The story of their children, part 11

347 18 0
                                    




Smith mengulurkan tangannya untuk membantu Zara, keduanya telah sampai di Finbar. Di depan mereka sudah ada Niel dan Seth serta putra mereka,
"Kakak" seru Mills dan Henry berbarengan, Smith telah merentangkan tangan tapi rupanya yang mereka peluk adalah Zara, Zara menatapnya dan terkekeh, Smith menatap malas Mills yang mengejeknya.

Smith berjalan menjauh dari mereka dan langsung memeluk ayah dan ibunya,
"Ayah dan ibu merindukan ku kan?"
"Tentu saja jagoan" ucap Seth lalu mengecup kening putranya tulus, di susul mengusak rambut blonde itu, Niel juga mengecup kedua pipi putranya, Smith senang.

Zara mendekat setelah selesai berpelukan dengan kedua adiknya,
"Ayah, ibu"
"Zara, selamat datang kembali nak" ujar Seth, mereka juga memeluk Zara dan memperlakukan Zara seperti Smith tadi.

"Lain kali jangan mengulangi hal itu lagi ya? Kamu membuat ayah dan ibu khawatir"
"Iya ayah, maafkan Zara"
"Tak apa, yang penting sekarang Zara telah pulang"
"Lebih baik kita masuk saja ayo, ibu sudah masak banyak makanan untuk kalian" ucap Niel, mereka berenam pun masuk ke kerajaan.





Mills menarik tangan Zara menjauh dari yang lain, Smith yang menyadari itu lalu menarik tangan Zara yang lain,
"Kakak lepaskan, aku ingin berduaan dengan kak Zara"
"Aku tak mengizinkan, jika ada yang ingin kau lakukan atau katakan lakukan saja di sini, mengapa harus pergi menjauh?"
"Tapi aku hanya ingin ada aku dan kak Zara"
"Tapi aku tak mengizinkannya"
"Ayah dan ibu saja tak mempermasalahkannya, mengapa kau ribut sekali"
"Terserah ku, lepaskan. Katakan di sini atau tidak sama sekali Mills"

"Smith, sudah mengapa kamu harus mengeluarkan aura mu seperti itu"
"Ah maaf, aku kelepasan, sudah di sini saja"
"Ishh aku kan hanya ingin berduaan dengan kakakku apa salahnya?"
"Mills, di sini saja ya? Tidak apa kan?" tanya Zara, Mills hanya mengangguk pasrah, Zara langsung menatap Smith, Smith melepaskan tangan Zara dan kembali duduk di samping Seth.

"Mengapa sampai seperti itu nak? Biarkan saja mungkin Mills ingin memiliki waktu berdua dengan Zara"
"Ia bisa menghabiskan waktu berduaan nya di sini, anggap saja kita tak ada" Seth menggelengkan kepalanya heran.

"Kamu cemburu pada adik mu sendiri?"
"Iya, biarkan saja. Aku tak perduli bahkan jika dia adikku"
"Kamu ini, jangan seperti itu pada adikmu"
"Seperti ayah tidak saja, paman Draco telah mengatakannya padaku, ayah juga sama saja" skakmat, Seth hanya bisa diam setelahnya. Kakaknya ini benar-benar, apa saja yang ia katakan pada putranya? Aduh.

Mills duduk di samping Zara lalu membisikkan sesuatu, Zara mengangguk untuk menjawab pertanyaan Mills, Mills tampak membisikkan sesuatu lagi.

Smith penasaran sebenarnya apa yang tengah mereka berdua obrolan, mereka tampak asik sekali,
"Kenapa resah sekali sih Smith, ayo lebih baik ikut ayah, ada yang ingin ayah ajarkan padamu"
"Tapi ayah-"
"Tidak ada tapi-tapian, kamu kan penerus ayah, ayo" Seth pun lalu menarik Smith yang sebenarnya enggan pergi dari sana sebelum Zara kembali padanya. Posesif betul, pria satu ini.

Sedangkan di sisi Zara dan Mills
"Kakak, apakah kakak benar mate kak Smith?"
"Sepertinya memang begitu"
"Ah ia pasti senang lagi, tak akan ada lagi ia yang menyedihkan sambil menyanyi lagu sedih begitu keras di aula"
"Ia sering seperti itu kah?"
"Kakak harus tahu, aku kasian tapi dia juga konyol sekali. Dia menyanyi dengan keras di aula, ceritanya lagu sedih yang menyayat hati tapi saat ia membawanya lagunya tidak ada sedih-sedih nya sama sekali, mana liriknya beberapa kali salah"
"Benarkah?" Mills lalu mengangguk, mereka berdua lalu tertawa bersama, Mills bercerita tingkah konyol Smith saat ia sedang merindukan Zara atau sedih karena tak bisa memiliki Zara.

Zara sendiri tertawa dengan puas, ternyata pria itu begitu konyol ketika merana, rasanya ingin melihat semua tingkah konyol itu secara langsung.

Smith membaca bukunya dengan muka yang mencebik,
"Sudah jangan pasang muka seperi itu, katanya ingin menjadi raja yang baik. Maka kamu harus mempelajarinya terlebih dahulu, ayah juga akan mengajarkan menjadi suami yang baik itu bagaimana" mendengar itu Smith langsung bersemangat

"Ayah ajari aku menjadi suami yang baik"
"Sebelum itu, baca buku mu dulu hingga selesai ya tuan Smith" mendengar itu Smith kembali lesu
"Yah ayah"
"Sudah jangan banyak protes, selain suami yang baik kau juga harus menjadi pemimpin yang baik Smith"
"Baiklah, baiklah" jawabannya lesu, ia lalu melanjutkan acara membacanya dengan muka yang ditekuk.

Seth menggelengkan kepalanya pelan, sebenarnya putranya ini umur berapa? Daripada umur 20 tahun ia malah terlihat seperti balita berumur 2 tahun di mata Seth.




Continue...

Omega Queen || Nomin [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang