The story of their children, part 3

601 29 0
                                    




Waktu istirahat telah datang, Mills, Amilia dan Lane bangun dari bangkunya dan berjalan beriringan ke kantin,
"Kira-kira hari ini menu nya apa ya?" ujar Amilia dan diangguki Mills
"Aku dengar itu nasi goreng daging dan beberapa dessert dari barat" ujar Lane
"Waw dessert dari barat adalah sesuatu yang paling aku sukai" ucap Mills senang
"Iya karena sangat menyukainya, kau sampai di marahi bibi Niel karena terlalu banyak makan manis dan berujung sakit gigi" sahut Lane

"Ibu tidak memarahiku, enak saja, ia hanya menasehati ku saja" jawab Mills
"Sama saja, kamu dimarahi menurut ku"
"Terserah saja lah, jangan mengganggu mood baik ku, semua alpha memang menyebalkan kecuali kak Zara, ayah, kakek dan Henry, sisanya menyebalkan"

"Enak saja, aku tak menyebalkan, kamu yang menyebalkan"
"Aku tidak, kamu yang menyebalkan"
"Tidak-"
"Cukup, kalian ini kenapa suka sekali ribut sih, menggangu orang lain tau, kalo kalian mate tau rasa tuh"
"Eh Ami enak aja kamu ngomong kaya gitu" ucap Mills dan Lane bersamaan
"Lagian kenapa ribut terus, udah ayo kita ke kantin nanti kita kehabisan makanannya" ujar Amilia lalu menarik kedua tangan sahabatnya itu.

Untungnya mereka semua dapat kebagian makanan yang mereka mau, saat tengah menikmati makanan mereka, ketiganya dikagetkan oleh suara milik Franky yang langsung duduk di samping Lane dan membiarkan Lane menatapnya tajam.

"Apa? Kenapa kamu menatap ku galak seperti itu sih nona Lane?"
"Lagian kenapa langsung duduk di sampingku? Kan masih banyak tempat lain?"
"Yang memangnya tidak boleh? Ini kan kosong"
"Ya sudahlah, kamu hanya mengejutkan ku saja bukan tidak boleh"
"Ya baiklah, terimakasih nona Lane"
"dan berhenti memanggilku nona, panggil Lane saja"
"Tidak mau, itu sudah sangat cocok untukmu"
"Terserah saja" ucap Lane malas dan kembali melanjutkan acara makannya.

Smith hanya menghela napas melihat keduanya, sudah terlalu biasa dan Amilia yang tertawa melihatnya,
"Kak Frank suka ya sama Lane? Kata ibu jika seseorang sering menjahili kita artinya orang itu suka sama kita"
"Hah enggak" ucap Franky dan Lane
"Tuh bareng, cie"
"Engga kok Ami, kamu jangan fitnah"
"Tuh bareng lagi, cie cie"
"Jangan ngikutin bisa gak?" ujar Lane
"Mana ada, nona kali yang ngikutin saya"
"Enak aja"
"Udah deh, emang cocok kalian ini" ucap final Amilia.

Lane dan Franky saling tatap, Lane menatap sinis Franky dan Franky menatap bingung Lane, sedangkan Mills dari tadi hanya menatap mereka dalam diam.

Kebiasaan keluar Georgio yang akan mengirimkan anaknya sebagai tangan kanan raja selanjutnya, telah di hilangkan karena kedua anak Draco tak ada yang mau, bukannya apa tapi mereka sudah menganggap Franky seperti kakak bagi mereka, di tambah ibu Franky adalah sepupu dari Draco jadi kebiasaan itu telah di hilangkan tapi Franky masih tetap menghormati Lane dan Milo layaknya Saint yang menghormati Seth dan Draco.

Jam istirahat telah usai, mereka kembali ke kelas mereka masing-masing, Smith dan Franky ke arah kiri, sedangkan Mills, Lane dan Amilia pergi ke arah kanan.

Smith dan Franky telah menjadi murid akhir, Mills, Lane dan Amilia adalah murid kelas satu, kebetulan ketiganya sekelas.

Di kelas Mills diam di bangkunya, Lane dan Amilia saling tatap tak biasanya Mills pendiam seperti ini, ia anak yang cukup aktif, saat akan bertanya guru masuk ke kelas mereka, membuat Amilia dan Lane urung untuk bertanya.

