Sudah lebih dua bulan setelah kematian Margareth, selama itu pula Niel merasa sering di awasi, sisi omeganya lah yang terus memberitahunya tentang ada orang yang mengawasinya.
Niel jadi lebih waspada, kini bahkan sisi omeganya yang mengambil alih, untungnya saat ia memasuki hutan untuk pulang ia bisa mengelabui seseorang yang ia yakini tengah mengawasinya.
Ia memang sering merasa di awasi saat ke kota atau berkunjung ke rumah Hazia, dan itu terus terjadi dalam dua bulan ini, ia tak tahu apa yang membuat ia ada dalam keadaan seperti ini.
Apakah organisasi hitam itu masih ada yang tersisa dan mengincar dirinya? Itu bisa jadi, tapi rasanya tidak mungkin mengingat Seth mengatakan ia telah menangkap semua anggota sesuai data.
Jadi siapa? Pikirannya melayang, ia tak ingin memusingkan seperti itu, jika ada yang ingin mencelakainya ia hanya perlu membunuh saja dan memberikan mayat mereka ke Leo agar tak ada yang tersisa, bukan hal yang sulit.
Niel menatap sekitar sebelum akhirnya ia masuk ke dalam hutan, harusnya sudah tak ada yang mengikutinya lagi di mulai dari sini.
Niel akhirnya sampai di rumahnya, ia menghela napas lelah lalu masuk ke rumah setelah menyapa beberapa hewan yang tengah berdiam di sekitar rumahnya.
Ia terduduk di sofa lalu menatap ke arah langit-langit kamarnya, ia bingung, apakah ia harus menyelidikinya? Tapi rasanya malas sekali.
Ia bangun dan memutuskan untuk mandi dan pergi tidur siang, rumah terasa sepi karena Zara mengatakan ingin menginap bersama Hendry, Niel mana mungkin bisa menolak.
Tubuhnya telah terbaring di atas kasur miliknya, matanya mulai terpejam sebelum geraman milik Leo terdengar oleh telinganya, ia bergegas bangun dan segera berlari ke luar.
Dapat ia lihat di luar ada beberapa orang yang seharusnya tak bisa sampai di sini, ia menatap ke empat pemuda di depannya, matanya menatap satu persatu mata pemuda di hadapannya.
"Siapa kalian? Siapa yang menyuruh kalian dan untuk apa kalian kemari?" tanya Niel beruntun.
Empat orang itu segera memberi hormat, menurunkan tinggi dengan salah satu kaki mereka yang tertekuk dan menjadi tumpuan mereka di tanah.
"Maaf atas ketidaknyamanan yang kami sebabkan tuan Niel, kami salah satu pasukan khusus mentri Sebastian yang di kirim yang mulia Seth" ucap salah satunya, mendengar itu Niel menghembuskan napasnya lega, berarti selama ini yang membuntutinya adalah suruhan Seth.
Harusnya Seth mengatakan terlebih dahulu padanya, bukannya tiba-tiba seperti ini, Niel jadi was-was sendiri.
Niel pun akhirnya meminta mereka untuk kembali, Niel cukup yakin tak ada yang akan mencelakainya, bagaimana pun tempat ia tinggal adalah hutan dengan banyak makhluk buas yang selalu membuat manusia urung untuk masuk ke hutan Amalthea.
Walau ada sedikit perlawanan dari keempat pemuda yang di kirim oleh Seth itu, akhirnya mereka menurut kala melihat Niel yang marah kepada mereka, Seth juga mengatakan bahwa perintah Niel juga sama kuatnya dengan perintahnya, jadi mereka hanya bisa pasrah dan kembali ke kerajaan.
Niel lagi-lagi menghela napasnya, ia lalu kembali ke kamar dan kembali merebahkan tubuhnya di atas kasur, matanya akan tertutup namun pintu rumahnya di ketuk dari luar, membuat Niel urung lagi untuk tertidur.
Saat pintu terbuka Niel dapat melihat Romeo dan Rebecca juga dua pengawal di belakang mereka, tanpa kata Niel langsung membanting pintu di hadapannya mereka, membuat dua pengawal di belakang Romeo dan Rebecca menarik senjata mereka.
Namun Romeo menahan keduanya, tangannya kembali terangkat dan mengetuk pintu putih di hadapannya, Niel di dalam sana menghela napas malas, matanya mendelik, mau apa mereka kemari?
Niel akhirnya membuka pintu rumahnya, saat tak merasa ada tanda-tanda bahwa tamu tak di undangnya itu akan pergi, Niel menatap malas mereka terutama Romeo dan Rebecca.
"Apa yang kalian inginkan?" tanpa basa-basi Niel langsung bertanya pada mereka, Rebecca tampak kikuk tapi Romeo cukup tenang,
"Kami kemari ingin berkunjung" balas Romeo
"Aku tak menerima tamu" ucap Niel sembari ingin kembali menutup pintu tapi pintu itu tak sempat tertutup karena tangan Romeo yang menahannya."Lepaskan!"
"Tidak, tunggu...kami hanya ingin berkunjung, apakah salah jika berkunjung ke rumah sepupu sendiri?"
"Tidak, tapi salah jika bagimu" ucap Niel yang akhirnya berhasil melepaskan tangan Romeo dari pintu dan kembali menutup(membanting) pintu di hadapan keduanya."Baiklah, aku akan berkunjung lagi besok" ucap Romeo lalu setelahnya terdengar langkah kaki yang menjauh dari rumahnya.
"Bagaimana bajingan itu tahu rumahku? Dan apa-apaan sifatnya yang sok ramah itu, dulu saja berkata dengan nada tinggi kepadaku, lalu sekarang? Cih." ucap Niel lalu masuk ke kamar, kali ini ia benar-benar berharap tidak ada yang menganggu dirinya yang akan tidur siang.
Ia terdiam cukup lama lalu matanya mulai berat dan tertutup perlahan, syukurnya saat Niel telah benar-benar tertidur tak ada lagi seseorang yang mengganggunya, semoga saja.
Continue...
KAMU SEDANG MEMBACA
Omega Queen || Nomin [END]
FanfictionNiel adalah seseorang yang hidup sebatang kara di dalam suatu hutan, sampai suatu hari dirinya menemukan seorang pria yang tergeletak tak berdaya di pinggiran sungai dekat rumah sederhana miliknya. a/n ;warning, cerita ini banyak typo jadi aku mau m...