bab 24

7K 516 7
                                    






Setelah kejadian itu, mereka memutuskan untuk istirahat sejenak di rumah Niel, tubuh Niel juga cukup lemas dan Zara masih ketakutan.



Niel memeluk Zara yang tengah duduk di pangkuannya, anak itu kini sudah terlelap setelah tadi begitu ketakutan hingga tubuhnya gemetar.

Seth sendiri sedang memperhatikan kedua kesayangannya itu, ia sesekali juga akan mengelus rambut Zara,
"Niel setelah kau cukup kuat, kita kembali ke kota ya? Aku akan segera melaporkan ke kerajaan dan jika aku meninggalkan mu dengan Zara aku memiliki firasat yang buruk" tanpa membantah Niel langsung menganggukkan kepalanya pelan.

"Seth, apakah kau tau tentang mereka?" tanya Niel setelah lama berdiam
"Aku kurang tahu, tapi ingat saat kau menolong ku? Sebelumnya yang menyerang ku adalah mereka, walau tidak yakin tapi mereka yang menyerang ku semuanya menggunakan jubah hitam seperti tadi" ucap Seth sambil menatap Niel
"Aku mengerti, tapi mengapa mereka mengincar Zara? Mungkin saat dulu kau di serang mereka tau kau anggota kerajaan, tapi Zara? Apakah ada hubungannya juga ia dengan anggota kerajaan?" ucap Niel bingung
"Aku juga tak tahu, lebih baik kita menunggu informasi dari paman Danzel, beliau masih mencarinya bukan?" Niel lalu mengangguk mengiyakan.





Keadaan Niel sudah baik-baik saja, Zara yang masih tertidur kini berpindah ke pelukan Seth, mereka akan segera berangkat kembali ke kota.

Setelah berjalan cukup lama, mereka akhirnya sampai di pinggiran kota, mereka berjalan mengitari beberapa rumah sampai akhirnya sampai di rumah Hazia, rumah Hazia memang berada di pinggiran kota namun cukup jauh dari hutan Amalthea.

Mereka berdiri di depan pintu, sebelum tangan Niel naik untuk memencet bel yang telah di sediakan, tak lama pintu terbuka menampakkan Tera yang tengah menggunakan apron,
"Eh" ucap Tera spontan kala melihat Seth di belakang Niel, lalu segera menunduk sedikit tubuhnya, memberi hormat pada Seth.

"Bibi tak usah seperti itu" ucap Seth sedikit panik, Tera lalu kembali menegakkan tubuhnya,
"Mari masuk dulu tuan" ucap Tera
"Tak usah bibi, aku hanya akan mengantar Niel dan Zara kemari"
"Begitu tuan, jika begitu terimakasih" Seth lalu tersenyum untuk membalas perkataan itu.

"Bibi jika tidak keberatan mungkin Niel akan berdiam cukup lama di rumah bibi, apakah bibi berkenan?" ucap Seth
"Tidak, tidak harus selama itu, sehari atau dua hari juga sudah cukup bukan?" ucap Niel
"Tidak bisa Niel, mereka mungkin saja akan menyerang tanpa sepengetahuan kita" balas Seth
"Tapi-" ucapan Niel lalu terpotong oleh ucapan Seth
"Niel, kumohon, aku tak ingin kau dan Zara terluka" ucap Seth sendu.

Niel yang ingin melanjutkan itu pun seketika terdiam, lalu hanya mengangguk pasrah,
"Bibi apakah bibi bersedia?" tanya Seth kembali, Tera tentu saja menyetujuinya, dari dulu ia bahkan meminta Niel untuk tinggal di sini daripada di rumahnya tapi Niel selalu menolak.

"Terimakasih bibi, jika begitu saya pamit" ucap Seth lalu menyerahkan Zara pada Niel, Niel pun menerimanya,
"Jaga dirimu dan Zara Niel, aku mencintaimu" ucap Seth lalu mengecup kening Niel lama, tentu itu membuat ia tersipu apalagi ada Tera yang tengah memperhatikan sambil tersenyum.

Niel dengan gugup membalas ucapan cinta Seth dan membuat Seth tersenyum, lalu segera pergi setelahnya. Niel yang masih tersipu itu lalu di minta masuk oleh Tera. Hazia yang berada di dapur segera mengalihkan tatapannya dari panci ke arah suara langkah yang terdengar.

"kemari kemarii " ucap Hazia antusias saat melihat Niel, Niel lalu tersenyum menatap Hazia dan mengangguk,
"Tidurkan Zara lebih dulu Niel, tidurkan di kamar Hazia, bolehkah Zia?" ucap Tera, Hazia pun mengangguk dengan semangat,
"Tentu saja" balasnya ceria
"Terimakasih bibi, Zia".

Setelah membaringkan Zara di kamar Hazia, Niel kembali ke ruang tamu di sana Hazia dan bibi Tera telah duduk, sepertinya acara memasak mereka telah usai,
"Niel kemari" kali ini Tera yang meminta
Niel lalu patuh dan duduk di sebelah Hazia yang berhadapan dengan Tera.

"Niel sebenarnya apa yang terjadi? Hingga tuan Seth meminta izin seperti itu?" tanya Tera, Niel lalu terdiam sejenak dan mulai menceritakan sesuatu yang terjadi sebelum tadi ia dan Zara kemari. Mendengar hal itu tentu saja Hazia dan Tera terkejut, Tera bahkan terlihat begitu khawatir sambil menatap Niel, Niel yang menyadari itu lantas tersenyum,
"Bibi, tenanglah aku tak apa" ucapnya.

"Mungkin dari hari ini, Niel dan Zara akan merepotkan bibi" lanjutnya, Tera lalu menggeleng, ia merasa tak direpotkan sama sekali oleh Niel dan Zara, ia malah senang akan hal itu, rumah akan semakin ramai.

"Perlukah bibi meminta paman untuk mempercepat pencariannya?"
"Tak usah bibi, Niel sudah sangat bersyukur paman mau membantu, yang penting memang ada kejelasan tentang siapa orang tua Zara" ucap Niel.

Tera lalu tersenyum, sifat Niel saat ini begitu mengingatnya akan mendiang sang sahabat, Athaya. Jika di ingat Athaya juga seseorang yang tidak terlalu senang merepotkan orang, ia bahkan akan melakukan sesuatu sendiri jika itu bisa ia lakukan sendiri bahkan jika itu berat baginya.

"Baiklah, kita tunggu kebenarannya, semoga masalah ini tidak semakin besar dan menyebar ke banyak hal" Tera tentu tau hal ini bukan hal remeh yang bisa selesai begitu saja, dari cerita Niel tadi Seth juga pernah di serang, kemungkinan ini adalah orang yang tak menyukai anggota kerajaan dan ada kemungkinan bahwa Zara ada sangkut pautnya dengan anggota kerajaan, maka dari itu Zara sampai di incar.

Ia hanya bisa berharap semua akan baik-baik saja dan meminta perlindungan yang maha kuasa.




Continue...

Omega Queen || Nomin [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang