Hari-hari berlalu begitu cepat, berganti minggu dan minggu berganti bulan, ini sudah dua bulan setelah pertemuan keduanya. Niel rindu dan Seth pun merasakan hal yang sama, keduanya termenung. Seth ingin menghampiri Niel tapi pekerjaan begitu menumpuk karena banyaknya laporan dari masyarakat, Niel pun ingin tapi ada hak apa Niel untuk bertemu dengan Seth?
Niel sesekali pergi ke kota, menjual obat-obatan herbal yang telah ia buat atau mengunjungi Hazia. Kadang jika Niel tak ke kota maka Hazia yang akan mengunjungi Niel bersama Hendry ataupun sendirian.
Saat Niel ke kota, Niel selalu berharap bahwa ada Seth yang mungkin tengah meninjau sekitar tapi rupanya itu hanyalah harapan dirinya semata.
Niel mengaduk sup yang telah ia buat setelah menambah beberapa bumbu, setelah itu mematikan kompor dan segera menghidangkan sup yang ia buat untuk ia makan. Niel menikmati makanannya sambil sesekali mengelus kepala singa jantan yang kali ini ia biarkan masuk, namanya Leo.
"Leo, Niel rindu sekali dengannya bahkan sampai berharap bertemu dengannya bila ke kota, tapi Niel merasa Niel tak seharusnya merasakan perasaan ini, apakah perasaan Niel salah?" ucap Niel, seolah mengerti Leo menggeleng lalu menduselkan kepalanya ke perut Niel dan menatap Niel.
Niel tersenyum, lantas kembali mengelus kepala Leo,
"Leo sepertinya paham ya?" ucap Niel sambil tersenyum,
"Ah benar hari ini aku harus mengantarkan obat pada paman Nath" ucap Niel lalu segera bergegas.Niel telah sampai di toko obat milik paman Nath, orang baik yang dulu juga pernah menolongnya dari bandit. Nath yang saat itu melihat beberapa bungkus yang Niel bawa lantas bertanya apakah itu dan Niel pun menjawab bahwa itu obat yang ia racik sendiri.
Awalnya Nath tak berniat untuk mengizinkan Niel menjual obat di tokonya karena saat itu Niel tak pernah berniat menjual obatnya, namun kala dirinya sendiri merasakan khasiat dari obat racikan Niel, Nath pun mengusulkan pada Niel untuk menjual obatnya dan membiarkan Niel menjual obat di tokonya.
Niel telah usai menyimpan beberapa obatnya, ia lantas tersenyum lalu pamit pada Nath. Namun saat ia ingin menarik pintu toko itu, dari jendela toko terlihat Seth yang tengah berkuda. Niel yang melihat itu lantas tersenyum, namun senyum nya luntur kala melihat Seth yang tengah berkuda bersama dan mengobrol dengan sepupunya, lebih tepatnya adik dari sang raja Finbar, Rebecca.
Dilihat sekalipun pasti banyak yang berpikir mereka cocok, Niel hanya menatap lurus pada Seth yang tengah tertawa bersama Rebecca. Beberapa wanita dan pria muda mengatakan mereka serasi, cocok dan manis, bahkan ada beberapa yang iri terhadap Seth maupun Rebecca dan Niel mendengar dengan jelas tentang hal itu.
Niel masih menatap lurus pada keduanya hingga keduanya tak terlihat lagi oleh matanya, tentu saja karena dirinya masih berada di dalam toko membuat Seth tak sadar akan kehadirannya.
"Aku tidak tahu harus bereaksi seperti apa" ucapnya pelan lantas keluar dari toko dan berjalan berlawanan dengan Seth dan Rebecca,
"Bukankah memang seharusnya mereka seperti itu, mereka memang terlihat serasi dan manis, yang paling penting keduanya juga berasal dari keluarga kerajaan" ucap Niel sambil tersenyum tipis.Niel telah kembali ke rumahnya, mendudukkan diri di sofa lalu melamun dan tersenyum ketir,
"Kenapa kau sedih sekali Niel? Kau memang memiliki hubungan apa dengan raja Seth? Kau hanya salah satu bagian dari warganya, wajar bukan bila sang pemimpin sebuah kerajaan menyayangi warganya? Aku bahkan ragu aku masih bagian dari warganya" ucapnya, suara Niel terdengar mulai parau.Rasanya sesak sekali padahal keduanya tak terjalin hubungan apapun, tak ada hak Niel merasakan perasaan seperti ini. Lagian mereka hanya jalan bersama bukan? Tapi, Niel tidak paham mengapa perasaannya benar-benar tak nyaman saat melihatnya.
Mungkinkan karena itu Seth tak lagi pernah mengunjunginya,
"Niel kau bodoh sekali sampai berpikir bahwa dia akan kembali mengunjungi mu" ucapnya sambil terkekeh tapi air mata mulai meleleh dari matanya."Lantas mengapa ia memelukku tempo hari? Sial aku terlalu banyak menghayal" ucapnya kembali terkekeh.
"Aku bodoh sekali rupanya, mungkin iniq adalah hal yang harus aku syukuri karena tak pernah lagi melihat Seth di dekat ku. Mungkin ini adalah rencana yang tuhan siapkan agar aku menyadarinya, dengan seperti ini bukankah lebih mudah jika aku tak bertemu dengannya lagi? Perasaan ku mungkin akan menghilang dengan perlahan" Niel mendongak menatap langit-langit rumahnya membiarkan air matanya turun semakin deras.
"Mungkin aku terlalu berharap terhadap mu Seth, maafkan aku" ucap Niel sambil memejamkan mata bermanik birunya itu.
Satu minggu berlalu dan Niel selalu berharap tak pernah lagi melihat Seth apalagi Rebecca. Tentu saja karena ketika melihat sepupunya itu kebenciannya akan muncul karena Rebecca adalah anak dari Ronald. Entah mengapa satu minggu yang lalu saat dirinya melihat Rebecca, bukan perasaan benci yang biasa yang ia rasakan seperti ada hal lain yang membuat ia cukup sakit hati.
Niel paham dirinya dulu merasa sakit hati lantas benci pada sang paman dan keturunannya tapi sakit ini berbeda, entahlah Niel tak ingin memikirkannya.
Selama seminggu ini Niel berusaha untuk tak memikirkan Seth, tapi rasanya susah sekali walau Niel sudah berkata ingin melupakan Seth tapi ini terasa menyulitkan,
"Mungkin harus lebih lama lagi" ucapnya lalu melanjutkan kegiatan bersih-bersih nya.Continue...
KAMU SEDANG MEMBACA
Omega Queen || Nomin [END]
FanfictionNiel adalah seseorang yang hidup sebatang kara di dalam suatu hutan, sampai suatu hari dirinya menemukan seorang pria yang tergeletak tak berdaya di pinggiran sungai dekat rumah sederhana miliknya. a/n ;warning, cerita ini banyak typo jadi aku mau m...