah pulang ia sangat senang, ia segera berlari ke arah belakang kerajaan, tapi sebelum melepas rindu bersama sang ayah, ia harus memberitahu sang ayah dan kakak dan pasti keduanya ada di sana.

Hobi lain sang ayah adalah memancing, ketika ia pulang ia pasti akan meminta Seth atau Draco untuk menemaninya.

Di belakang kerajaan terdapat sungai yang luas dan besar, di sana biasanya banyak ikan dan menjadi tempat biasanya sang ayah melakukan hobi memancingnya.

"Ayah, kakak" panggilnya kala telah berdiri di dekat keduanya, kedua pria yang tengah asik memancing itu cukup terkejut, terbukti dari sedikit melonjaknya tubuh mereka.

"Putra bungsu ku" ucap Jave lalu memeluk tubuh bongsor putra bungsunya itu, Seth tentu membalasnya
"Ayah, maaf kita tak bisa bersantai ada yang ingin aku sampaikan"
"Ada apa, Seth?" tanya Javernest setelah ia cukup tenang
"Ayah, kakak ayo segera ke ruang pertemuan ada yang ingin aku bicarakan dan rundingkan" balas Seth
"Apa yang ingin kau bicarakan, Seth?" kali ini Draco yang bertanya
"Nanti aku kan menjelaskan di ruang pertemuan, maka dari itu kita segera bergegas ke sana" balas Seth
"Baiklah, baiklah" balas Javernest dan Draco bersamaan.


Semua para petinggi kerajaan kini telah berkumpul, termasuk Seth, Draco dan Javernest. Seth lalu memulai rapat mendadak itu,
"Ada hal yang ingin saya sampaikan, maka dari itu saya meminta semua petinggi berkumpul"
"Kalian ingat saat saya menghilang beberapa hari saat beberapa bulan kebelakang?" serentak yang ada di sana menjawab 'ya' dan mengangguk.

"Sebelum saya menghilang saya di serang oleh beberapa orang, tepatnya orang-orang berjubah hitam. Saat itu saya tidak terlalu mengerti karena mereka tidak buka mulut sama sekali bahkan ketika saya bertanya"
"dan hari ini saya kembali di pertemukan dengan mereka, saya memang tidak begitu yakin tapi jika saya perhatikan ada lambang yang membentuk sebuah pola di bagian belakang jubah hitam itu dan itu sama persis dengan apa yang saya lihat dari jubah orang-orang yang menyerang saya"

"Pagi tadi saat saya tengah berjalan bersama Niel dan Zara, ada beberapa orang berjubah hitam yang menghadang kami, kali ini mereka berbicara dan meminta saya dan Niel menyerahkan Zara, kemungkinan besar Zara ada hubungan dengan kerajaan karena kemungkinan saya di serang pun karena saya adalah anggota kerajaan".

" Alasan saya meminta untuk berkumpulnya kalian di sini adalah untuk meminta mentri pertahanan dan pasukan khusus untuk menyelidiki ini, jika bisa hingga ke akarnya" ucap Seth tegas
"Yes sir!!!" ucap orang-orang yang di tuju.

Rapat itu terus berlanjut, Seth memberikan beberapa arahan penting pada para petinggi sedangkan Draco hanya menyimak dan mencatat beberapa hal ia juga akan mencari tahu mungkin di buku ada informasi tentang ini, karena ia belum membaca semua buku di perpustakaan kemungkinan ia mungkin akan sedikit menemukan titik terang.

Sedangkan Javernest termenung, ia seperti teringat sesuatu apalagi saat Seth mengatakan jubah hitam yang memiliki logo, ia begitu termenung.










Di lain sisi Danzel baru saja pulang setelah mencari tahu informasi tentang siapa orang tua Zara, sayangnya hanya sedikit informasi yang bisa ia dapatkan karena orang tuanya tak memiliki kerabat.

"Ah Niel, kebetulan kau ada di sini" ucap Danzel kala melihat Niel yang tengah duduk dan mengobrol bersama Hazia
"Paman" ucap Niel
"Ayaaah" ucap Hazia lalu menghampiri Danzel dan memeluk sang ayah yang sudah tidak pulang selama beberapa hari kebelakang,
"Zia sangat merindukan ayah" ucap Hazia sedih
"Ayah juga, maafkan ayah ya?"

Jujur saja melihat pemandangan seperti itu membuat Niel iri, maka dari itu ia langsung mengalihkan tatapan miliknya ke lain tempat.

Tak lama kedua ayah anak itu duduk di hadapan Niel dan Tera baru saja keluar dari kamar mandi, ia pun memberikan sambutan untuk suaminya membuat Niel dan Hazia cukup tersemu melihatnya.

"Jadi sayang apa yang kau temukan tentang orang tua Zara?" tanya Tera
"Awalnya aku benar-benar putus asa, karena banyak orang yang tak tahu tentang Zara tapi saat memasuki satu wilayah desa kecil, aku mendapat beberapa informasi" balas Danzel.

"Kota kecil itu bernama desa Hana, di sana begitu indah dan banyak bunga, di sana satu sama lain saling mengenal karena populasinya kecil jadi saat aku bertanya tentang Zara, di sana banyak orang-orang yang tahu, berarti Zara dulu tinggal di sana" ucap Danzel
"Menurut orang-orang yang tinggal di sana, Zara tinggal bersama ayahnya dari kecil jika tak salah mate dari ayah Zara men-reject ayah Zara karena saat itu mereka sedang mengalami krisis ekonomi, tapi semua orang salut dengan ayah Zara yang masih bisa bertahan bahkan setelah ia di reject oleh pasangannya maka dari itu semua orang juga membantu menjaga Zara kecil"

"Menurut salah satu warga yang telah tinggal lama di sana, ayah Zara di urus oleh sepasang kakek nenek karena ibunya meninggal ketika melahirkannya, ayah Zara adalah seseorang yang sangat pekerjaan keras, sopan dan baik hati maka dari itu ia di sukai semua orang di desa Hana, ia juga orang yang kuat tapi sayang setelah ia di reject oleh mate nya alias ibu Zara, fisiknya menjadi melemah ia jadi sulit bekerja dan semakin sulit untuk mendapatkan uang tapi untungnya banyak orang-orang yang berbaik hati kepada mereka"

"Namun hal naas terjadi, saat usia Zara baru menginjak tujuh tahun ada kejadian tak terduga saat itu kejadian terjadi di malam hari, kebanyakan orang tak mengetahuinya tapi saat itu warga yang paling dekat dengan rumah Zara mendengar suara gaduh dari rumah Zara, warga ini memeriksa rumah Zara tapi naas saat itu warga ini hanya bisa melihat ayah Zara yang tergeletak tak berdaya dan bersimbah darah juga Zara yang duduk di sampingnya dengan tatapan kosong" Hazia, Tera apalagi Niel tentu terkejut mendengar penjelasan dari Danzel, Niel tak menyangka.

"Zara..."ucap Niel sendu
"Saat itu sebenarnya ayah Zara masih hidup tapi keselamatan hidupnya tidak lah besar, kemungkinan besar karena tubuhnya memang sudah lama melemah dan luka yang ia terima sangat parah"
"Saat ayah Zara di makamkan satu pun warga desa tak ada yang menemukan Zara, kemungkinan besar Zara kabur tak tentu arah dan ia sampai di kota ini"

""Tapi paman, maaf jika aku menyela, desa hana itu seberapa jauh dengan kota ini?" tanya Niel
"Jika berjalan mungkin memerlukan waktu tiga hari, ada apa Niel?" tanya Danzel
"Berarti selama tiga hari atau lebih Zara berjalan tak tentu arah dan sampai di sini, itu juga belum tentu Zara baru sampai saat aku bertemu dengannya"
"Zara..." ucap Niel parau, ia hampir menangis, Hazia segera berpindah duduk dan memeluk Niel
"Setelah ini aku pasti akan membuat, membelikan makanan yang Zara mau, bahkan jika itu sulit sekalipun" ucap Niel parau.

Tera lalu memeluk Danzel, ia juga merasa sedih mendengarnya dan Danzel pun menenangkan Tera,
"Tak apa, sekarang ia tak akan sendiri dan kesusahan lagi" bisik Danzel.

"Ah ya Niel, segitu saja yang bisa paman dapatkan, maafkan paman saat itu ternyata ayah Zara bukan berasal dari sana jadi tak banyak orang tau tentang orang tua atau kakek nenek Zara, dan juga jika tidak salah nama ayah Zara adalah Vance" mendengar nama itu membuat Niel terdiam, ia jadi teringat sesuatu.







Continue...

Omega Queen || Nomin [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang