bab 6

11.5K 819 5
                                    







Keadaan Niel sudah baik-baik saja, heat yang dirinya alami telah usai untuk bulan ini, namun ada yang Niel sadari ketika masa heat nya yang kali ini, terdapat tanda asing di dada kirinya, dirinya tak tau tanda apa yang sebenarnya tercetak di dada kirinya itu dan kerap kali terasa sakit dan panas.

Sekitar satu hari lagi ulang tahun raja akan segera di selenggarakan, Niel tak akan ambil pusing dengan apa yang terjadi padanya, karena saat ini Hazia sibuk mondar mandir di depannya memikirkan apa yang akan mereka gunakan untuk aksesoris. Hazia bingung, dirinya berpikir tak harus banyak, satu saja cukup tapi harus cocok, banyak kalung, gelang serta cincin milik pria manis itu yang bergeletakan di lantai kamar yang beralas karpet beludru.

"Zia, kenapa bingung sekali? Hazia walau tidak pakai aksesoris juga sudah bagus, biasanya Hazia jarang pake aksesoris kalo datang ke pesta" ucap Niel
"Gak, gak aku pengen pake aksesoris buat pesta kali ini" ucap Hazia menggebu
"Soalnya tetangga aku ini rese iel, kamu gak lupa kan?" ucap Hazia, ah Niel ingat. Hazia memang memiliki tetangga, lebih tepatnya putra sang tetangga yang memiliki sifat sedikit sombong dan tukang pamer, Hazia tidak suka pria itu. Hazia akan membuktikan bahwa dirinya bisa terlihat menawan walau bahkan hanya dengan sedikit aksesoris yang ia kenakan, tidak seperti pria itu. Karena membuat pria itu jengkel setengah mati adalah hal terpuas yang Hazia suka.

Hal yang paling membuat Hazia kesal adalah karena putra tetangganya itu menghinanya dengan seenak jidat, jika dia bahkan tak akan pernah terlihat bagus walau menggunakan perhiasan dan baju bagus sekalipun ucap putra tetangganya itu. Sialan, bagaimana Hazia tidak emosi di buatnya? Niel pun akhirnya paham, dirinya membantu memilih beberapa perhiasan yang sekiranya akan cocok untuk nanti di kenakan bersama dengan pakaian yang telah Hazia beli.

Niel akhirnya menemukan sepasang kalung serta cincin yang kira-kira akan cocok untuk Hazia kenakan, di waktu yang bersamaan Hazia juga menemukan sepasang kalung dan cincin yang cocok untuk Niel. Keduanya yang saling punggung itu lantas saling berhadapan,
"Ini aku nemu yang cocok buat kamu, coba deh" ucap keduanya berbarengan, Hazia dan Niel lalu saling tatap dan tak lama keduanya tertawa ketika menyadari mereka berbicara secara bersamaan.

Semua persiapan mereka untuk pergi ke pesta telah siap, Niel dan Hazia saling tos dan tersenyum satu sama lain. Keduanya kini telah berbaring di ranjang milik Hazia, netra biru milik Niel menatap langit-langit kamar Hazia, pikirannya melayang. Sebelum terdengar suara Hazia yang memasuki gendang telinganya.
"Aku gak sabar buat acara lusa" ucapnya antusias
"Kayaknya kamu seneng banget Zia" ucap Niel
"Huum soalnya aku belum pernah liat raja baru kita Niel, waktu penobatan beliau aku sakit jadi gak bisa ikut. Aku jadi gak tahu mukanya raja itu gimana" ucap Hazia
"Kan tidak hanya Zia saja yang tidak ikut, jadi tidak usah sedih" ucap Niel
"Iya memang, tapi ibu sudah pernah bertemu sebelumnya, saat beliau masih jadi putra mahkota" ucap Hazia
"Memangnya kenapa kamu sangat ingin melihat raja kita Hazia?" tanya Niel
"Hanya penasaran saja, soalnya kata ibu dan ayah serta kakak, beliau adalah pria yang tampan hehehe" ucapnya sambil tersenyum hingga gigi taring kecilnya terlihat, Niel yang mendengarkan hanya tersenyum tipis sambil menggeleng pelan.

"Kalo gitu ayo cepet tidur, biar bisa cepet besok terus lusa" ucap Niel
"Ayoo" ucap Hazia semangat, Niel kembali terkekeh mendengarnya. Keduanya lalu menarik selimut bersamaan dan mulai memejamkan kedua mata keduanya setelah usai berdoa.





Continue...

Omega Queen || Nomin [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang