Part 37

22.1K 1.5K 1K
                                    

WAJIB BANGET BACA PART AWAL BIAR NGGAK SALAH PAHAM!!!!
SELURUH BAB SUDAH DI REVISI MESKIPUN BELUM 100%
KETIKA BACA ULANG BAB AWAL, JANGAN LUPA PENCET VOTE UNTUK BAB YANG BARANGKALI KETINGGALAN NGGAK DI VOTE.

SEKIAN TERIMAKASIH AND HAPPY READING 💓

"Aku nggak bisa menerima kamu apa adanya. Karena Allah menciptakan kamu sangat istimewa di singgasana hatiku."
_Haidar Al-Faraby

Hari ini seluruh santri, baik putra maupun putri Pondok Pesantren Fathul Ilmi pulang kampung. Wajah ceria terlihat dari tampang para santri yang mengidamkan momen seperti ini.

Momen liburan yang setahun hanya bisa di rasakan dua kali. Yaitu setelah ujian semester awal dan ketika menjelang hari Raya Idhul Fitri.

Setelah acara singkat di laksanakan, akhirnya seluruh santri putra maupun putri berpamitan untuk liburan ke kampung halaman masing-masing.

Suasana gedung asrama putra dan putri seketika hening. Meskipun santri Khidmah dan jajaran pengurus tidak pulang namun tetap saja suasana ribuan santri lebih mendominasi keramaian.

Ning Adiba menarik nafas lega karena akhirnya liburan tiba. Dan yang lebih membuatnya bahagia adalah ia dapat mempertahankan rangking pertama di kelas sekolah meskipun banyak pasokan murid baru di Madrasah Aliyah Fathul Ilmi. Sayangnya, ia belum berhasil menjadi juara pertama Madrasah Diniyah. Meski begitu, Ning Adiba sangat bersyukur. Baginya yang terpenting adalah kemanfaatan dan kefahaman ilmu yang di terima.

Pagi hari yang cerah. Ia bersenandung di dapur dan bersiap menyiapkan hidangan sarapan untuk lelakinya. Siapa lagi kalau bukan Haidar Al-Faraby.

Tiba-tiba telepon berdering. Ia menghentikan aktifitasnya sejenak dan mengangkat telepon.

"Assalamualaikum Ning."

"Waalaikumsalam Bang."

"Hari ini jadi record kan?"

"Insyaallah jadi Bang."

"Berangkat jam berapa Ning?"

"Mungkin habis dhuhur Bang soalnya pagi ini di ajak Mas Haidar keluar."

"Oh ya sudah Ning. Di tunggu ya."

"Iya Bang, Assalamualaikum."

"Waalaikumsalam."

Telepon telah berakhir. Ning Adiba melanjutkan aktifitas masaknya namun tiba-tiba Gus Haidar datang sambil tersenyum.

"Setelah sarapan main badminton yuk Ning, mumpung lapangan sepi," ucap Gus Haidar.

"Katanya mau ngajakin keluar," sahut Ning Adiba.

"Jadi gini cantik, setelah sarapan kita olahraga main badminton di lapangan kan. Terus setelah itu kita udah keringetan langsung mandi. Baru setelah mandi lanjut keluar," kata Gus Haidar menjelaskan.

"Apa nggak kelamaan? Kan jadinya keluar sebentar," ucap Ning Adiba.

"Nggak," sahut Gus Haidar sambil tersenyum.

Partner Syurga (TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang