The story of their children, part 6

392 27 0
                                    




Smith memisahkan diri dari yang lain, ia terdiam di balkon menatap hamparan bunga di taman belakang kerajaan.

Pundaknya di tepuk pelan, saat ia berbalik ia dapat melihat Zara yang tengah tersenyum padanya, Smith lalu balas tersenyum namun segera membalikkan tubuhnya dan kembali menatap hamparan bunga.

"Kakak tidak bergabung dengan yang lain?" Zara mendekat ia juga menatap hamparan bunga di sana,
"Kakak melihat Smith disini, jadi kakak kemari, kakak yang harusnya bertanya kenapa Smith tak bergabung bersama yang lain? Apa karena ada kakak di sana?"
"Tidak, kakak jangan berspekulasi seperti itu, Smith hanya ingin di sini, di dalam banyak orang jadi Smith menghirup udara segar di sini" Smith menegakkan tubuhnya, ia baru menyadari bahwa Zara kini lebih pendek darinya, Smith tak memusingkan itu, niatnya ia ingin kembali ke dalam.

Namun tangannya ditahan oleh Zara, ia tak berbalik namun ia dapat merasakan pelukan dari Zara, Zara memeluknya dari belakang,
"Smith, apakah kamu tidak merindukan kakak? Kakak sangat merindukan mu, Smith" Smith terdiam, apakah Zara lupa? Ia memiliki perasaan lebih pada Zara, jika Zara seperti ini Smith takut dirinya lepas kendali dan berujung Zara yang membencinya.

Zara sendiri menyenderkan kepalanya ke punggung Smith yang lebar,
"Aku merindukan mu kakak, bisakah kamu melepaskan pelukan mu?"
"Mengapa? Kamu tak ingin aku memelukmu?"
"Kakak jangan pura-pura lupa, perasaan ku masih sama, dengan kakak seperti ini aku takut aku akan lepas kendali. Kakak sendiri yang mengatakan bahwa kita tak akan bisa bersama, aku sudah sadar tapi kenapa kakak seperti ini?"
"Smith..." tatapan Zara menjadi sendu, tangannya terulur ke pipi Smith dan mengelusnya lembut, sebelum ia mendekatkan diri pada Smith dan mencium Smith tepat di bibir.

Smith tentu terkejut, tapi seolah otaknya juga tak bisa di ajak kerja sama ia tak memerintahkan tubuhnya untuk mendorong Zara menjauh, hatinya sudah menjerit, sial, sial, sial kenapa harus seperti ini?

Akhirnya otaknya sudah bisa ia ajak kerja sama, ia mendorong Zara dengan pelan dan segera menjauh dari Zara, meninggalkan Zara yang menatap sendu kepergian Smith.

Ia memegang dada kirinya yang terasa panas, tempat di mana tanda miliknya muncul. Zara menghela napasnya, ia cukup siap untuk dibenci oleh Smith setelah ini.

Smith sendiri langsung masuk ke kamarnya, mengapa Zara melakukan hal itu, ia yang dari dulu mendorongnya menjauh dan sekarang ia seolah menariknya mendekat, Zara pikir perasaannya itu apa? Layangan yang bisa Zara tarik ulur? Entah apa yang terjadi pada Zara selama ia pergi tapi Zara jadi aneh, Smith tak mengerti.

Membenci Zara pun ia mana bisa, memang benar ia harus menjauhi Zara karena setelah kejadian ini ia pasti akan semakin ingin memiliki Zara untuk menjadi miliknya,
"Lebih baik aku tidur saja, takutnya aku gila jika terus memikirkan ini" ucapnya sembari merebahkan tubuhnya di atas kasur dan mulai menutup matanya.

Smith terbangun dan di hadapannya sudah ada Zara yang berdiri menatapnya, ia terlonjak kaget dan berakhir terjatuh, Zara lalu segera menghampiri Smith,
"Kamu tidak apa?"
"Apa yang kakak lakukan di sini?"
"Ibu meminta ku untuk membangunkan mu, oh iya kamu tidak apa kan?"
"Yah aku tidak apa, kakak sudah bisa kembali ke tempat kakak" Zara menatap sedih Smith yang tengah mengelus pinggulnya yang menghantam lantai berlapis karpet merah di bawahnya.

"Baiklah, jika begitu kakak pamit ya? Segera bersiap lalu turun ke ruang makan, yang lain menunggu mu"
"Baiklah" ucapnya sambil berdiri, bersamaan dengan berdirinya Smith, Zara juga berdiri dan pergi keluar kamar Smith.

"Sial, aku pikir apa itu tadi. Kakak mengejutkan ku" ia lalu bergegas untuk bersiap melakukan perintah kakaknya tadi.

Smith telah berada di ruang makan, ia duduk di samping ayahnya yang berhadapan dengan sang ibu, setelah mengucapkan selamat pagi tadi Smith dan yang lainnya memulai kegiatan pagi mereka.

Omega Queen || Nomin [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang