CHAPTER 32 | TRUTH BELIEF

174 16 0
                                    

Happy Reading yaa...
Kalau ada typo, koreksi yaa...

Dhara dibuat kesal oleh tingkah Azel. Semalam Azel sudah membuatnya begadang hingga menahan kantuk berat. Pagi ini, Azel memaksa dirinya agar ikut lari pagi menemani lelaki itu di taman kota. Ia percaya tenaga Azel itu kuat, tidak seperti dirinya yang sekarang sudah letih dengan napas terengah. Padahal baru joging sepuluh menit tetapi rasanya sudah tidak kuat.

"Kak Azel tunggu!" seru Dhara memanggil Azel yang sudah jauh di depannya. Di dalam pikirannya sekarang, ia ingin melempar sepatu yang ia pakai hingga mengenai kepala Azel saking kesal dan lelahnya karena ulah kakaknya itu. Akan tetapi ia tidak akan melakukan hal konyol itu, Azel bisa marah-marah nanti.

"Dhara! Woi, woi!"

Dhara yang tengah berdiri menunduk dengan kedua tangan bertumpu pada lutut langsung menegakkan tubuhnya ketika mendengar seseorang yang memanggil heboh dirinya. Ia menoleh ke belakang dan membelalak terkejut melihat Neta berlari ke arahnya.

"Neta pelan-pelan," ucapnya saat Neta merangkul kasar dirinya hingga hampir terjungkal ke depan. Tidak tahu apa jika tubuhnya sudah lemas karena kelelahan.

Neta hanya menjawabnya dengan cengengesan ke arah Dhara. "Lo kenapa ada di sini? Sendirian?"

"Enggak. Aku sama Kak Azel. Kamu sendiri, Net?"

Neta melepas rangkulannya saat paham jika Dhara tidak nyaman. Ia juga sedikit menjauhkan tubuh dari Dhara. "Sendiri, gue baru datang ke sini eh langsung lihat lo."

Ia mengamati Dhara yang sudah berkeringat cukup banyak. "Lo capek ya Dhar? Istirahat dulu gih."

Dhara mengangguk pelan. "Iya aku capek, enggak biasa lari lama kaya gini, Net."

"Ya udah istirahat aja. Tuh ada kursi di sana," kata Neta sambil menunjuk ke arah pinggiran yang terdapat kursi taman.

Azel sudah menyelesaikan satu putaran lagi hingga sampai kembali di posisi Dhara berdiri.

"Eh, ada lo Net," sapanya kembali berlari melewati Neta dan Dhara.

"Eh tunggu gue!" seru Neta melihat Azel hanya melewati mereka saja. "Dhar, lo istirahat aja dulu," lanjutnya menepuk bahu Dhara lalu berlari menyusul Azel.

Dhara menatap kepergian dua orang itu. Ia lalu mendesah lelah. Jika tahu akan ditinggal sendirian seperti ini lebih baik dirinya di rumah saja, rebahan ataupun nonton film. Daripada kaya gini, udah capek, panas lagi.

Suasana teman kota kali ini cukup ramai. Banyak orang yang menghabiskan waktu seperti lari pagi di akhir pekan. Ia juga tidak membawa ponsel, hanya handuk kecil di lehernya dan minuman yang tertinggal di atas motor Azel. Ia lalu memilih pergi ke arah motor Azel untuk mengambil minuman.

Dhara mengambil tas berukuran sedang yang ada di atas motor Azel. Isinya hanya dua botol minum untuknya dan Azel. Beruntung tidak ada tangan nakal yang mengambilnya, seperti kata Azel tadi, pasti aman karena hanya minuman.

"Dhara..."

Dhara yang akan membuka satu botol minum berhenti sejenak. Ia menoleh ke sumber suara dan tidak mengira akan bertemu dengan Liam.

"Sini Ra," pinta Liam yang berada di atas sepeda.

Dhara kembali menyimpan tas milik Azel di tempat semula setelah mengambil satu botol air minum. Ia membawa serta botol minum di tangannya dan mendekat ke arah Liam.

"Kok sendirian, Azel mana?" tanya Liam setelah Dhara berdiri di dekatnya.

"Kak Azel sama Neta lagi lari di sana," jawab Dhara menunjuk area jalan yang melingkar di sisi taman.

Truth BeliefTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang