Part 49

19.7K 1.4K 161
                                    

Gus Haidar menyentil hidung Ning Adiba sampai istrinya itu meringis kesakitan.

"Emang siap hamil tanpa di dampingi suami?" Kata Gus Haidar menantang Ning Adiba.

Ning Adiba diam tak bergeming. Niatnya hanya bercanda namun suaminya malah menanggapinya serius.

"Aku mah ayo aja kalau kamu siap," kata Gus Haidar sembari tersenyum jahil ke arah sang istri.

Mendengar ucapan sang suami, sontak Ning Adiba memukul lengan Gus Haidar sembari melotot ke arahnya.

"Siapa yang mancing duluan? Hm?" Ujar Gus Haidar sembari mencondongkan wajah.

"Mentang-mentang udah tujuh belas tahun ucapannya makin vulgar," ledek Gus Haidar.

"Maaas," kata Ning Adiba mendesah.

Ning Adiba berjalan ke arah sepasang boneka pengantin Doraemon yang di hadiahkan Arzan untuknya.

"Aku buang Mas?" Tanya Ning Adiba.

"Jangan," jawab Gus Haidar.

Ning Adiba mengerutkan dahinya. "Kok jangan?"

"Kasihan udah beli dan niat banget ngasih tapi kamu buang," ucap Gus Haidar.

"Terus gimana? Aku simpen?" Tanya Ning Adiba lagi.

"Kamu tahu alamat dia nggak?" Kata Gus Haidar balik bertanya.

Ning Adiba menggeleng pelan.

"Ya udah simpan aja di satu wadah semua barang pemberian dia terus kapan hari kalau dia datang balikin," kata Gus Haidar dengan santainya.

"Ribet Mas," keluh Ning Adiba.

"Makanya jangan terlalu mempesona kan ribet jadinya," kata Gus Haidar membuat Ning Adiba berdecak sebal.

"Kalau di buang jangan lah Ning. Nggak baik juga. Lagian itu barang kan masih bermanfaat juga buat yang membutuhkan," tutur Gus Haidar.

Ning Adiba cukup takjub dengan sikap Gus Haidar yang dewasa dan bijak. Jika lelaki di luar sana akan marah dan langsung membuang barangnya karena cemburu namun Gus Haidar malah melarang karena menurutnya mubadzir. Langka memang!

"Tapi kamu keinget terus sama dia kalau lihat barangnya?" Tanya Gus Haidar.

"Lumayan sih," jawab Ning Adiba enteng.

"Tuh kan nakal," ucap Gus Haidar sembari mencubit hidung sang istri.

"Aduh, sakit tahu," kata Ning Adiba mengaduh kesakitan.

"Bandel kamu. Di bilang jangan nakal malah bar-bar," ujar Gus Haidar membuat Ning Adiba tertawa terbahak mendengarnya.

"Terus gimana barangnya Mas?" Tanya Ning Adiba.

"Jilbab design nama aku juga kan nggak mungkin aku kasih ke orang soalnya ada nama aku," lanjut Ning Adiba.

"Duh, pinter juga si Arzan ngasih hadiah sampai suaminya sendiri kalah," gumam Gus Haidar sembari mengepalkan tangan.

"Mas? Jangan bilang Mas mau cari Kak Arzan dan hajar dia?" Kata Ning Adiba overthinking.

Sontak Gus Haidar tertawa mendengar ucapan Ning Adiba.

"Buat apa aku hajar dia? Dia nggak ada salah dan malah baik ngasih kamu kado cuma salahnya kenapa jatuh cinta sama kamu padahal kamu udah menikah," kata Gus Haidar.

"Mungkin dia belum tahu," sahut Ning Adiba.

"Ya udahlah Ning. Di bawa santai aja. Barangnya taruh satu wadah nantinya balikin kalau dia datang. Dia akan datang kan suatu saat?" Kata Gus Haidar santai.

Partner Syurga (TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang