Keesokan harinya Niel memutuskan untuk pergi ke kota ada obat yang harus ia berikan pada paman Nath dan menjemput Zara di rumah Hazia.
Setelah memberikan obat yang harus ia jual ke Nath, Niel segera bergegas ke rumah Hazia, ia merindukan putranya itu, ia berjalan sambil bersenandung.
Ia menghela napasnya panjang, entah kemana keinginan untuk merebut tahta yang seharusnya menjadi miliknya itu, ia harus segera mengambil alih, walaupun nanti ia mungkin akan menikah dengan Seth tapi tahta itu akan di berikan untuk Zara kelak.
Karena Zara juga ahli waris dari mendiang kakeknya, ia harus segera menyusun rencana agar tahta itu segera kembali ke tangan yang seharusnya.
Mood Niel yang tadinya bagus menjadi buruk dan makin buruk kala melihat Rebecca dan Romeo yang berjalan ke arahnya, ia segera memutar balik dan lebih baik menghindar membiarkan Romeo terus memanggil namanya.
Sampai akhirnya di gang kecil yang sepi Niel memutuskan untuk berhenti, Romeo juga tampak lelah mengejar Niel apalagi Rebecca yang menggunakan gaun,
"Kau tidak banyak berlatih? Mengapa hal seperti itu saja bisa membuat mu lelah?" ucap Niel pada Romeo.Romeo haya diam sambil mengatur napasnya,
"Ada yang ingin aku sampaikan, Niel" ucap Romeo masih tersengal
"Apa? Katakan dengan cepat, aku masih memiliki urusan lain"
"Ini hal penting, sebaiknya kita tak membicarakannya di sini" ucap Romeo, Niel yang mendengar itu memutar bola matanya malas.Ia pun akhirnya membawa mereka ke rumahnya, ia mengizinkan keduanya masuk, yah bagaimana pun keduanya tamu, tamu yang tak ingin Niel terima.
Saat ketiganya telah duduk, Romeo mulai mengatakan apa tujuannya,
"Aku akan memberikan tahta ku padamu, karena bagaimana pun itu hak mu sebagai pewaris sah" ucap Romeo serius, Niel terdiam, sungguh? Semudah ini? Ia bahkan belum memikirkan rencana apapun tapi Romeo sudah langsung memberikan tahtanya, begitu saja?"Kau yakin sekali mengatakannya, apa yang kau inginkan?"
"Hanya anggaplah kami sebagai saudara mu, bisakah? Dari kecil aku selalu ingin menemui mu karena aku mendengarnya dari bibi Athaya, tapi ayah tak pernah mengizinkan ku untuk menemui mu" jika di pikirkan, Niel memang belum pernah bertemu dengan Romeo saat dirinya kecil, padahal mereka hidup di istana yang sama.Niel menghela napas, ini masalah orangtuanya tapi anak-anak mereka juga harus menanggungnya dan membuat semuanya rumit.
Rasa bencinya perlahan hilang, ia sadar ini memang 100% ulah kedua orang tua mereka dan mereka tak tahu menahu tentang itu, teringat suara lembut sang ibu yang berkata untuk tak pernah menyimpan dendam pada siapapun bahkan sejahat apapun orang itu.
Ronald dan Margareth yang menjadi penyebab dari semua masalah dan kematian orangtuanya juga sudah meninggal, tak ada lagi yang harus ia balaskan.
Melihat Niel yang terdiam itu membuat Romeo dan Rebecca keringat dingin, mereka tak masalah jika harus meninggalkan kerajaan tapi mereka hanya berharap Niel mau menganggap mereka sebagai saudara, seperti Richard yang menganggap Ronald sebagai saudaranya.
Sedangkan Niel berpikir dengan keras, jika ia mengambil alih kerajaan, ia harus meninggalkan kehidupan miliknya saat ini, rasanya lebih nyaman seperti ini tapi, sial dia dilema.
"Baiklah, aku akan mengabulkannya"
"Benarkah?" ucap Rebecca dan Romeo bersamaan, Niel mengangguk menyetujui, ia akan mengambilnya alih dan mempersiapkan Zara untuk meneruskannya.Semoga Zara siap, ia tak ingin memaksanya tapi mau bagaimana lagi, saat gender kedua Zara di ketahui, Zara akan di umumkan sebagai putra mahkota, entah mengapa Niel cukup yakin dengan keputusannya itu, bagaimana jika Zara adalah seorang omega? Ia lagi-lagi menghela napas.
"Niel, bolehkah kami memelukmu?" tanya Romeo dan diangguki Rebecca, Niel sendiri hanya menatap mereka, dapat ia lihat mata berbinar keduanya, ia menghela napas dan mengangguk pelan. Kedua adik kakak itu tampak senang, mereka berdiri di susul Niel.
Keduanya lalu memeluk Niel erat, Niel diam-diam tersenyum, harusnya seperti inilah hubungan mereka jika orang tua mereka tak melakukan hal seperti itu, Niel mengelus punggung keduanya, kala mendengar isakan pelan dari kedua kakak adik ini, mungkin ini bukan jalan yang buruk juga.
Keduanya telah kembali ke kerajaan, untuk mengurus pengangkatan Niel, Niel sendiri juga kembali ke kota untuk menjemput Zara di rumah Hazia.
Niel telah sampai di rumah Hazia, ia mengambil Zara lalu segera pamit, Hazia seperti tidak ada di rumah dan yang Niel dengar dari Tera, Hazia sepertinya tengah kencan bersama dengan Draco, Niel terkekeh mendengarnya.
Ia telah kembali pulang dengan Zara, saat ia pulang ada Seth yang tengah menunggunya, Niel tersenyum dan segera menghampiri Seth bersama Zara, ketiganya berpelukan lalu tertawa bersama.
End
a/n ; akhirnya end guys, yeayy
Kalian pasti bingung, soalnya aku juga bingung, awalnya aku mau buat lebih brutal gitu lebih sad tapi yang jadi malah ini, yaudah deh gapapa yaa? EheTenang masih ada epilog, kalo spesial chapter sih jangan berharap ya ges kalo sama aku hehehe, dadah ges
KAMU SEDANG MEMBACA
Omega Queen || Nomin [END]
FanfictionNiel adalah seseorang yang hidup sebatang kara di dalam suatu hutan, sampai suatu hari dirinya menemukan seorang pria yang tergeletak tak berdaya di pinggiran sungai dekat rumah sederhana miliknya. a/n ;warning, cerita ini banyak typo jadi aku mau m...