Hari ini ada salah satu pelajaran kesukaan Mills tapi putra tengah Seth itu tampak melamun dan tidak fokus, dan itu terjadi hingga jam pulang, Lane memutuskan untuk bertanya sembari menunggu jemputan datang.

"Mil, kamu baik-baik saja?"
"Ah ya? Kenapa Lane?" Amilia dan Lane menatap bingung Mills, ia juga sering melamun dari tadi
"Kamu tidak apa? Apakah kamu sakit?" kali ini Amilia yang bertanya, Mills hanya tersenyum lalu menggelengkan kepalanya pelan, sampai jemputannya datang, ia berpamitan pada keduanya lalu masuk ke dalam kereta.

Tak lama Smith dan Franky pun datang, Smith melihat jemputannya telah datang, ia segera berpamitan pada yang lain lalu masuk ke kereta.

Smith dapat melihat adik pertamanya duduk dengan tenang di kursi sebrang, ia tak menatapnya sama sekali dan fokus pada pemandangan di luar jendela, hingga kereta berjalan dan sampai di kerajaan pun ia hanya diam, Smith merasa aneh tak biasanya Mills seperti ini.

Kedua adik kakak itu sudah turun dari kereta kuda, Smith memanggil Mills tapi Mills tak menyahutinya dan terus berjalan, ia mengejar adiknya itu lalu menepuk bahunya, belum sempat Smith bertanya, Mills langsung memeluknya erat, Smith pun urung bertanya dan membiarkan adiknya itu memeluknya, tangannya naik lalu mengelus rambut hitam adiknya.

10 menit berlalu dengan posisi itu, Mills pun melepaskan pelukannya dan menatap Smith, ia tersenyum,
"Terimakasih kakak"
"Tentu sayang"
"Aneh mendengar mu mengatakan hal itu" Smith menatap adiknya datar, rupanya ia telah kembali menjadi dirinya lagi.

"Terserah lah, sekarang lebih baik ke kamarmu, ganti baju lalu istirahat, jika ada yang ingin kamu ceritakan, ceritakan saja pada kakak" ucap Smith sambil mengusak rambut Mills dan berlalu dari hadapan Mills.

Mills menepuk kedua pipinya, lalu berjalan menuju kamarnya,
"Baiklah tak usah terlalu memikirkan sesuatu yang tidak penting Mills" ia pun masuk ke kamarnya setelah sampai di depan pintu kamarnya.












Kembali ke Niel dan putra sulungnya, Zara. Mereka terlihat asik mengobrol, banyak hal yang mereka obrolkan,
"Rasanya sudah lama sekali tidak bercerita banyak hal dengan ibu"
"Benar, ini karena ibu sibuk dan Zara juga sibuk jadi kita tak memiliki waktu banyak untuk mengobrol"
"Oh iya, urusan ibu telah selesai kah di Anwealda?"
"Sudah nak"
"Jadi ibu di sana melakukan apa saja?"
"Ibu hanya bertemu dengan Hazia saja, ibu rindu sekali, kami sudah lama tidak bertemu, apalagi setelah memiliki putra. Ibu juga mengunjungi yang lainnya. Selain itu ibu juga mengecek rumah lama ibu di sana, mengecek hewan-hewannya dan menginap di sana bersama Hazia".

"Harusnya ibu juga mengajak Zara, Zara juga merindukan rumah itu, Leo dan yang lainnya, bagaimana keadaan mereka?"
"Semuanya baik-baik saja, tapi ada satu kelinci yang meninggal, mungkin karena ia sudah sangat tua, ia ada dari ibu kecil"
"Aku turut berduka tentang itu"
"Tapi tenang saja masih ada cucunya yang baru lahir, gugur satu tumbuh seribu" kekehnya
"Rumah juga masih sangat terawat, karena ibu meminta orang-orang untuk merawatnya, dan kamu harus tahu sesuatu Zara"

"Apa itu ibu?" Niel lalu berbisik sesuatu pada Zara
"Benarkah? Ibu ibu ayo ajak Zara kesana, Zara juga ingin bertemu" Niel terkekeh melihatnya,
"Baiklah nanti kita kesana karena Leo juga sepertinya merindukanmu" dan mereka benar-benar kesana keesokan harinya, Zara tampak terkejut tapi ia sangat senang.




Continue...

Omega Queen || Nomin [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang