Part 43

20.2K 1.4K 1K
                                    

"Jangan menunggu kabar karena yang aku istiqomahkan untukmu itu doa."
_Haidar Al-Faraby

Gus Haidar baru saja pulang. Ia memutuskan mengecek hp karena hari ini ia lupa membawanya. Seketika matanya langsung membelalak melihat banyaknya pesan yang masuk dari Ning Adiba. Panggilan telepon tak terjawab juga sangat banyak membuat Gus Haidar gelisah.

Tak mau basa-basi, ia langsung menghubungi Ning Adiba lewat video call namun sang istri tak kunjung mengangkat.

Setelah mencoba menghubungi tiga panggilan video call yang sama sekali tak terjawab, Gus Haidar memutuskan untuk menanyakan Ning Adiba lewat Gus Albi.

Perjuangan Gus Haidar menghubungi Ning Adiba akhirnya membuahkan hasil karena istrinya akhirnya mengangkat video call darinya.

"Assalamualaikum Ning, kenapa tidak lekas mengangkat?"

"Waalaikumsalam Mas, masih ingat sama aku?"

"Jangan salah paham dulu Ning. Aku bisa jelaskan."

"Jelaskan? Masih perlu Mas? Tiga hari kamu nggak ngasih kabar. Spam chat aku sampai numpuk kayak limbah sampah. Mas kira enak di kacangin? Sesibuk itu ya sampai harus biarin aku resah setiap saat mikirin Mas?"

"Ning tolong_"

"Oh atau emang Mas udah nganggap chat aku itu sampah? Jadi nggak penting buat di balas ataupun di baca?"

"Boleh aku bicara dulu?"

"Masih perlu Mas bicara sama aku?"

"Ning, tahan emosi kamu."

"Gimana bisa tahan? Mas nggak ngerti apa yang aku rasain!"

"Kamu sendiri nggak ngerti situasi yang terjadi di sini!"

"Oh gitu ya. Maaf Mas, emang bener aku cuma ngerepotin Mas."

"Ning, tolong kasih aku kesempatan buat meluruskan semuanya."

"No! Mulai sekarang mending kita nggak usah saling kasih kabar satu sama lain. Kita fokus sama kegiatan masing-masing."

"Tapi Ning_"

Tut Tut Tut

Telepon di akhiri sepihak dan parahnya Ning Adiba langsung memblokir nomor Gus Haidar.

Gus Haidar menarik nafas panjang. Ia memijat kepalanya yang terasa pusing.

"Ning, aku tahu aku salah tapi kamu nggak tahu apa yang sebenarnya terjadi," ujar Gus Haidar. Tatapannya benar-benar sendu.

Ia yakin jika Ning Adiba benar-benar murka karena Mila yang tiba-tiba mengirim chat sembari mengirim foto Gus Haidar padanya.

Terlebih tiga hari ia tak memberi kabar pada Ning Adiba. Ia yakin semua tidak mudah untuk Ning Adiba. Tapi ia punya penjelasan atas semua yang terjadi.

Gus Haidar tidak bisa tinggal diam. Ia takut permasalahan seperti ini akan membuat hubungannya dengan Ning Adiba semakin renggang.

Pada akhirnya ia pun menghubungi Mila untuk memprotes apa yang telah ia lakukan pada istrinya.

"Assalamualaikum Mila."

"Waalaikumsalam Gus, ada yang bisa saya bantu? Tumben langsung nelpon."

"Apa yang kamu perbuat sama Adiba? Darimana kamu dapat nomor Adiba? Kenapa kamu nekad mengirim pesan pada Adiba?"

Partner Syurga (TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang