bab 16

8.6K 691 13
                                    






Niel terbangun dari tidurnya, saat ia bangun dapat ia lihat Zara yang tengah tertidur lelap. Niel tersenyum melihatnya, mengelus rambut coklat Zara dengan pelan agar tidak mengganggu tidurnya.

Niel bangun dari tempat tidurnya dan segera mencuci mukanya, berjalan ke dapur dan segera menyiapkan makanan untuk ia dan Zara saat nanti sarapan.

"Aku tidak tahu serindu itu diriku padamu hingga kau ada dalam mimpiku" ucapnya pelan sambil menata makan yang telah jadi,
"Perasaan apa yang tengah kurasakan ini? Sangat tidak nyaman" lanjutnya.

Tungkainya berjalan ke kamar dan membangun Zara yang masih terlelap,
"Zara ayo bangun kita sarapan sayang" ucap Niel sambil menggerak-gerakkan bahu kecil Zara, Zara menggeliat dan menatap Niel. Niel lalu tersenyum melihatnya,
"Pagi sayang, ayo bangun cuci muka terus kita sarapan" ucap Niel, Zara yang mendengar itu segera bangun walau masih terlihat mengantuk.

Zara berjalan lunglai ke kamar mandi, Niel sendiri keluar kamar dan kembali ke dapur lalu duduk di kursi menunggu Zara. Zara sudah terlihat segar, ia naik ke arah kursi dan menatap Niel,
"Pagi ibu" ucapnya membuat Niel terkejut namun membiarkan
"Pagi sayang, ayo kita sarapan" ucapan Niel itu diangguki oleh Zara.



Setelah selesai dengan sarapan, Niel lalu segera mencuci pirih. Niel pun pergi ke kamar mandi untuk mencuci baju miliknya juga Zara.

Selesai mencuci Niel segera menjemur baju yang telah ia cuci itu agar segera kering, di sampingnya ada Zara yang tengah bermain dengan Leo, Zara tampak senang bermain dengan Leo dan itu juga membuat Niel senang.

Niel telah selesai dengan menjemur bajunya, Niel berjalan menghampiri Zara dan Leo, mereka bermain bersama. Di tengah keseruan itu tiba-tiba Zara memangil Niel,
"Kenapa sayang? Zara butuh sesuatu?"
"Kak Niel?"
"Hum? Kenapa Zara?"
"Umm Zara boleh tidak memanggil kakak ibu? Jika tidak boleh Zara tidak apa, maafkan Zara juga karena tadi saat sarapan Zara memangil kakak ibu" ucap Zara sambil menunduk.

Kalo sudah seperti ini mana mungkin Niel bisa menolak, tangannya terulur menyentuh rambut Zara dan mengelusnya,
"Mengapa Zara ingin memanggil kakak ibu?"
"Zara hanya ingin merasakan bagaimana rasanya memiliki ibu, seperti temen-temen Zara, dari kecil Zara tidak pernah merasakan itu, Zara bahkan tidak tau ibu Zara itu seperti apa" ucapnya menatap Niel sedih.

Niel tersenyum lalu kembali mengelus rambut Zara,
"Zara boleh memanggil kakak ibu, kakak tidak masalah" ucap Niel sambil tersenyum menatap Zara, Zara yang mendengar itu lantas ikut tersenyum dan memeluk Niel erat,
"Terimakasih ibu, terimakasih, Zara sayang ibu" ucapnya antusias.

"Sama-sama sayang, ibu juga sayang Zara" ucap Niel memeluk tubuh kecil Zara, mereka saling tatap lalu setelahnya mereka berdua tertawa bersama.

"Kalo gitu Zara mandi dulu ya, hari ini kita mau ke rumah kak Hazia, ingat?"
"Ingat ibu" ucap Zara semangat, Niel hanya tersenyum mendengarnya dan Zara berlari kecil ke dalam untuk melaksanakan perintah dari sang ibu.


Keduanya telah hampir sampai di rumah Hazia, Niel menggandeng tangan kecil Zara, mereka banyak bercerita dan tertawa bersama. Saat telah sampai di rumah Hazia, ada pengawal kerajaan yang tengah berdiri masing-masing di samping gerbang kakan dan kiri.

Niel menatap bingung, dia menghentikan jalannya membuat Zara menatap Niel bingung,
"Ibu kenapa?" tanya Zara
"Gapapa sayang, ayo" ucap Niel kembali berjalan.

Omega Queen || Nomin [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang