Part 60

26.1K 1.1K 4
                                    

Usia kandungan Ning Adiba telah masuk sembilan bulan. Kini aktivitasnya benar-benar sangat terbatas karena perutnya sangat besar dengan tubuh yang kecil. Ia lebih mudah lelah dan sulit tertidur.

Di tengah perjuangannya itu, ada Gus Haidar yang menjadi sosok suami terbaik yang sering menemani dan memijatnya.

"Mas ingat nggak kalau aku pernah bilang pengen seperti Sayyidah Khadijah untuk Mas?" Tanya Ning Adiba.

"Kapan ya?" Sahut Gus Haidar dengan wajah seolah-olah berfikir keras.

Ning Adiba memukul pelan dada Gus Haidar sambil memanyunkan bibir. "Jangan pura-pura amnesia ih," ujarnya.

Gus Haidar tertawa kecil kemudian tangannya menangkup kedua pipi Ning Adiba.

"Iya Mas ingat semuanya," kata Gus Haidar sambil tersenyum.

"Menurut Mas aku udah bisa nepatin ucapan aku belum?" Tanya Ning Adiba.

"Udah sayang. Kenapa nanya gitu? Hm?" Sahut Gus Haidar sembari mencondongkan wajah ke arah Ning Adiba.

"Nggak papa, aku cuma pengen tahu aja," ujar Ning Adiba sambil tersenyum.

"Oh ya, malam ini kamu belum setoran hafalan sama Mas," tagih Gus Haidar.

Setelah ingatan Gus Haidar pulih, Ning Adiba lebih sering setor hafalan pada Gus Haidar. Lima hari sekali setiap bakda sholat wajib, Gus Haidar menyempatkan waktunya untuk menyimak hafalan sang istri. Karena itu, Ning Adiba lebih semangat dan rajin menghafalkan.

Meski begitu, banyak rintangan yang harus Ning Adiba hadapi ketika menghafal karena kondisi kehamilannya yang membuatnya mudah lelah.

"Eh iya. Pokoknya harus hafal sebelum lahiran ya Mas?" Kata Ning Adiba.

"Jangan terlalu menekan diri. Setelah lahiran pun juga nggak masalah, asal niatnya karena Allah," tutur Gus Haidar. Ia tidak mau istrinya terlalu berlebihan dan berdampak buruk pada kandungannya.

"Iya Mas, ayo simak," kata Ning Adiba.

Detik berikutnya Ning Adiba segera melafalkan hafalan dan Gus Haidar menyimaknya. Sesekali Ning Adiba harus berhenti dan meminum air karena tenggorokannya kering. Belum lagi ia harus menghafal dengan perlahan karena nafasnya yang ngos-ngosan.

"Alhamdulillah udah selesai," ucap Ning Adiba setelah menghabiskan cukup waktu menyetorkan hafalan pada Gus Haidar.

"Sampai juz dua puluh delapan. Itu artinya kurang dua juz lagi kan?" Kata Gus Haidar.

"Iya Mas, Alhamdulillah. Insyaallah juz 30 udah hafal waktu kecil tinggal muroja'ah," sahut Ning Adiba.

"Masyaallah, Mas ikut senang dan bangga. Semoga impian kamu tercapai sayang," ucap Gus Haidar sembari memeluk Ning Adiba.

_____________

"Mas, nggak capek?" Tanya Ning Adiba entah sudah berapa jam kepalanya menempel di bahu sang suami.

"Enggak sayang," jawab Gus Haidar cepat.

"Kadang Mas risih nggak sih kalau aku manja sama Mas?" Tanya Ning Adiba penasaran.

Gus Haidar mencubit pelan pipi sang istri. "Justru Mas suka," ucapnya.

"Dan Mas bersyukur karena ada istri yang ketika hamil nggak mau manja sama suami karena alergi," lanjutnya.

Partner Syurga (TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang