Part 7

45.4K 2.3K 25
                                    

Jam telah menunjukkan pukul sepuluh malam. Adiba yang awalnya asyik berbincang dengan sang Umma harus mengakhirinya karena perintah dari sang Umma.

"Ajak suamimu istirahat di kamar nduk," perintah Bu Nyai Halwa pada putrinya.

Adiba mengangguk kecil kemudian menghampiri Haidar yang tampak berbincang dengan keempat kakaknya.

Adiba merasa malu dan takut keempat kakaknya meluncurkan serangan godaan receh mereka, namun mau tak mau perintah Umma harus di laksanakan.

"Gus, ayo ke kamar," ajak Adiba sambil menghampiri Haidar.

Mendengar itu, suara godaan dari keempat kakaknya langsung berisik di telinga Adiba. Tidak salah memang dugaan Adiba.

"Cie, baru jam segini juga udah ngajak ke kamar aja," celetuk Albi memulai godaan.

"Di suruh Umma," sahut Adiba tak terima jika Albi berfikir macam-macam padanya meski Albi memang hanya berniat menggoda.

"Alesan aja kamu," kata Albi sambil terkekeh geli.

"Jangan gitu lah Mas, Diba kan sangat excited sama suami tampannya," kata Akhtar seakan membela namun pada intinya sama-sama menggoda.

"Aku laporin Umma," ancam Adiba.

Mendengar itu, keempat kakaknya tertawa karena merasa Adiba masih saja kekanakan dengan melapor pada sang Umma.

"Bocil....bocil...." Gumam Albi.

Melihat itu, Haidar pun bangkit berdiri dan pamit kepada keempat kakak iparnya. "Saya pamit Mas," ujarnya pendek.

Haidar tahu jika keempat kakak Adiba hanya berniat menggoda adiknya namun melihat muka kesal dan malu Adiba, Haidar tidak tega.

"Happy malam pertama Gus," ucap Albi sambil tersenyum menggoda ke arah Haidar.

Mendengar itu, Adiba tak tinggal diam. Ia langsung melemparkan tatapan horor ke arah Albi. "Jangan ngomong macem-macem sama suami aku!" garangnya.

"Cielah bocil bersuami, ngakak banget," ujar Albi sambil tertawa meledek.

"Albi, kalau godain adek terus Umma nikahin juga kamu," tegur Bu Nyai Halwa yang mendengar ulah Albi yang menjahili adiknya.

Jleb.

Seketika Albi terbungkam. Sementara ketiga adiknya langsung menertawakan dirinya.

"Akhtar, Amjad sama Afiq juga. Bakal Umma nikahin sekalian kalau rusuh," ucap Bu Nyai Halwa membuat ketiga nama yang di sebut kicep seketika.

______________

Sesampainya di kamar, Adiba langsung duduk di atas karpet bulu yang di atasnya terdapat banyak sekali kado dari para teman-teman maupun saudara sepupu. Sementara Haidar memilih duduk di atas sofa.

"Nggak di buka besok aja Ning?" Tanya Haidar membuka obrolan.

"Udah penasaran banget Gus," jawab Adiba dengan wajah menggemaskan.

Haidar menggelengkan kepala. Ia cukup mengerti jika gadis seusia Adiba memang sangat antusias jika berhubungan dengan hadiah.

"Salah satu hal yang bikin Diba suka nikah itu dapat kado Gus," curhat Adiba membuat Haidar terkekeh pelan.

Dasar istri bocil

Perlahan Haidar bangkit dari sofa dan berjalan ke arah Adiba. Ia memperhatikan wajah ceria Adiba ketika membuka satu persatu kado yang berisi gamis, jilbab, tas dan lainnya.

Adiba begitu antusias membuka kado demi kado, sampai akhirnya ia membuka satu kado yang berasal dari sepupunya. Matanya membelalak melihat sebuah kado yang berisi baju seksi yang tampak kurang bahan.

Partner Syurga (TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang