Part 4

44.7K 2.4K 24
                                    

"Umur hanyalah angka. Dan jodoh bisa datang di angka berapapun."

Adiba menggunakan waktu luang untuk menghafal nadzom seperti biasa. Tiba-tiba terdengar bunyi pesan dari ponselnya.

Ting.

Gus Haidar : Besok saya dan Mama jemput buat fitting baju dan beli cincin🙏

Deg.

Jantung Adiba berpacu sangat cepat dari biasanya setelah membaca pesan dari Haidar. Meski suka menggoda lewat pesan, tapi Adiba tetap merasa grogi jika harus bertemu dengan Haidar.

"Nggak nyangka banget bentar lagi beneran mau jadi istri orang," gumam Adiba.

Detik ini rasanya Adiba masih tidak menyangka jika pernikahannya akan berlangsung dengan tempo waktu yang singkat. Itu artinya ia benar-benar akan melepas masa lajang dan menjadi seorang istri.

Dengan pengetahuan tentang pernikahan yang masih minim, Adiba berharap Haidar bersabar membimbing dan mengajarinya banyak hal tentang pernikahan.

Tiba-tiba muncul ide jahil untuk menguji kesabaran Haidar dalam menghadapi sikapnya. Adiba mengetikkan balasan untuk Haidar.

Ndak Mau😌

Knp Ning?

Habisnya Gus Haidar nakal nggak mau save nomor calon istri sendiri

Nggih, sdh tak simpan 🙏

Di kasih nama apa?

Ning Adiba

Kok gitu sih Gus?
Jangan dong!
Kasih nama calon istri
Nomor Gus Haidar aja tak kasih nama 'calon suami'

Nggih

Adiba tersenyum puas ketika melihat balasan Haidar. Selanjutnya ia segera mengirim pesan pada sang Umma untuk memberitahukan jika besok Haidar akan datang menjemputnya untuk fitting gaun pernikahan dan membeli cincin.

Tak puas bercerita lewat pesan, Adiba bangkit menemui sang Umma untuk bercerita langsung.

"Sekarang kamu masih bilang ke Umma kalau ada apa-apa tapi nanti setelah akad nikah, kamu wajib laporan sama suami kamu nduk. Sudah tidak wajib bilang ini itu ke Umma," tutur Bu Nyai Halwa dengan mata berkaca-kaca.

"Umma jangan gitu. Sampai kapanpun Adiba akan tetap bilang apa-apa ke Umma meskipun Adiba punya suami. Kan Umma orang pertama di dunia yang akan selalu Adiba sayang," sahut Adiba sembari memeluk tubuh Bu Nyai Halwa.

Adiba memang sangat manja pada Bu Nyai Halwa. Wajar saja karena ia memang menjadi satu-satunya perempuan di antara anak-anak Bu Nyai Halwa. Terlebih Adiba anak terakhir dan umurnya juga masih sangat muda.

"Jangan gitu Adiba! Suami kamu yang lebih berhak daripada Umma. Itu yang kadang bikin Umma agak sedih di hati. Meskipun setelah nikah kamu tetap tinggal di sini sama Gus Haidar tapi semua tanggung jawab Umma dan Abi sudah berpindah tangan ke Gus Haidar," tutur Bu Nyai Halwa.

Partner Syurga (TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang