The story of their children, part 7

365 27 0
                                    




2 hari perjalanan yang Zara tempuh, untung ia sempat membeli perlengkapan jadi ia bisa sampai di desa Hana dengan selamat, ia berjalan masuk ke desa, mengingat-ingat dimana dulu tempat ayahnya tinggal dan disinilah ia, berdiri tepat di rumah dulu ia dilahirkan juga dirawat oleh ayah kandungnya.

Ia tersenyum rumahnya masih terawat rupanya, sepertinya warga yang merawatnya, salah satu warga menyadari keberadaan Zara lantas menghampiri Zara, saat Zara berbalik si warga tampak terkejut,
"Vance, kamu masih hidup? Tapi bukannya..." Zara terkekeh
"Bukan bibi, aku Zara putra ayah Vance"
"Oh Zara, ya ampun nak kemana saja? Bibi dan yang lain mencari Zara, sudah besar rupanya ya? Mirip sekali dengan ayahmu dulu nak"

Zara tersenyum, ia menyalami bibi itu dan meminta izin untuk menempati rumah milik ayahnya ini,
"Tentu boleh nak, inikan rumah Zara. Sebentar ya bibi ambilkan dulu kuncinya, Zara tunggu di sini saja ya?" Zara lalu mengangguk
"Maaf merepotkan bibi"
"Tidak apa nak" ucap bibi sambil tersenyum di wajahnya yang sudah tak lagi muda.

Pintu telah dibuka, Zara diizinkan untuk masuk dan beristirahat, tadinya Zara ingin menyapa warga yang lain dulu tapi bibi menyuruhnya untuk lekas istirahat, Zara pun akhirnya menurut.

Ia duduk di atas kasur yang dulu jadi tempat tidur ia dan sang ayah, ia menatap sekitar. Ia bangun melihat-lihat tempat yang penuh kenangan bersama ayah kandungnya, memorinya bersama ayahnya kembali terbuka, di meja makan ini biasanya mereka makan sambil bercerita walau hanya sepotong roti Zara selalu bersyukur, ayahnya juga selalu menghiburnya, ia selalu bekerja keras di balik itu semua ia memiliki sakit yang tak ada obatnya tapi ia selalu terlihat baik-baik saja.

Zara menghapus air mata yang meluruh dari matanya, mungkin besok ia akan berkunjung ke makam sang ayah, ini sudah lama sekali.

Zara memutuskan untuk kembali ke kamarnya dan istirahat di sana, rindu sekali rasanya.








Seth terus membujuk Niel untuk makan,
"Sayang ayo makan dulu, kamu belum makan loh dari kemarin"
"Tapi bagaimana jika Zara juga belum makan Seth?"
"Zara pasti makan, ia telah dewasa, ia telah memiliki pekerjaan yang menghasilkan uang, ia pasti juga membeli pembekalan di jalan Niel, ayo sayang makan dulu ya?" Niel masih enggan, Seth tahu Niel khawatir tapi dengan seperti ini Niel juga membuatnya khawatir.

"Sayang, ayo makan ya? Zara juga pasti sudah makan sayang, ayo aaa aku suapi ya?" akhirnya Niel luluh,
"Terimakasih sayang, ayo makan lagi aaa" Seth terus menyuapi Niel sampai makanan di piringnya habis.

"Sekarang bagaimana keadaan Zara ya Seth, Zara ada dimana? Aku merindukan Zara" sama halnya dengan Niel Seth juga khawatir tapi ia yakin putranya itu akan baik-baik saja,
"Aku yakin Zara baik-baik saja di suatu tempat, kamu boleh mengkhawatirkannya tapi tetap jaga kesehatan mu sayang, Zara pasti sedih jika melihat mu sakit karena nya" Niel menunduk, Seth memeluknya
"Tak apa sayang, tak apa, ini bukan salah mu".

Smith memandang kejadian itu, bagaimanapun ia harus membawa Zara kembali ke kerajaan ini,
"Kakak kau dimana? Ibu sangat mengkhawatirkan mu hingga sakit, Mills juga jadi murung, Henry sangat senang saat mendengar mu pulang tapi sekarang kau malah pergi lagi" ucap Smith berlalu dari kamar kedua orangtuanya.

Kabar ini juga telah sampai ke Hazia juga Draco, mereka tentu khawatir ada apa hingga Zara bisa pergi dari rumah? Niel sendiri belum mengatakan apa yang terjadi antara dirinya dan Zara. Ia terlalu khawatir dan Seth mengerti untuk tidak bertanya.











Keesokkan harinya Zara menepati ucapnya, ia datang menemui ayah kandungnya, Vance yang telah lebih dulu pergi. Ia tersenyum melihat nisan sang ayah, ia berjongkok di samping nisan itu lalu mengelusnya.

"Ayah, ini Zara. Zara sudah besar, lama tidak bertemu ayah, maafkan Zara yang baru dapat mengunjungi ayah"
"Ayah tahu Zara bertemu orang-orang baik saat pergi ke Anwealda, Zara juga bertemu seseorang yang merawat Zara. Ia berama Niel, tapi sekarang Zara mengecewakan dia ayah. Ayah tahu Niel adalah keponakan ayah, ayah ternyata memiliki seorang kakak, dari cerita Niel kakak ayah sangat hebat, jika ayah mendengarnya ayah juga pasti akan bangga pada kakak ayah"

Banyak hal yang Zara ceritakan, dari ia bertemu Niel hingga saat ini, matanya mulai berkaca-kaca, selain rasa rindunya, perasaan bersalah muncul dihatinya karena telah mengecewakan Niel, ia menangis dalam diam di samping nisan sang ayah.

Setelah merasa cukup, Zara lalu berpamitan pada Vance, ia menyimpan buket bunga di depan nisan sang ayah,
"Aku pamit ayah" ucapnya lalu berbalik dan berjalan menjauh dari makam sang ayah.

Zara mendudukkan dirinya di kursi depan, ia kadang menyapa atau tersenyum pada pada warga yang berlalu lalang di hadapannya, ia masih mengingat beberapa orang.







Smith meminta izin pergi pada ayahnya untuk pergi mengunjungi kakeknya di Anwealda, Seth pun mengizinkan.

Disinilah Smith berdiri, di depan pintu rumah Danzel, ia mengetuk pintu itu hingga pintu terbuka menampakkan Franky,
"Bro, apa yang kau lakukan di sini?"
"Harusnya aku yang bertanya kau di sini?"
"Aku mengantar Lane dan milo untuk bertemu kakek dan neneknya, bibi dan paman tidak bisa mengantar jadi aku yang mengantar mereka, kau ada keperluan apa bro?"

"Aku ada urusan dengan kakek Danzel, beliau ada tidak?"
"Ada, ayo masuk tadi nenek Tera bilang jika itu penting aku boleh mengizinkan tamunya masuk"
"Baiklah" Franky pun masuk di susul Smith dibelakangnya.

Smith menyampaikan apa makna kedatangannya kemari, Tera dan Danzel tentu kaget, Franky, Lane dan Milo pun tentu sama kagetnya,
"Kata ayah dulu yang mencari informasi tentang kakak itu kakek, jadi Smith ingin bertanya, dimana kakek menemukan informasi tentang kakak?"
"Sebenernya yang mendapatkan informasi rincinya adalah pasukan khusus Sebastian, tapi jika yang kamu maksud tempat kakakmu dulu tinggal, kakek masih ingat, namanya desa Hana. Itu berada di timur kerajaan ini, jika di tempuh dari sini butuh 2/3 hari, apa kamu berpikir kakakmu ada di sana?"

"Mungkin saja, karena di rumah tempat dulu ibu tinggal, kakak tidak berada di sana jadi mungkin saja kakak berada di sana" Danzel tersenyum melihatnya, cucunya yang satu ini mirip dengan mendiang sahabatnya, Richard.

"Baiklah, kakek akan mengantarkan mu kesana"
"Tak apa kakek aku tak ingin merepotkan kakek"
"Tapi kalo kamu sampai nyasar bagaimana?" lucunya sifat buta arah Smith juga mirip dengan Richard, Richard adalah seseorang yang suka berkelana tapi ia juga sering tersesat karena tak tahu arah, tapi ia tak menyesal karena dari tersesatnya ia, dirinya dapat menemukan tempat-tempat yang belum pernah ia atau mungkin orang lan kunjungi.






Continue...

Omega Queen || Nomin [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang