Part 13

38K 2K 24
                                    

"Menjadi diri sendiri itu baik. Tapi menjadi yang Allah suka itu lebih baik."

Haidar dan Adiba telah sampai di rumah. Mereka berdua melanjutkan perbincangan di ruang tamu keluarga.

“Mas, kata Umma mulai sekarang aku harus selalu izin sama kamu meskipun mau menjalankan kebaikan sekalipun,” ujar Adiba.

“Betul,” sahut Haidar.

“Karena itu, besok kan hari Senin. Aku pengen puasa, boleh nggak?” Tanya Adiba langsung mempraktekkan.

Haidar tersenyum sambil menatap Adiba.

"Jangan," kata Haidar melarang.

Mendengar itu, Adiba langsung mengerutkan dahi bingung. "Kenapa?" Tanyanya.

"Nanti tubuh kecil kamu ini nggak tumbuh-tumbuh," canda Haidar sambil terkekeh.

"Iih aku kira kenapa," sahut Adiba menghela nafas lega.

"Jadinya boleh kan Mas?" Tanya Adiba meminta kepastian.

"Boleh," jawab Haidar sambil mengelus puncak kepala Adiba.

“Besok Mas puasa nggak? Kita puasa bareng yuk,” ajak Adiba penuh semangat.

“Kayaknya seru,” kata Haidar sambil tersenyum.

“Setuju?” desak Adiba.

“Kamu pengen di temenin puasa?” tanya Haidar.

“Pengen,” ujar Adiba jujur.

“Oke,” kata Haidar setuju.

“Nah, Abi senang dengarnya,” sahut Kyai Ilzam yang tiba-tiba muncul.

"Harapan Abi memang setelah menikah, Adiba lebih semangat belajar dan ibadah," ujar Kyai Ilzam dengan wajah sumringahnya.

Adiba dan Haidar diam mendengarkan ucapan Kyai Ilzam sambil tersenyum.

“Haidar sanggup puasa sampai tiga tahun?” tanya Kyai Ilzam sambil menatap penuh arti Haidar.

“Insyaallah Bi,” jawab Haidar.

“Puasa apaan Bi? Kok tiga tahun lamanya?” tanya Adiba tak mengerti maksud puasa yang di bicarakan sang Abi.

Kyai Ilzam dan Haidar saling pandang sambil terkekeh.

Belum sempat Kyai Ilzam menjawab, tiba-tiba muncul Khidmah ndhalem yang menyampaikan jika ada tamu yang ingin bertemu dengan Kyai Ilzam.

Pada akhirnya Kyai Ilzam pergi menemui tamu di ruang penerimaan tamu.

“Mas, yang di maksud Abi tadi apa?” tanya Adiba masih penasaran. Memang manusia super kepo!

“Kita bahas di kamar aja,” ajak Haidar sambil menarik tangan Adiba ke kamar.

Sesampainya di kamar, Adiba langsung menagih penjelasan pada Haidar karena tak sabar.

“Maksud puasa yang di bilang Abi itu tidak menggauli kamu Diba,” ujar Haidar menjelaskan.

“Mas yakin bisa puasa selama itu?” Tanya Adiba.

Partner Syurga (TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang