Kehidupan Niel berjalan seperti biasanya, meracik obat lalu mengantarkan obat ke kota juga berkunjung ke rumah Hazia. Keduanya sering saling mengunjungi, bahkan saling menginap tapi Hazia lebih sering melakukannya karena Niel selalu tak enak jika terlalu sering menginap di rumah keluarga Hazia.
Ini sudah masuk satu bulan dari kejadian itu, selama itu Niel tak pernah lagi melihat Seth, mungkin belum, siapa tau?
Niel saat ini tengah ada di kota, berjalan bersama Hazia mencari beberapa makanan yang sekiranya enak dan belum pernah mereka coba, saat tengah mencicipi makanan yang ia beli, Niel di kagetkan dengan sosok anak kecil yang menarik ujung bajunya.
Lantas Niel segera berbalik dan menatap anak kecil itu, Niel tersenyum dan menurunkan tinggi badannya agar bisa setara dengan tinggi anak yang menarik bajunya itu,
"Kenapa adik kecil?" pertanyaan Niel membuat Hazia yang tengah asik makan pun mengalihkan pandangannya."Eh siapa adik kecil ini?" tanya Hazia
"Aku juga tidak tau, tadi menarik baju Niel, Zia" balas Niel
"Jadi ada apa adik kecil?" tanya Niel pada anak tersebut, si anak kecil tak menjawab dan malah menatap ke arah makanan Niel sambil memasukan salah satu jari miliknya ke dalam mulut kecilnya, Niel yang menyadari itu lantas terkekeh dan mengajak anak itu makan bersamanya dan juga Hazia.Mereka tampak asik saling bercanda sampai membuat si anak kecil yang diketahui bernama Zara itu tersenyum manis. Niel dan Hazia di buat gemas akan perilaku Zara yang sangat menggemaskan dan sangat polos, rasanya ingin di bawa pulang saja.
"Oh iya Zara, Zara ke sini dengan siapa?" tanya Hazia, pria kecil itu lantas terdiam lalu menatap keduanya sedih tak lama mata kecil dengan pupil kecoklatan itu berkaca-kaca membuat Hazia juga Niel panik. Niel dengan sigap mengangkat Zara dalam gendongannya dan mengelus punggung Zara lembut,
"Gapapa kalo Zara gak mau jawab, kakak gak akan maksa" balas Niel sambil terus mengelus punggung kecil Zara.Ketiganya telah selesai makan, kini Niel dan Hazia kebingungan bagaimana dengan nasib Zara jika mereka tinggal tapi jika di bawa pun takut ada orang tua Zara yang mencari. Setelah itu mereka memutuskan untuk berjalan terlebih dahulu sambil memikirkan bagaimana baiknya Zara. Saat Niel dan Hazia tengah kebingungan, Zara berbicara dengan suara kecil,
"Ibu meninggalkan Zara dan ayah juga sekarang pergi meninggalkan Zara" ucapnya lirih, Niel yang mendengar itu lantas terkejut, tentu Hazia juga.Jika di perhatikan penampilan Zara memang seperti tidak terawat, keduanya baru menyadarinya saat Zara mengucapkan itu. Niel menatap Zara sendu, Zara juga di tinggalkan oleh kedua orangtuanya saat umurnya masih begitu muda, Niel merasa iba. Melihat Zara seperti melihat dirinya yang dulu, Niel mengeratkan pelukannya pada Zara.
"Kita bawa Zara pulang saja Zia, biar Niel yang urus Zara" ucap Niel
"Apakah Niel yakin?"
"Niel yakin Zia"
"Jika begitu kita bicarakan dulu dengan ayah dan ibuku Niel, agar mereka tidak kaget dan agar ayah bisa mencari tahu tentang orang tua Zara"
"Baiklah" setelah itu keduanya berjalan ke rumah Hazia dengan Zara yang tertidur dalam pelukan Niel.Niel akhirnya mendapatkan persetujuan membawa Zara dari orang tua Hazia, bagaimana pun Tera dan Danzel sudah seperti orang tua kedua bagi Niel. Danzel juga dengan senang hati akan mencari tahu informasi tentang Zara dan menyusun persetujuan tentang Zara, takutnya ada hal yang tak di inginkan.
Niel tentu senang mendengarnya, dia akan memiliki teman di rumahnya, Hazia memang sering menginap tapi tidak setiap hari karena Hazia sendiri memiliki rumah tapi jika Zara mungkin rumah Niel akan menjadi rumah Zara juga.
Untuk malam ini Niel dan Zara akan menginap terlebih dahulu di rumah Hazia, Niel juga telaten mengurus Zara seperti memandikan dan menyuapi Zara. Untung ada beberapa baju bekas Hazia dulu yang bisa Zara kenakan.
Hendry yang saat itu baru pulang bekerja nampak kaget melihat Zara yang tengah duduk dengan tenang di atas sofa sambil menatapnya, ia makin kaget mendengar fakta bahwa Niel akan mengadopsi Zara,
"Niel memang orang yang tak bisa di tebak" ucapnya kala itu sambil menghampiri Zara dan berkenalan dengan si pria kecil yang menatapnya dari ia datang.Makan malam telah usai dari satu jam yang lalu. Di kamar Hazia, Niel, Hazia dan Zara telah berbaring di ranjang,
"Zara mulai sekarang Zara akan tinggal dengan kakak Niel, Zara tidak keberatan?" tanya Niel
"Tidak, Zara senang karena kini ada yang seseorang yang perduli pada Zara" ucap Zara sambil tersenyum
"Syukurlah jika begitu"
"Zara harus ingat ya, sekarang Zara tidak sendirian ada kakak Niel dan kakak Hazia, kakak Hendry, bibi Tera juga paman Danzel, okey?" ucap Niel
"Okeey!" seru Zara dengan semangat membuat Hazia dan Niel terkekeh."Nah sekarang Zara tidur ya?" ucap Hazia sambil menepuk kecil perut Zara, Zara mengangguk dengan semangat dan mulai terlelap setelah beberapa kali menguap.
"Siapa sangka hari ini kita bakal bertemu dengan adik kecil menggemaskan ini?" ucap Hazia membuat Niel mengangguk,
"Niel bersyukur" ucapnya sambil tersenyum."Jika begitu kita juga harus segera tidur Niel" ucap Hazia diangguki Niel tak lama keduanya terlelap masuk ke alam mimpi.
Continue...
Zara
Age : 7 y.o
Pheromones : belum di ketahuia/n : mau ngasih nama zora buat namain anaknya tapi malah keinget sama nama ayahnya Zora.
KAMU SEDANG MEMBACA
Omega Queen || Nomin [END]
FanfictionNiel adalah seseorang yang hidup sebatang kara di dalam suatu hutan, sampai suatu hari dirinya menemukan seorang pria yang tergeletak tak berdaya di pinggiran sungai dekat rumah sederhana miliknya. a/n ;warning, cerita ini banyak typo jadi aku mau m...