Hari perayaan ulang tahun raja pun tiba, Hazia dengan semangat segera bersiap di susul Niel dan di sinilah mereka bersama Hendry di gerbang istana yang kini terbuka untuk umum. Ketiganya berjalan beriringan untuk masuk istana, setelah memasuki istana Hazia tampak terdiam menatap sekelilingnya.
Membuat Niel dan Hendry bingung,
"Kenapa?" tanya Hendry
"Ini, ini sangat indah" ucapnya sambil menatap senang sekelilingnya, Hendry yang mendengar itu hanya menghela nafas lelah, sedangkan Niel hanya terkekeh kecil.Ketiganya lalu masuk semakin dalam, sampai ketiganya sampai di aula utama istana yang begitu luas di kelilingi meja panjang berisi makanan serta minuman. Kembali Hazia menatap sekelilingnya berbinar, apalagi meja di dekatnya yang berisikan makanan manis, membuat Hazia ingin berlari ke sana tapi tak bisa karena kerah belakang bajunya kini di tahan oleh sang kakak, Niel kembali terkekeh melihat itu.
"Diam dulu Hazia, acaranya belum di mulai apalagi acara jamuan" ucap Hendry, membuat Hazia merenggut dan mendekat ke arah Niel sambil memeluk lengan Niel dan menatap sinis Hendry, dengan senyum lembut Niel menepuk pelan tangan Hazia yang memeluknya.Jika ada yang bertanya kemana orang tua Hazia dan Hendry, keduanya telah berangkat terlebih dahulu karena Tera mendapatkan tanggung jawab penuh atas bagian dapur, ibunda raja sendiri yang meminta langsung pada ibu Hazia dan Hendry itu. Dulu Tera memang sempat menjadi juru masak di kerajaan pada saat ayah dari raja saat ini yang memerintah.
Tak lama lonceng yang menandakan raja telah datang berbunyi dengan nyaring, semua orang langsung berbaris dengan rapi. Pintu terbuka menampakkan raja, ibunda serta saudara laki-lakinya, para omega banyak yang terpana bahkan beberapa alpha juga menampakkan ketertarikannya pada raja muda itu. Saat raja muda itu berjalan berlahan ke arah kursi yang telah di siapkan, kedua netra biru cerah Niel berpapasan dengan netra jelaga milik sang raja muda. Beberapa detik berlalu sebelum Niel memutuskan tatapan keduanya.
Niel baru sadar ternyata orang yang ia tolong beberapa minggu kebelakang adalah sang raja muda, Seth. Niel tau bahwa Seth adalah pria yang tampan bahkan saat bajunya tidak begitu rapi, Niel tak menyangka bahwa orang yang ia tolong itu tambah tampan saat memakai pakaian kerajaan dan rapih seperti itu. Begitu pula Seth yang menyadari keberadaan Niel, orang yang menolongnya beberapa minggu yang lalu, Seth bergumam kecil saat menatap Niel dan Draco menyadarinya,
"Cantik, sangat cantik" gumam Seth, Draco sendiri menatap bingung Seth, apa yang cantik? Apa yang sangat cantik? Ia menatap sekeliling mungkin interior aula saat ini pikirnya, lalu ia pun acuh.Acara inti pun telah usai di laksanakan, acar inti hanya berisi pemotongan kue, doa serta sedikit kata perkata dari Seth sang raja muda. Acara selanjutnya adalah dansa bersama, beberapa orang yang berdansa menggunakan topeng pada wajahnya, saat pasangan silih berganti Niel dan Seth pun menjadi satu pasangan, netra keduanya saling menatap, waktu terasa amat lambat bagi keduanya sampai akhirnya lagu untuk dansa itu selesai dan Niel yang langsung menjauh dari Seth. Seth merasa bingung, dirinya ingin mengejar Niel namun tangannya di cekal Draco untuk ikut bergabung dalam obrolan dengan para tamu yang telah datang, terutama yang datang dari kerajaan lain.
Acara yang saat ini tengah berlangsung adalah acara perjamuan, para tamu bisa memilih menu yang telah di sajikan. Hazia telah berlari ke arah meja penuh makanan manis di ikuti Hendery dan Niel di belakangnya. Hazia terlihat antusias memilih menunya, Niel juga ikut memilih sedangkan Hendry yang memperhatikan, dirinya tak terlalu minat makanan manis kecuali dari salah satu adiknya itu menawarinya dengan senang hati dirinya akan menerima. Hendry menatap awas sekitarnya, dirinya tau bahwa beberapa alpha menatap penuh minat pada kedua adiknya, sebagai seorang kakak tentu dirinya harus menjaga keduanya.
Niel tampak menikmati kue coklat yang tengah ia makan, tak sengaja netra nya menatap sang raja muda yang tengah mengobrol dengan beberapa orang yang tak Niel kenali, tak lama datang seorang wanita cantik yang menghampiri Seth, di samping perempuan itu ada pria yang menemaninya. Mereka mengobrol dengan riang sambil sesekali di iringi tawa bahagia, netra biru Niel kini mulai berubah menjadi orange, sebelum mata itu berubah menjadi merah sepenuhnya, Hendry memangilnya.
"Niel, ayo ke ibu dulu" ucap Hendry yang secara tak langsung menyadarkan Niel, Niel mengangguk dan mengikuti Hendry sambil mengandeng tangan Hazia agar putra bungsu Tera dan Danzel juga ikut dan tidak hanya berdiam di sana, rawan jika kata Hendry.Niel, Hazia serta Hendery telah sampai di dapur istana, dapur itu begitu besarnya bahkan hampir sebesar rumah keluarga Hazia. Mereka banyak ngobrol, sesekali Tera akan mengenalkan ketiganya pada beberapa orang yang memang Tera kenal saat Tera bekerja sebagai juru masak di kerajaan ini. Di tengah percakapan, Niel ingin pergi ke kamar mandi, ia meminta izin untuk pergi setelah itu berjalan keluar dari dapur dan berjalan untuk mencari kamar mandi. Di dekat dapur sebenernya masih ada kamar mandi, tapi kebetulan keran air di kamar mandi itu mati, baru saja tadi jadi belum sempat di perbaiki.
Akhirnya Niel telah selesai dengan urusannya, ternyata kamar mandi lain cukup jauh dari dapur, harus melewati lorong yang cukup panjang. Niel menatap tangannya yang memegang topeng tadi saat dirinya berdansa, dirinya lalu tersenyum dan memakainya kembali. Namun saat ingin kembali ke dapur, di ujung lorong terdapat seseorang, kedua sepupunya, putra sang paman, orang yang membunuh keluarganya. Mata Niel dengan cepat berubah, karena kebenciannya yang menumpuk kembali mencuat membuat perubahan warna mata Niel makin cepat, tidak ada pase lambat seperti sebelumnya, mata itu langsung berubah warna menjadi warna merah.
Warna mata Niel makin menyala, apalagi setelah melihat mereka tertawa dengan lepasnya. Niel berlari dengan cepat, kecepatan yang tak bisa di bilang biasa saja jika untuk manusia biasa. Saat sudah dekat kedua tangan Niel terangkat, kedua lengannya mencengkram leher adik kakak itu dengan kuat sambil mendorong ke arah tembok, cengkraman Niel pada kedua leher sepupunya itu begitu kuat, membuat keduanya susah bernafas bahkan keduanya berusaha melepaskan cengkraman niel,
"Tak seharusnya kalian bisa tertawa dengan lepas di atas penderitaan orang lain" ucap Niel.Seth berjalan dengan pelan ke arah kamarnya, ada hal yang harus dirinya bawa, namun saat tengah berjalan dirinya melihat Niel dengan kedua sepupunya dengan cepat Seth bergerak memisahkan itu walau dirinya juga kesulitan karena tenaga Niel yang kuat, Seth membawa Niel menjauh dari keduanya karena bahaya, takut Niel akan menerjang keduanya kembali. Di perjalanan menuju tempat tujuannya Seth melihat seorang penjaga dan meminta penjaga itu untuk segera menolong raja dari Finbar bersama adiknya.
Niel sendiri masih menatap ke arah depan, lurus dengan tempat di mana kedua sepupunya tengah terbatuk sambil memegang lehernya masing-masing.
"Tidak seharusnya mereka bisa bahagia di atas penderitaan orang lain, darah di balas dengan darah dan nyawa di balas dengan nyama" ucapan itu pelan namun hawa intimidasi nya sangat tinggi, Seth tidak mengerti sebenarnya apa yang terjadi mungkin dirinya harus bertanya pada sang ibu nanti namun saat ini yang menjadi prioritasnya adalah menenangkan Niel terlebih dahulu,
"Niel tenanglah" ucapnya berbisik di samping telinga Niel.Semakin jauh mereka dari tempat sebelumnya, semakin melemah pula kesadaran Niel tapi sebelum kesadarannya benar-benar hilang, Niel kembali mengatakannya,
"Tidak seharusnya, para pembunuh itu bahagia" kali ini terucap dengan lirih bagaikan hembusan angin yang berlalu begitu saja namun meninggalkan sensasi dinginnya, Seth yang mendengar itu semakin bingung, apalagi dirinya juga ikut merasa kesedihan hanya dengan suara lirih itu, yang berbisik tipis di telinganya sampai kesadaran Niel benar-benar hilang dan dada kiri Seth yang terasa terbakar.Continue...
KAMU SEDANG MEMBACA
Omega Queen || Nomin [END]
FanfictionNiel adalah seseorang yang hidup sebatang kara di dalam suatu hutan, sampai suatu hari dirinya menemukan seorang pria yang tergeletak tak berdaya di pinggiran sungai dekat rumah sederhana miliknya. a/n ;warning, cerita ini banyak typo jadi aku mau m...