Makan malam telah berlangsung di kerajaan Finbar, Seth dan Niel serta putra mereka tengah menikmati makanan yang telah di hidangkan.
"Eum ibu, besok Mills ingin bawa bekal saja, boleh?"
"Humm? Kenapa tiba-tiba sekali Mil?
"Tidak apa, hanya ingin, bolehkan ibu?"
"Baiklah, tentu boleh sayang. Besok ibu buatkan bekal buat Mills ya sayang?"
"Uhum, terimakasih banyak ibu, Mills sayang ibu"
"Ibu juga sayang Mills" ucap Niel sembari tersenyum tulus pada putra tengahnya itu."Kalo begitu Henry juga mau dibuatkan bekal oleh ibu" ujar si bungsu
"Kalo begitu Smith juga"
"Zara juga"
"Ayah juga" setelahnya mereka tertawa bersama, Niel lalu mengangguk mengiyakan,
"Besok kalian mendapatkan satu bekal masing-masing dari ibu" ucap Niel, suami serta anak-anaknya lalu bersorak gembira.Makan malam telah usai, tapi Smith menarik Zara ke taman belakang tanpa yang lain sadari, Zara tentu terkejut tapi setelahnya ia menatap Smith yang tengah terkekeh ke arahnya,
"Ada apa Smith?"
"Kakak, bisakah kakak mempertimbangkan tentang perasaanku?"
"Smith, kita berdua adalah alpha tidak mungkin kita bisa bersama, kamu akan menemukan mate mu yang jelas pasti omega dan aku juga, kita juga sebenarnya paman dan keponakan Smith dan umur kita terpaut jauh"."Tapi kakak, aku tak merasa itu bukan hal harus kita pusingkan, umur hanyalah angka, aku tak perduli tentang mate, yang aku inginkan hanya kakak"
"Smith, kamu pasti akan mengerti setelah kamu bertemu dengan mate mu kelak" ucap Zara dan mengelus pipi Smith lembut sebelum berlalu dari hadapan Smith yang tengah terdiam di gelapnya malam."Maafkan aku Smith, tapi memang seperti inilah kenyataannya" bisiknya lalu benar-benar pergi meninggalkan Smith di taman belakang.
"Mengapa aku harus lahir jauh setelah mu, mengapa aku menjadi keponakan mu, tidak bisakah aku menjadi orang lain di hidupmu, orang yang lain yang menjadi takdir mu kelak" Smith menatap bintang-bintang yang bersinar terang, ia merasa dirinya tidak bersyukur, sungguh ia sangat senang memilik kedua orang tua sebaik orang tuanya, juga kedua adiknya tapi... Sudahlah, menyesal pun tak ada gunanya, ia hanya akan mengikuti takdir saja entah kemana rasa optimisnya tadi pagi tapi mendapat penolakan tadi benar-benar terasa berbeda dari biasanya.
Seminggu berlalu setelah kejadian itu, Smith mengurangi interaksinya pada Zara, ia harus menenangkan dirinya sendiri, ia tak perduli jika nantinya Zara akan memiliki mate tapi ia akan terus mencintai Zara, jika bahkan ketika ia tak bisa memilikinya, ia merasa kasihan pada seseorang yang menjadi matenya, keputusannya sudah bulat.
Smith sendiri mendengar kabar Zara akan berkelana agar dapat menemukan bahan-bahan langka dan membuat obat yang jauh lebih mujarab, tokonya akan ia titipkan pada salah satu orang kepercayaan Niel, dan untuk tabib? Tenang saja, tabib kerajaan tidak hanya satu orang.
Smith menatap kepergian Zara dari balkon kamarnya, mungkin ia tidak sopan tapi untuk bertatap langsung dengan Zara lagi, Smith merasa belum siap, ia kadang akan menunduk jika berpapasan dengan Zara.
Kereta yang membawa Zara semakin jauh, keluarganya yang berada di luar lekas kembali ke dalam sesudah kereta yang membawa Zara tak terlihat lagi oleh mata.
"Semoga kamu berhasil kakak" ucap Smith sebelum masuk ke kamarnya di bawah Mills yang masih di luar menatap Smith yang baru saja masuk ke kamarnya.
Waktu terus berjalan, tak terasa kelulusan Smith, Franky dan sebayanya telah di depan mata, Mills, Lane dan Amilia pun akan naik ke kelas dua.
Smith membenarkan dasi yang ia pakai, ia tengah mempersiapkan diri sebagai perwakilan siswa, ia menarik napasnya panjang lalu menghembuskan napasnya dan terus melakukan itu berulang-ulang.
Zara tak dapat hadir hari ini, dan ia memaklumi ia naik ke atas panggung lalu mengucapkan beberapa kata, rasa terimakasih karena di pilih menjadi perwakilan, terimakasih nya pada para guru lalu pada teman-teman dan yang paling penting keluarganya.
"Saya sebagai perwakilan seluruh siswa, mengatakan terimakasih atas segala usaha dan kerja keras pada para guru" ucapnya lalu diikuti siwa dan siswi lainnya, semua bertepuk tangan.
Acara inti telah selesai dilaksanakan, disinilah Smith bersama keluarganya, ada kedua orangtuanya dan adik-adiknya, ada Draco, Hazia dan kedua anak mereka, tentu ada Franky dan kedua orangtuanya, ada Rebecca juga kedua anaknya dan ada Romeo juga kecuali Zara.
"Putra ayah sangat hebat tadi, ayah bangga" ucap Seth pada Smith
"Terimakasih ayah, Smith sejujurnya gugup tapi karena tanggung jawab sudah diberikan pada Smith, Smith harus tetap maju"Seth dan Niel tersenyum bangga, sepertinya putranya memang sudah siap mengemban tanggung jawab, Smith dan yang lainnya terlarut dalam euforia kelulusan Smith dan kawan-kawan.
Namun di lubuk hatinya Smith merasa sedih, ia memaklumi tapi tetap berharap Zara ada disini.
Acara telah usai, para keluarga telah pulang dan hanya menyisakan para siswa, Smith duduk di salah satu bangku yang disediakan, disampingnya ada Franky yang tengah menikmati hidangan yang tersedia.
"Smith" panggil Franky
"Ya, kenapa?"
"Itu, lihat" tunjuknya, Smith mengikuti kearah yang ditunjuk Franky dapat ia lihat dua orang pria yang seumuran dengannya,
"Bukannya itu anak kelas sebelah?"
"Iya, mungkin ada yang ingin mereka sampaikan padamu" dan benar saja kedua pria itu mendekati mereka, salah satunya memanggil nama Smith."Apa yang ingin kalian bicarakan?" balasnya kala mendengar apa yang mereka ucapkan
"Smith, kami menyukaimu bisakah kamu menjadi kekasih kami, kami tidak masalah jika harus berbagi"
"Maaf tapi aku telah mencintai orang lain, kalian carilah pria lain dan akan aku katakan, kalian memiliki pasang masing-masing yang di takdirkan untuk kalian, maafkan aku sekali lagi" keduanya menunduk lalu tersenyum pada Smith,
"Tak apa Smith, terimakasih, jika begitu kami permisi" Smith hanya menganggukkan kepalanya dan mereka pun berlalu."Mereka omega yang disukai banyak alpha, kenapa kau menolaknya sobat?"
"Jika begitu kau saja yang menerimanya"
"Kan yang mereka mau kau bukan aku"
"Ya itu juga belaku untukku, yang ku mau orang lain bukan mereka"
"Baiklah sobat, aku sudah bosan lebih baik kita pulang saja, aku mengantuk"
"Tumben sekali kau sudah mengantuk jam segini"
"Semalam aku membantu ayah bekerja dan berakhir begadang, lupa aku jika sekarang acara kelulusan kita"
"Baiklah, ayo kita pulang, aku juga lelah ingin istirahat".Kedua alpha itupun pulang dengan arah yang berbeda, tentu karena Smith dari Finbar dan Franky dari Anwealda.
Smith menatap bulan yang bersinar terang, hari ini malam bulan purnama, ia jadi ingat dulu ia pertama kali mengungkapkan perasaan pada Zara juga saat bulan purnama, waktu itu ia masih berumur 11 tahun, ia terkekeh mengingat tingkah konyol itu.
Satu bulan setelahnya, ulang tahun Smith yang kedelapan belas dirayakan, lagi dan lagi Smith merasakan bahagia dan sedih diwaktu yang bersamaan.
Continue...
KAMU SEDANG MEMBACA
Omega Queen || Nomin [END]
FanfictionNiel adalah seseorang yang hidup sebatang kara di dalam suatu hutan, sampai suatu hari dirinya menemukan seorang pria yang tergeletak tak berdaya di pinggiran sungai dekat rumah sederhana miliknya. a/n ;warning, cerita ini banyak typo jadi aku mau m...