Part 46

21.3K 1.5K 239
                                    

"Segala kondisi nggak akan memudarkan cantikmu bahkan bertambahnya usia sampai kamu menua juga tidak akan mengusaikan cantikmu di mataku. Karena definisi cantik versiku itu kamu."

_Haidar Al-Faraby

Selepas sholat Maghrib, Ning Adiba jadi ketar ketir sendiri membayangkan apa yang akan terjadi nanti malam. Wajahnya terlihat tegang dan fokusnya hilang.

Melihat itu, Gus Haidar yang pengertian langsung mengajak istrinya keluar dan makan bersama di luar sembari menikmati udara malam yang dingin dan sejuk.

"Mas, kira-kira akan ada perempuan lain yang bisa menarik hati Mas selain aku nggak?" Tanya Ning Adiba.

Gus Haidar mengulum senyum. Tatapannya tak lepas dari wajah menawan sang istri yang terlihat cantik jelita.

"Ada," jawab Gus Haidar.

Ning Adiba melotot seketika. "Siapa?"

"Calon putri kita nanti," kata Gus Haidar sambil tersenyum.

Ning Adiba menghela nafas lega. "Hobi banget bikin overthinking," ketusnya.

"Makanya jangan suka overthinking sama suami," tutur Gus Haidar sembari mengelus puncak kepala Ning Adiba.

"Tumben Mas ngajakin makan di luar," kata Ning Adiba sedikit heran.

"Biar kamunya senang," sahut Gus Haidar.

Mendengar ucapan Gus Haidar, senyum Ning Adiba mengembang seketika. Sosok suaminya benar-benar membuat dirinya sumber kebahagiaannya.

"Aku udah jadi idaman kamu belum?" Tanya Gus Haidar.

"Udah," jawab Ning Adiba cepat.

"Satu-satunya idaman atau ada lelaki lain yang kamu idamkan?" Tanya Gus Haidar kembali.

"Ada lelaki lain sih," jawab Ning Adiba.

Mendengar itu, Gus Haidar mengerutkan kening. "Siapa?" Tanyanya berusaha santai.

"Abi," jawab Ning Adiba sambil tersenyum.

"Abi guru terbaik soal bikin istri bahagia," kata Gus Haidar memuji mertuanya.

Beberapa saat kemudian, Gus Haidar dan Ning Adiba pun selesai makan. Mereka segera menuju perjalanan pulang namun di tengah perjalanan, Ning Adiba merengek pada Gus Haidar untuk berhenti membeli kebab.

Dengan segala kesabaran dan kasih sayang, Gus Haidar menghentikan motornya dan membelikan istri kecilnya ini kebab.

Ketika sibuk mengantri, terlihat sosok Ivan yang ternyata juga berada di sana.

"Ning Adiba," sapa Ivan sambil tersenyum sumringah.

"Eh, Bang Ivan," balas Ning Adiba tersenyum kaku.

"Sama Gus Haidar juga? Bukannya lagi LDR?" Tanya Ivan.

"Iya, Alhamdulillah Mas Haidar datang ke sini jengukin," Jawab Ning Adiba.

"Ning ambil antrian saya aja biar cepat," kata Ivan menawarkan.

Ning Adiba tidak langsung menjawab. Ia menoleh ke arah Gus Haidar dengan ekspresi seolah meminta pendapat.

Setelah mendapat satu kedipan dari Gus Haidar, Ning Adiba pun menyetujuinya karena sejujurnya tubuhnya merasakan tidak nyaman.

"Nggak papa Bang?" Tanya Ning Adiba memastikan.

"Nggak papa. Lagian malam-malam begini kasihan kalau Ning Adiba harus nunggu antrian lama. Biar saja aja," kata Ivan cosplay menjadi pahlawan kemalaman.

Partner Syurga (TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang