"Bersamamu aku sadar kalau rumah tidak selalu berbentuk bangunan, tapi sosokmu yang bisa menjadi rumah ternyaman untukku."
_Adiba Mumtaza
Gus Haidar memposting fotonya bersama Ning Adiba. Foto pertama dalam postingan Instagramnya karena biasanya ia akan memposting tentang kata mutiara dan kata motivasi.
Beragam komentar membanjiri postingan Gus Haidar. Beberapa ada yang negatif namun banyak yang positif. Banyak dari warna net yang memberondong akun Mila agar segera menghapus postingannya karena mereka membela pasangan halal yang serasi.
"Mas postingannya udah nggak ada," ucap Ning Adiba dengan wajah sumringah.
"Alhamdulillah. Aku ngerasa lebih tenang sekarang," sahut Gus Haidar.
"Beberapa followers kamu dan followers aku yang support berondong buat take down postingan itu. Apa itu karena mereka, Mila hapus postingan?" Ujar Ning Adiba.
"Entahlah Ning. Yang pasti kita harus syukuri semua ini," ucap Gus Haidar.
"Iya Mas."
"Ya udah, lanjut belajarnya," ucap Gus Haidar sembari mengelus puncak kepala Ning Adiba.
"Mas mau kemana?" Tanya Ning Adiba.
"Mau ke asrama bentar, nanti balik lagi kok," jawab Gus Haidar.
Ning Adiba mengangguk. Ia langsung fokus pada buku dan beberapa kitab. Sementara Gus Haidar pergi ke asrama putra. Di sana, ia membicarakan banyak hal terkait pesantren bersama Gus Albi, Gus Akhtar dan beberapa pengurus harian lainnya.
"Adiba udah tidur?" Tanya Gus Akhtar.
"Belum kayaknya Mas. Masih fokus belajar," jawab Gus Haidar.
"Gimana kalau kita berbincang di rumah kamu? Aku agak kangen sama bocil kesayangan," ucap Gus Albi tiba-tiba.
"Boleh juga," sahut Gus Akhtar.
"Aku di sini aja Mas," kata Gus Amjad menyahut.
Pada akhirnya Gus Albi, Gus Akhtar dan Gus Haidar yang datang ke rumah mini Ning Adiba dan Gus Haidar.
Mereka langsung meneruskan perbincangan tentang beberapa pengalaman merantau di beberapa pesantren.
"Aku salut dan kagum banget sama kamu Dar," ungkap Gus Albi tiba-tiba.
"Kenapa bisa Mas?" Tanya Gus Haidar penasaran.
"Kenapa bisa tidur di pelukin Adiba setiap malam tapi bisa nahan diri," jawab Gus Albi.
"Mungkin karena Adiba masih kecil jadi nggak menarik di mata Haidar," canda Gus Akhtar.
Tepat saat Gus Akhtar mengatakan itu, Ning Adiba menginjakkan kaki di ruang tamu. Telinganya pun mendengar kalimat itu. Kalimat candaan yang entah mengapa merasuk ke dalam pikirannya. Ia pun memundurkan langkah sebelum yang lainnya menyadari kehadirannya.
"Sebentar lagi umurnya mau enam belas tahun dar. Semoga saja tubuhnya masih bisa tumbuh," imbuh Gus Albi sambil terkekeh.
"Kasihan banget Gus Haidar harus nikah sama bocil," ucap Gus Akhtar sambil tertawa.
KAMU SEDANG MEMBACA
Partner Syurga (TERBIT)
Romance"Aku memang bukan lelaki idaman para wanita tapi aku berjanji akan berusaha menjadi satu-satunya lelaki idamanmu." _Haidar Al-Faraby Menikah muda memang bukan impian Ning Adiba sama sekali tapi apa yang tidak di inginkan belum tentu menjadi hal terb...