Part 44

19.3K 1.4K 200
                                    

"Terpisah jarak dan waktu emang sakit karena harus di guyur kerinduan tapi pertemuan menjadi berkali lipat manis dan cinta menjadi lebih indah."
_Haidar Al-Faraby

Ting.

Entah sudah berapa kali Ning Adiba mendengar notif pesan yang ia yakin dari Mila. Isinya sudah tentu provokasi hubungannya dengan Gus Haidar.

Ning Adiba tidak memperdulikan chat dari Mila yang terus mengirimkan beberapa foto kebersamaannya dengan Gus Haidar. Meskipun hatinya panas, ia mencoba menahannya karena ia telah mendengarkan semua penjelasan Gus Haidar. Tak ada satupun pesan yang ia tanggapi.

Ning Adiba cukup sadar diri jika urusan sang suami di sana sangat banyak. Ia harus benar-benar menanamkan kepercayaan seratus persen agar tidak terjadi kesalahpahaman yang meruntuhkan pertahanan cinta mereka yang kini tengah di uji oleh jarak dan ruang.

"Mungkin Mas Haidar lagi rapat sama para donatur kali ya," kata Ning Adiba ber-positif thinking.

Sudah cukup goncangan hubungan mereka yang menumpahkan air mata karena drama salah paham dan kecemburuan.

Cemburu memang tanda cinta. Tapi cemburu yang sehat tidak akan menguras air mata untuk meratapinya.

Perasaan cemburu dan kesal jelas Ning Adiba alami ketika Mila tak berhenti mengganggunya. Mengirimkan pesan berupa kata-kata yang bisa membuatnya terus merasa bersalah karena tidak bisa menjadi istri yang baik Gus Haidar. Pada akhirnya ia memutuskan mem-block nomor Mila dan menghapus semua pesannya demi menjaga perasaannya sendiri.

"Aku yakin suamiku setia," ucap Ning Adiba memantapkan hati.

Saat ini, Ning adiba hanya ingin fokus pada ujian akhir semester agar ia bisa segera liburan dan menyusul suaminya di Darul Qur'an.

Ia meraih buku LKS dan mulai membacanya.

Ting.

Bunyi notif di ponselnya membuat Ning Adiba spontan meraih benda pipih itu dan membuka sebuah pesan yang ternyata berasal dari sang suami.

Gus Haidar : Alhamdulillah, kondisi Abah membaik. Sekarang beliau bisa pulang Ning.

Ning Adiba tidak dapat menahan senyumnya. Hatinya yang awalnya galau dan kesal dengan serentetan pesan Mila, kini mulai senang mendapat kabar dari sang suami jika kondisi mertuanya mulai membaik.

"Ya Allah, Alhamdulillah. Semoga Abah tetap sehat dan bisa menggendong cucu sesuai impiannya," ucap Ning Adiba.

👶👶👶👶👶👶

Ning Adiba berkunjung ke kediaman Bu Nyai Halwa. Sejak pagi tadi, ia tidak melihat sosok Nana.

"Dimana ya Mbak Nana?" Kata Ning Adiba mencoba mencari keberadaan kakak ipar kesayangannya itu.

"Dek? Cari siapa?" Tanya Gus Afiq yang terlihat baru saja pulang dari kampus.

"Mbak Nana Mas," jawab Ning Adiba.

"Oh, emang ada urusan apa?"

"Nggak ada Mas. Cuma pengen cerita-cerita aja sama Mbak Nana. Sekaligus minta di ajarin soalnya mulai besok aku kan udah ujian," ucap Ning Adiba menjelaskan.

"Oh, ya udah. Mas makan dulu ya," ucap Gus Afiq.

Ning Adiba mengangguk kemudian meneruskan misinya mencari keberadaan Nana.

"Apa lagi pergi keluar sama Mas Albi?" Gumam Ning Adiba.

Setelah lama mencari Nana namun tidak menemukan sosoknya, Ning Adiba memutuskan untuk bermain di asrama putri namun ketika sampai di halaman rumah, ia melihat mobil Gus Albi yang baru datang.

Partner Syurga (TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang