bab 12

9.4K 680 13
                                    





Di kerajaan Anwealda, Seth termenung di ruangannya, ia pikir ia merindukan seseorang. Namun tak lama dari itu, Seth tersentak kala pintu ruangannya di buka dengan kencang. Di depan pintu yang terbuka itu berdiri pria dengan rambut dark blue nya yang cukup panjang, tengah tersenyum tanpa dosa dengan wajah innocent miliknya.
"Maaf tuan Seth, aku sudah meminta tuan Steven untuk membukanya dengan pelan" ucap tangan kanan Seth, Saint
"Kau ini, cerewet sekali" balas Steven sambil masuk ke ruangan Seth.

Seth hanya bisa maklum sudah terlalu biasa dengan kebiasaan 'bar-bar' Steven yang menyandang status sebagai sepupunya.
"Sudah Saint, tidak apa, kau bisa kembali bekerja" ucap Seth diangguki oleh Saint
"Jika begitu saya pamit undur diri" ucap Saint, setelah mendapatkan anggukan kepala dari Seth, saint membungkukkan tubuh dan keluar dari ruangan Seth.

"Ada apa stev, ayah mu meminta mu mempelajari tentang kerajaan lagi?"
"Tidak tapi ayah memintaku untuk bertemu dengan seseorang yang akan di jodohkan dengan ku, padahal aku sudah menolak itu sedari awal" ucap Steven sambil duduk di sofa yang memang tersedia di ruangan Seth.

"Bukankah itu bagus, jadi kau tidak usah repot-repot untuk mencari pasangan lagi, kau sendiri yang mengatakan kau sangat malas jika harus mencari" balas Seth
"Ya tapi tidak seperti ini juga, ayah benar-benar telah memilih satu-satunya, yang ku mau ayah cukup memilih beberapa orang, menyempitkan pilihan untuk ku, lalu sisanya biar aku sendiri yang memilih, ayah pasti akan memilih sesuai kriteria menantu yang ayah inginkan" ucap Steven malas
"Ayah mu tidak akan asal dalam memilih bukan? Percayakan saja pada pilihan ayah mu" ucap Seth.

"Aku tak merasa bahwa lelaki yang ayah pilih adalah mate ku" ucap Steven
"Bagaimana kau bisa menyimpulkan jika kau saja belum bertemu dengan calon dari ayah mu Steven" balas Seth
"Aku pernah bertemu dengannya sekali dan aku tau, aku yakin dia bukan mate ku" ucap Steven sambil menyangga dagunya dan menatap Seth.

"Jika seperti itu, kau hanya perlu mengatakan itu pada ayah mu"
"Oh ayolah Seth, kau seperti tidak tau ayah saja, ayah pasti akan terus mendekatkan aku dengan calon ku sampai benar-benar terbukti dia bukan mate ku, lebih parah lagi ayah akan meminta seseorang yang benar-benar mate ku untuk di jadikan  bukti"
"Benar juga, masalah mu cukup kompleks ternyata" ucap Seth sambil menyimpan kembali surat yang sempat ia baca sebelumnya.

"Jika begitu kau harus mencari mate mu Steven"
"Kau pikir semudah itu jika ingin mencari mate? I seperti mencari satu jarum kecil di antara tumpukan jerami kau tau?"
"Aku hanya ingin santai dalam memilih pasangan, setidaknya walau nanti orang itu bukan orang yang di takdirkan untuk ku aku tak akan menyesal untuk memilihnya" lanjut Steven
"Masalah mu kenapa rumit sekali?" balas Seth, Steven lalu mengangguk mengiyakan.

"Ayah mu mungkin hanya ingin segera memiliki cucu, umur mu kan sudah 26 Steven" ucap Seth
"Aku hanya beda setahun dengan Draco, mengapa tidak menunggu Draco menikah dulu saja baru nanti aku"
"Karena yang anaknya itu kau Steven bukan Draco, lagian di lihat dari mana pun kakak ku itu sulit untuk menemui orang baru, terlalu malas katanya"
"Aku pikir jika pikiran Draco terus seperti itu, bagaimana ia akan bertemu dengan mate nya?"
"Itu kan sama dengan prinsip mu, harusnya kau juga mempertanyakan bagaimana kau bertemu mate mu"
"Mungkin saja dari hasil perjodohan ku itu"
"Oh berarti kau menerimanya bukan?"
"Tidak, maksudnya ini kemungkinan, bukan berarti aku setuju"
"Lebih baik kau coba saja dulu, atau setidaknya kau peka terhadap sekeliling mu, kau ini omega yang tidak pekaan sekali" balas Seth sambil bangun dan keluar dari ruangannya.

"Hah? Apa maksud mu Seth? Hei tunggu, setidaknya jelaskan dulu apa maksud mu, hei, SETH!!" ucap Steven yang di akhiri teriakan karena Seth yang tak kunjung berhenti. Sedangkan Seth sendiri hanya tersenyum tipis mendengar teriakkan sepupunya itu.

"Sekali-kali kau ini harus mendapatkan jawaban mu sendiri Steven, bisa-bisa kau tidak akan menyadari jika aku tak bilang begini, tapi aku juga ragu jika dia akan menyadari dengan cepat" ucap Seth sambil menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.

"Oh iya sepertinya aku merindukan Niel, ibu pernah bilang jika aku terus memikirkan seseorang berarti aku sedang merindukan orang itu, apa aku temui saja? Tapi aku tak memiliki alasan apapun untuk bertemu dengannya, lantas aku harus bagaimana?".

Di tengah pikirannya yang tengah bergelut, tiba-tiba ada satu orang pengawal yang membawa bingkisan di balut kain yang begitu ia kenal, kain yang biasanya di berikan sang ibu untuk membalut bekal miliknya.

"Tunggu pengawal, apakah itu dari ibuku?"
"Betul tuan Seth, ibunda tuan meminta saya untuk mengantarkan bingkisan ini"
"Jika aku boleh tau, ibu menyuruh mu untuk mengantarkan itu pada siapa?"
"Tentu tuanku, ibunda tuan meminta saya mengirim ini pada pria bernama Niel tuanku" jawab pengawal itu lugas
"Niel?" beo Seth
"Iya tuanku" mendengar jawaban dari pengawalnya, lantas sebuah ide terlintas di pikirannya.

"Berikan bingkisan itu padaku" pinta Seth
"Tapi tuanku-" ucap pengawal ragu
"Tak apa, aku yang akan mengantarkannya kau tak perlu khawatir, jika ibu bertanya cukup bilang aku yang bersikeras untuk mengantarnya, kalo begitu sampai jumpa" ucap Seth tampa menunggu balasan dari sang pengawal yang tengah kebingungan.

"Bukankah ini kesempatan yang bagus" ucap Seth sambil tersenyum dan berlari kecil ke arah kandang kuda untuk pergi ke rumah Niel.








Continue...

Steven Vladimir, omega

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Steven Vladimir, omega.
Age ; 26 y.o
Pheromones ; rose and amber
(bayangin aja ini rambutnya agak panjang yaa)

oPheromones ; rose and amber(bayangin aja ini rambutnya agak panjang yaa)

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Saint Gregore, beta.
Age ; 23 y.o

Omega Queen || Nomin [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang