Happy reading semuanya...
Malam ini, Alvan duduk termenung di kamarnya. Tatapannya datar mengarah ke lantai kamarnya. Ia teringat dengan perkataan Langit, adek kelasnya kala itu.
"Lo sayang banget ya sama dia sampai bilang begitu, Bang? Tapi apa lo pernah mikir dia juga sayang enggak sama, lo?"
"Tapi ingat, hati cewek gampang berubah. Siapa yang buat dia nyaman bakal menang."
Suara notifikasi dari ponsel membuyarkan lamunannya. Tangannya tergerak mengecek notifikasi ponselnya yang menampilkan pesan masuk dari seseorang yang tidak terdaftar dikontaknya.
Send your picture
Netranya menajam melihat potret dua orang yang sangat ia kenali. Tangannya meremat ponsel miliknya, perlahan helaan napas terdengar darinya. Alvan mencoba berpikir positif namun tetap saja hatinya menyangkal. Lantas, ia menghubungi Dhara. Sepertinya ada sesuatu yang harus diluruskan antara hubungannya dengan Dhara.
Adhara
OnlineDhara, malam Minggu besok free?
Iya Al, kenapa?
Jalan-jalan ke pasar malam mau?
Memangnya ada Al? Dimana?Di taman kota
Harus mau, gak ada penolakan!Iya Al
Gue jemput habis magrib
Iyaa
Alvan menyorot serius layar ponselnya yang masih menampilkan obrolannya dengan Dhara, ia yakin harus memutuskan sesuatu.
***
Sesuai dengan permintaan Alvan kemain malam, Dhara sudah rapi dengan sweater warna lilac beserta celana panjang dan tak lupa sepatu kets warna putih dan juga sling bag yang sudah menggantung cantik di pundak sebelah kanannya.
"Lho kamu mau kemana, Ra?" tanya Azel penasaran saat melihat Dhara berpakaian rapi keluar dari kamarnya.
Dhara kemudian mendekat ke arah Azel yang sedang menonton kartun kesayangannya, apalagi kalau bukan bintang laut dan spons kuning.
"Mau keluar Kak sama Alvan,'' jawab Dhara lalu ikut duduk di sebelahnya Azel sambil menunggu Alvan datang menjemput.
"Emangnya udah izin sama Papa Mama?"
"Udah Kak, tadi aku udah telpon Mama," jawab Dhara. Memang betul, tadi sebelum Dhara siap-siap ia meminta izin dulu sama Mamanya lewat telepon karena Mamanya sedang tidak ada di rumah.
"Terus Mama izinin?" tanya Azel.
"Iya," jawab Dhara.
"Terus?"
Dhara mengernyitkan dahinya. "Haa? Maksudnya Kak?"
"Mama bilang apa lagi sama Kamu?" ujar Azel sambil menghela nafas panjang.
"Katanya tadi jangan pulang malam-malam gitu Kak."
KAMU SEDANG MEMBACA
Truth Belief
Teen FictionON GOING Dhara tidak pernah mengira kehidupannya akan berubah dalam sekejap. Apa yang bisa diharapkan dari seorang anak adopsi dari panti asuhan seperti dirinya? Ia tahu dimanapun tempatnya berada, akan ada seseorang yang enggan menerimanya. Ia menc...