Bel pulang telah berbunyi. Seluruh siswa Madrasah Aliyah segera pulang ke asrama. Ning Adiba sendiri pulang ke rumah kecilnya yang sepi karena Gus Haidar sudah berangkat. Ia memutuskan untuk mandi dan ganti pakaian kemudian segera ke rumah Kyai Ilzam dan Bu Nyai Halwa untuk makan di sana.
Ketika akan melangkah menuju ruang makan, Ning Adiba mendengar sebuah percakapan rahasia Kyai Ilzam dan Bu Nyai Halwa yang membuatnya menghentikan langkah dan fokus mendengarkan. Menguping lebih tepatnya!
“Bagaimana jika Albi kita jodohkan dengan Nana Ma?” Tanya Kyai Ilzam.
“Bi, bukannya kita sudah sepakat ya kalau seluruh anak-anak kita harus memilih pilihan mereka sendiri?” Sahut Bu Nyai Halwa.
“Tapi Albi itu sepertinya sibuk dengan pekerjaannya."
“Kalau Albi nggak setuju gimana Bi?”
“Kita coba bicarakan Ma. Kalau Albi setuju kita segera atur tanggal pernikahan. Ustad Arfan kan sangat berjasa di Pondok Pesantren Fathul Ilmi. Beliau sangat patuh dan cinta pada Almarhum Buya. Apa salahnya menjodohkan putrinya dengan putra kita?”
Bu Nyai Halwa diam mendengarkan. Ia sendiri juga setuju namun tidak ingin membuat Gus Albi tertekan dengan rencana perjodohan ini.
“Nana kan cuma punya Ustad Arfan ma. Sedangkan Ustad Arfan sakit-sakitan sekarang.”
Bu Nyai Halwa mengangguk paham. Ia sendiri telah menganggap Nana seperti anak kandungnya sendiri karena Nana telah di titipkan di Pondok Pesantren Fathul Ilmi sejak kelas empat SD.
“Iya Bi. Umma setuju,” kata Bu Nyai Halwa akhirnya setuju.
“Di jodohkan? Mas Albi di jodohkan?” Tanya Ning Adiba langsung membuat Kyai Ilzam dan Bu Nyai Halwa terkejut.
“Adiba?”
“Maaf Ma. Telinga Adiba memang nakal, suka menguping pembicaraan orangtua,” ucap Ning Adiba sambil nyengir.
“Kamu kok kesini nduk? Nggak makan bareng suamimu?” Tanya Kyai Ilzam.
“Mas Haidar lagi ada urusan di kampus Bi. Terus habis itu mau lanjut ke hadirin undangan ceramah,” jawab Ning Adiba.
“Oalah, kok nggak ikut kamu?” Tanya Bu Nyai Halwa.
“Nggak. Kata Mas Haidar, Adiba di rumah aja. Fokus ngaji,” jawab Ning Adiba.
“Oh ya Ma, apa benar Mas Albi mau di jodohkan? Sama Mbak Nana?” tanya Ning Adiba.
“Belum tahu nduk. Nanti di bicarakan kalau Masmu pulang,” sahut Bu Nyai Halwa.
“Umur Masmu kan juga sudah mau tiga puluh dua. Abi dan Umma mau ambil tindakan biar dia nggak sembrono, sibuk melajang terus,” ucap Kyai Ilzam.
“Bagus Bi. Adiba setuju,” sahut Ning Adiba antusias. Rasanya sudah tidak sabar melihat kakak menyebalkannya itu melepas status jomblo.
👶👶👶👶👶👶
Gus Haidar telah selesai membahas tugas kelompok bersama Mila dan di temani Kang Fairuz.
“Haidar sudah makan?” Tanya Mila sambil tersenyum lebar.
“Belum,” jawab Gus Haidar jujur.
KAMU SEDANG MEMBACA
Partner Syurga (TERBIT)
Romance"Aku memang bukan lelaki idaman para wanita tapi aku berjanji akan berusaha menjadi satu-satunya lelaki idamanmu." _Haidar Al-Faraby Menikah muda memang bukan impian Ning Adiba sama sekali tapi apa yang tidak di inginkan belum tentu menjadi hal terb...