The story of their children, part 15

346 17 0
                                    




Pernikahan Smith dan Zara baru selesai di selenggarakan semua orang sudah di kamar mereka, tengah istirahat. Pestanya memang tidak besar, itu hanya perta sederhana yang di hadiri oleh kerabat dan saudara saja.

Smith sebenarnya merasa sedih apa Zara belum benar-benar menerimanya hingga tak ingin orang lain selain keluarga mereka tahu?

Smith padahal sudah membayangkan pernikahan yang meriah dengan keluarga dan para rakyat, tapi ia pun tak menolak keinginan Zara itu, tak tega apalagi katanya jika keinginan seseorang yang tengah mengandung tak terpenuhi anaknya akan ileran.

Smith duduk di ranjangnya, ia menatap keluar jendela, bulan bersinar dengan terang malam ini, Zara sudah tidur karena sepertinya ia kelelahan.

Smith bangun dan berjalan keluar dari kamarnya, ralat kini kamar ia dan Zara. Ia pergi ke perpustakaan dan membaca buku yang sekiranya dapat membuat ia tak memikirkan hal tadi lagi.

Smith membaca bukunya hingga pagi menjelang, ia bangun dan meregangkan tubuhnya lalu kembali ke kamarnya dan Zara, mungkin Zara sudah bangun.

Ia membuka pintunya dan ia dapat melihat Zara yang baru selesai mandi,
"Smith kau darimana?"
"Tadi dari perpustakaan, aku sedang ingin membaca"
"Sepagi ini?" Smith mengangguk
"Jika begitu aku mandi dulu ya kak" kini Zara yang balas mengangguk

"Ah iya Smith, bolehkan aku mulai bekerja lagi? Aku bosan"
"Tapi kamu harus banyak istirahat kakak, di toko ada orang yang menjaganya kan?"
"Kemarin aku sudah bertanya pada tabib, aku masih boleh bekerja asal tidak terlalu berat" Smith menghela napasnya, ia lalu mengangguk, percuma Zara memiliki keinginan yang kuat.

"Terimakasih Smith" ucap Zara senang lalu mengecup pipi Smith, Smith lalu ikut tersenyum,
"Aku sudah boleh mandi?"
"Iya, boleh" Smith lalu segera masuk ke kamar mandi dan lekas mandi.

Saat ia keluar dari kamar mandi, Zara sudah tak ada di sana mungkin telah turun untuk sarapan,
"Biasanya ibu akan menunggu ayah lalu pergi bersama ke ruang makan, tapi kak Zara... Apa karena kak Zara bukan omega jadi instingnya berbeda dengan ibu?" Smith lalu menggelengkan kepalanya
"Tak usah memikirkan hal kecil Smith" ucapnya lalu turun ke ruang makan.

Setelah usai makan Zara lalu pamit untuk ke toko miliknya, Smith hanya mengangguk, ini sudah cukup siang ia ingin menemui Franky tapi pria itu telah pergi untuk berkelana dan mencari jati dirinya.

Lagi dan lagi Smith kembali ke perpustakaan, saat sudah cukup siang ia pun memutuskan untuk datang ke toko milik Zara, ia baru saja membuka pintu mamun yang ia lihat adalah pelanggan yang sedang memegang tangan Zara.

Smith segera mendekat lalu melepaskan tangan pelanggan itu dari tangan Zara,
"Apa yang kau lakukan?!"
"Kau yang apa-apaan, aku akan mengambil obat yang aku beli" ucap si pembeli
"Tapi kau bisa langsung mengambilnya kan? Kenapa kau harus memegang nya seperti itu, kau-"
"Smith sudah"
"Tapi kak dia-"
"SMITH! Aku bilang sudah!" Smith diam, ini kali pertama Zara membentaknya

"Ini obatnya, maafkan adikku ya, silahkan datang kembali" Smith makin diam kala Zara mengatakan itu, apa-apaan itu? Si pelanggan telah pergi, Zara menatap Smith,
"Kau tidak seharusnya seperti itu pada pelanggan Smith" tapi tanpa berucap Smith menatap Zara dan pergi begitu saja.

"Adik katanya? Hah, ia masih terus menganggap ku adik? Bahkan setelah kami menikah? Ia bahkan telah mengandung putraku, adik apanya? Zara kau keterlaluan" ia menendang batu hingga terlempar ke sungai.

"Jadi karena itu ia masih memperlakukan ku seperti dulu, tak ada bedanya, karena dia masih terus menganggap ku adik. Jika ia tak mengandung putra ku, mungkin ia tak akan mau melakukan kontak fisik dengan ku, mungkin saja itu hanya karena dorongan hormonnya ketika mengandung, kata nenek Tera ketika seseorang mengandung bahkan ketika ia membenci seseorang yang menjadi ayah janin di kandungannya, ia pasti akan terus ingin bersama dengan si ayah jabang bayi, hormon nya akan mendorong ia melakukan itu"

Omega Queen || Nomin [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang