Part 41

21K 1.5K 1K
                                    

"Doa adalah hal terbaik ketika dua insan saling merindukan. Karena di dalam doa, kita bisa memeluk dan menjaga dari kejauhan."

Malam hari yang gelap. Selepas ngaji Diniyah, Ning Adiba menghabiskan waktu bersama Gus Haidar. Hatinya terasa sedih mengingat besok suaminya akan berangkat ke Jombang meninggalkan dirinya.

"Malam ini aku nggak mau tidur," ucap Ning Adiba dengan nada manja.

Gus Haidar terkekeh. Tangannya bergerak mengelus puncak kepala Ning Adiba. "Terus mau ngapain?"

"Mau begadang soalnya besok suamiku udah pergi berjihad," ujar Ning Adiba.

Gus Haidar tertawa kecil. Ia benar-benar gemas dengan istri kecilnya ini.

"Begadang nggak boleh kalau nggak bermanfaat," tutur Gus Haidar.

Ning Adiba mengulum bibirnya. Detik berikutnya, ia menarik tangan kekar Gus Haidar ke arah sofa.

"Aku mau nyanyi, Mas dengerin," ucap Ning Adiba.

Gus Haidar mengangguk. "Oke."

Ning Adiba tersenyum kecil. Ia segera menyanyikan sebuah lagu sembari menatap sang suami penuh penghayatan.

Walau raga kita terpisah jauh...
Namun, hati kita selalu dekat...
Bila kau rindu, pejamkan matamu...
Dan rasakan aku...

Kekuatan cinta kita takkan pernah rapuh...
Terhapus ruang dan waktu...
Percayakan kesetiaan ini...
Pada ketulusan aishiteru...

Gus Haidar terkesima dengan penghayatan Ning Adiba dalam menyanyikan lagu. Suara merdunya membuat Gus Haidar sesekali memejam menikmati suara merdu sang istri.

"Aishiteru apa?" Tanya Gus Haidar tiba-tiba penasaran dengan kata 'Aishiteru' yang ada pada lirik lagu yang di nyanyikan Ning Adiba.

"Aku cinta kamu," jawab Ning Adiba.

Gus Haidar manggut-manggut sambil tersenyum.

"Oh ya Ning, ada hal yang ingin aku bicarakan serius," ucap Gus Haidar tiba-tiba membuat Ning Adiba berdebar seketika.

"Di masa LDR yang cukup lama ini, ada banyak kemungkinan yang akan terjadi. Sekarang aku mau kita pegang satu komitmen," ujar Gus Haidar.

"Apapun yang terjadi kedepannya, kita harus tetap sama-sama. Kita fokus dengan keseharian dan kesibukan masing-masing tapi harus saling menjaga dan saling percaya," lanjut Gus Haidar.

Ning Adiba mendengarkan dengan seksama setiap kata yang terucap dari bibir Gus Haidar.

"Dan yang paling penting adalah doa. Doa menjadi pusaka terbaik di sebuah hubungan."

"Doa adalah hal terbaik ketika dua insan saling merindukan. Karena di dalam doa, kita bisa memeluk dan menjaga dari kejauhan."

"Ketika aku jauh dari perempuan yang ku cintai, aku titipkan pada sang Maha cinta, agar menjaga rasa cinta kita agar selalu seimbang dan tidak tergerus oleh bisikan lain."

Ning Adiba tak dapat berkata-kata. Matanya fokus menatap wajah serius Gus Haidar. Ia mulai mengerti jika ada tantangan lain dalam hubungannya di masa depan. Tantangan perasaan, ruang, jarak dan waktu yang nantinya akan menyerang dinasti cinta mereka.

"Aku harap kamu mengerti Ning," kata Gus Haidar mengakhiri penjelasan.

👶👶👶👶👶

Hari ini Gus Haidar akan berangkat ke Jombang meninggalkan Ning Adiba telah siap berangkat ke Jombang. Ia pamit pada Ning Adiba yang terlihat sedih menatapnya. Tubuh mungil istrinya langsung berhambur memeluknya erat.

Partner Syurga (TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang